Jenis-jenis makna
1.
Makna kognitif
Makna kognitif adalah makna yang ditunjukkan oleh acuannya,
makna unsure bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa,
objek atau gagasan dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponennya.
Contoh makna kognitif:
Kata pohon Jika kita bermakna pohon terbayang
pada kita pohon yang selama ini kita kenal yaitu tunbuhan; tinggi;
berdaun, berbatang, kadang – kadang bercabang, kadang-kadang tidak.
2.
Makna Ideasional
Makna ideasional adalah makna yang muncul akibat penggunaan
kata yang memiliki konsep. Dalam hubungan dengan makna ideasional
kata, ada baiknya dibedakan konsep kata dan makna ideasional kata. Konsep
kata merupakan makna inti, sedangkan makna ideasional merupakan
konsekuensi atau hal yang diharapkan yang berlaku didalam sebuah kata.
Contoh makna
ideasional:
Dalam BI terdapat kata demokrasi .
konsep makna kata demokrasi adalah persamaan hak dan kewajiban seluruh
rakyat. Makna ideasionalnya, yakni rakyat turut memerintah melalui wakil –
wakil yang akan memimpin mereka. Rakyat berhak mengawasi jalannya pemerintahan,
tetapi rakyat berkewajiban pula untuk bersama –sama menanggung biaya
pembangunan yang mereka harapkan.
3.
Makna Denotatif
Makna denotatife adalah makna atau kelompok kata yang
didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud diluar bahasa
yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat.
Denotasi
adalah hubungan yang digunakan didalam tingkat pertama dalam sebuah kata yang
secara bebas memegang peranan penting .
Contoh
makna denotatife:
Kata
uang yang mengandung makna benda kertas atau logam yang digunakan dalam
transaksi jual beli.
4.
Makna Proposional
Makna Proposional adalah makna yang muncul apabila seseorang
membatasi pengertiannya tentang sesuatu. Makna proposional biasa dipadankan
dengan makna deskriptif, atau makna referensial, atau makna kognitif, atau
makna ideasional ( lihat lyons, 1, 1977:51).
Contoh
makna proposional :
Kalau
seseorang mengujarkan sudut siku-siku pasti 90 derajat.
5.
Makna Emotif
Makna Emotif adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi
pembicara atau sikap pembicara mengenai apa yang di pikirkan atau di rasakan
(Shipley, 1962 :261).
Contoh
makna emotif :
Kata
kerbau yang muncul dalam urutan kata engkau kerbau. Kata kerbau ini menimbulkan
perasaan tidak enak bagi pendengar, atau dengan kata lain, kata kerbau
mengandung makna emosi. Kata kerbau di hubungkan dengan prilaku yang malas,
lamban, dan dianggap sebagai penghinaan.
6.
Makna referensial
Makna referensial adalah makna yang langsung berhubungan
dengan acuan yang di tunjuk oleh kata. Sebelum di lanjutkan uraian makna
referensial mengisyaratkan kepada kita tentang makna yang langsung menunjuk
pada sesuatu, apakah benda, gejala, kenyataan, peristiwa, proses, sikap.
Contohnya:
Kalau
seseorang mengatakan marah maka yang di acu adalah gejala marah, misalnya muka
yang cemberut, diam, dan kalau berbicara menggunakan bahasa yang bernada
tinggi, yang kadang-kadang di ikuti dengan anggota badan.
7.
Makna pictorial
Makna pictorial ialah makna yang muncul akibat
bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang di dengar atau di baca.
Contoh:
Dalam
BI terdapat kata kakus. Orang yang mendengar atau membaca kata
kakus, akan terbayang hal-hal yang berhubungan dengan kakus, misalnya
baunya, warna kotoran yang masuk kedalam kakus. Pendengar atau pembaca jijik,
mual, dan kalau kita dengar ketika kita sedang makan, dan kemungkinan
besar kita akan berhenti makan. Makna kata kakus dengan segala
bayangannya ada di dalam otak kita.
8.
Makna
Gramatikal
Makna gramatikal/ makna fungsional/
makna fungsional / makna internal adalah makna yang muncul sebagai akibat
berfunsinya kata dalam kalimat. Misalkan dalam Bahasa Indonesia terdapat kata dua
kalau kata dua di tempatkan dalam kalimat, misalnya : Dua? / Dua! Masih Dua.
Baru Dua. Dua kali.
Kata, urutan kata dua memperlihatkan makna yang berbeda-beda.
Makna inilah yang di sebut makna gramatikal.
9.
Makna
Leksikal
Makna leksikal/ makna semantik/ makna eksternal adalah makna kata ketika kata
berdiri sendiri, entah
Dalam leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang
lebih tetap seperti yang bisa dibaca di dalam kamus bahasa tertentu.
Contoh: dalam bahasa Indonesia terdapat kata gawang
di dalam KBBI kata gawang di artikan:
a.
Dua tiang yang
di hubungkan dengan kayu palang pada bagian ujung atas.
b.
Dua tiang yang
berpalang sebagai tempat sasaran memasukan bola dalam permainan sepak bola.
10. Makna
Luas
Makna luas menunjukan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas
dari yang di pertimbangkan. Kata akan jelas sekali maknanya setelah pendengar
atau pembaca mengikuti rangkaian kalimat berikutnya.
Contoh:
Kalau seseorang mengatakan kuliah, apakah yang
sebenarnya di maksud dengan kata ini? Kalau seseorang berkata, ” kuliah
sebentar sore ini”.
11. Makna Sempit
Makna sempit merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran.
Makna sempit biasa di sebut khusus.
Contoh: berikan gudang garam padanya, urutan
kata gudang garam mengacu pada rokok yang berlabel gudang garam, rokok kretek
yang bernama gudang garam. Orang yang meminta untuk memberikan rokok, pasti
akkan mengambil rokok kretek yang bernama gudang garam. Pengertian rokok lebih
sempit pada rokok yang berlabel gudang garam.
- Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang
muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau
kalimat. Makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam
dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya
bahasa.
Contoh:
Seseorang berkata ”Datanglah ke pondok buruk kami” urutan kata pondok buruk mengandung
makna afektif terlihat adanya rekasi yang berhubungan dengan perasaan
pendengar. Kalau seseorang berkata ”monyet’’ maka mengandung makna yang
berhubungan atau mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata
lain kata monyet memiliki makna yang berkaitan dengan nilai rasa. Kata monyet
berhubungan dengan penghinaan.
- Makna Ekstensi
Makna ekstensi adalah makna yang mencakup semua ciri
objek atau konsep (Harimurti, 1982:103). Makna ekstensi mencakup semua makna
atau kemungkinan makna yang muncul dalam kata.
Contoh:
Kata ayah dapat di maknakan : orang tua anak-anak,
laki-laki, telah beristri, tidak memakai BH, sebagai kepala rumah tangga, atau
orang yang berusaha keras mencari nafkah untuk anak dan istrinya.
- Makna Gerefleker
Makna gerefleker adalah makna yang muncul karena sugesti
emosional dan makna yang berhubungan dengan kata atau ungkapan tabu. Hal-hal seperti
ini, misalnya berhubungan dengan seksual, kepercayaan atau kebiasaan.
Contoh:
Kata-kata bersetubuh, ereksi, ejakulasi adalah kata-kata
yang mengandung makna gerefleker. Dengan demikian, dalam tata pergaulan yang
sopan tidak mungkin orang berkata ” mari kita bersetubuh,” meskipun kalimat ini
wajar di lihat dari segi struktur. Jadi kata ini tidaklah pantas dikatakan pada
situasi yang bukan pada tempatnya.
- Makna Intensi
Makna intensi merupakan makna yang menekankan maksud
pembicara (Harimurti, 1982:103).
Contoh:
Ambillah kata roti yang akan muncul dalam kalimat
a.
saya minta roti
b.
saya mau
menyimpan roti
c.
saya akan
membeli roti
d.
saya akan
membuat roti
e.
saya akan
mengiris roti
- Makna Kiasan
Makna kiasan adalah pemakaian kata-kata yang maknanya
tidak sebenarnya.
Contoh :
Dalam BI terdapat kata bintang yang bermmakna
benda langit yang berkelap-kelip jika dilihat pada waktu malam ( ya…
bintang tidak pernah kelihatan siang). Namun, kalau seseorang berkata ” Dia
bintang lapangan”. Urutan kata bintang lapangan bermakna kiasan, orang
yang terampil bermain sepak bola.
- Makna Kolokasi
Makna kolokasi biasanya berhubungan dengan penggunaan
beberapa kata di dalam lingkungan, yang sama. Kalau seseorang berkata
garam, gula, ikan, sayur, terong, tomat, kata-kata ini berhubungan dengan
lingkungan dapur. Kalau seseorang berkata gergaji, gurdi, ketam, pahat, parang,
tukul. Maka kata-kata ini berhubungan dengan lingkungan tukang kayu dll.
- Makna konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan
pemakai bahasa terhadap kata yang di dengar atau kata yang dibaca.
Misalnya kata amplop. Kta amplop bermakna sampul
yang berfungsi tempat mengisi surat yang akan disampaikan kepada orang lain
atau kantor. Atau instansi. Makna ini adalah makna denotasinya. Tetapi pada
kalimat ” Berilah amplop agar urusanmu segera selesai”. Maka kata amplop
sudah bermakna kkonotatif yakni berilah ia uang. Kata amplop
dan uang masih ada hubungan, karena uang dapat saja diisi di dalam amplop.
Dengan kata lain kata amplop mengacu kepada uang dan lebih khusus lagi lagi
uang pelancar, uang pelicin, uang semir, uang sogok.
- Makna konstruksi
Makna konstruksi merupakan makna yang terdapat di dalam
suatu konstruksi kebahasaan.
Misalnya makna milik atau yang menyatakan kepunyaan di
dalam BI dinyatakan dengan jalan membuat urutan kata atau menggunakan akhiran
punya. Orang dapat mengatakan mobil si Yopi, rumah ibu, tasmu, songkoknya.
Makna dimaksud terdapat di dalam konstruksi.
- Makna Kontekstual
Makna kontekstual atau makna situasional muncul sebagai
akibat hubunngan antara ujaran dan konteks. Misalnya konteks situasi memaksa
pembicara mencari kata yang maknanya berkaitan dengan situasi. Misalnya situasi
kedukaan akan memaksa orang untuk mencari kata yang maknanya berkaitan dengan
situasi itu. Orang akan menggunakan kata yang maknanya ikut bersedih, kasihan,
sayang. Orang tidak akan mungkin mengatakan ” yang meninggal ini berhutang pada
saya”.
- Makna Lokusi
Makna lokusi adalah makna yang terdapat
di dalam ujaran di tambah dengan faktor-faktor yang turut melahirkan ujaran
tersebut misalnya faktor konteks. Dalam teori ujaran terdapat 3 macam tindak
ujaran, yakni: tindak lokusi yang mengitkan suatu topik dengan suatu keterangan
dalam suatu ujaran tindak ilokusi yaitu pengujaran suatu pernyataan,
janji, pertanyaan, tawaran, dan ilokusi yaitu hasil atau efek yang di timbulkan
oleh ujaran itu pada pihak pendengar sesuai dengan koonteks.
Contoh :
Dakam BI terdapat urutan kata atau kalimat ”Rumahmu
bagus” atau ”Rumahmu bersih”. Kawan bicara mendengar ujaran itu (lokusi), ia
berusaha memahami kandungannya (ilokusi) akibatnya (perlokusi) yakni kawan
bicara akan gembira sebab mendapat pujian tetapi kalau ternyata rumah itu kotor
maka si kawan bicara akan merah mukanya sebab kalimat itu merupakan penghinaan
baginya.
- Makna pusat
Makna pusat atau makna inti adalah
makna yang dimiliki setiap kata meskipun kata tersebut tidak berada di dalam
konteks kalimat. Untum menentukan makna pusat harus ditentukan lebih
dahulu, dari sudut manakah kita melihat kata-kata itu.
Misalnya kata melihat yang
masuk ketegori verbal. Makna kata melihat dpat dirinci dari (i) kegiatan, (2),
objek dan (3) hasilnya. Dilihat dari segi kegiatan makna pusat kata
melihat yakni melaksanakan kegiatan ....; dilihat dari segi objek maka makna
pusat kata melihat yakni....yang ditujukan kepada...;dan jika dilihat dari segi
hasilnya, maka makna pusat kata melihat yakni...untuk mengetahui....
- Makan stiliska
Merupakan makna yang muncul akibat pemakaian
bahasa. Kita dapat menjelaskan makna stiliska melalui berbagai
dimensi dan tingkatan pemakaian bahasa.
Contoh:
Misalkan dalam suatu penggalan cerpen terdapat efek yangb
berhubungan dengan emosi, sedih gembira, terkesima, tersedih.
- Makna Tekstual
Merupakan makna yang timbul setelah
seseorang membaca teks secara keseluruhan. Makna tersebut tidak di peroleh
hanya melalui makna setiap kata, atau makna setiap kalimat, tetapi makna
teksttual dapat di temukan setelah seseorang membaca keseluruhan teks.
Contoh:
Dalam harian suara merdeka 12 juni 2005, halaman tertentu
menurunkan berita yang yang di dalamnya terdapat kata menjurus. Untuk
mengetahui arti kata itu sebenarnya kita perlu membaca teksnya secara
keseluruhan baru kita dapat menyimpulkan.
- Makna tematis
Makna tematis akan dipahami setelah di komunikasikan oleh
pembicara atau penulis baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan maupun
penekanan pembicaraan pembicaraan. Misal ketika makna waktu yang ingin di tonjolkan
contohnya sebagai berikut: ”Kemarin, Ali anak dokter Bagus meninggal”.
0 komentar:
Posting Komentar