PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar
Belakang
Karya
sastra ialah karya kreatif imaginatif. Yaitu karya yang mempunyai bentuk
demikian, sehingga unsur-unsur estetikanya mrupakan bagian yang dominan. Dengan
adanya kreatif orang dapat melihat beberapa kemungkinan, daripada apa yang
telah dijangkau oleh orang lain. Sejalan dengan itu, maka karya sastra hanya
mungkin wujud pada orang yang dinamis. Orang yang punya gerak hidup dalam
rohani dan jasmaninya. Kegiatan sastra memerlukan tangan yang lasak dan hati
yang gelisah. Inilah adalah konsekuensi dari pada sifat kreatif. ( UU Hamidy,
2001:7).
Teeuw
dalam Rachmat Djoko Pradopo ( 2010 : 106 ) mengatakan,
Karya sastra
adalah artefak, adalah benda mati. Baru mempunyai makna dan menjadi objek
estetik bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan
manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh arkeolog.
Selanjutnya
UU Hamidy (2001:7) mengatakan bahwa dalam karya sastra terbagi menjadi dua
yakni fiksi dan puisi yang merupakan karya kreatif imaginatif yakni karya yang
mempunyai bentuk sedemikian rupa. Karena bentuk karya sastra ini terbentuk
sedemikian rupa sehingga di dalamnya terdapat keunggulan tersendiri dari setiap
jenis karya sastra tersebut, miasalnya puisi dan novel memiliki keunggulan yang
berbeda antara keduanya.
Nurgiyantoro
( 2010 : 3), mengatakan fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia
dalam interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan dan
berupa hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan
kehidupan.
Wellek
& Weren dalam Burhan Nurgiyantoro ( 2010 : 3 ) mengatakan :
Fiksi merupakan
sebuah cerita dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan
hiburan kepada pembaca di samping adanya tujuan estetik. Membaca sebuah karya
fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan
betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan,
sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik, tetapi
merupakan bangunan struktur yang koheren, dan tetap mempunyai tujuan estetik.
Novel
sebagai salah satu karya sastra yang memiliki nilai lebih dari karya satra yang
lain, hal ini karena bentuk novel lebih digemari masyarakata daripada bentuk
sastra lain. Kenyataan ini disebabkan oleh karya berbentuk novel lebih mengutamakan
realitas kehidupan daripada hanya cerita rekaan sebagai hiburan belaka. Hal ini
sesuai dengan pendapat Robbert Liddell
dalam Henry Guntur Tarigan ( 2011 : 167 ) mengatakan :
Novel
adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang
melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representative
dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
Beberapa
hal yang membuat penulis tertarik melakukan analisis kajian semiotik dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali di antaranya, dalam karya sastra tersebut terdapat
tanda atau lambang kehidupan yang mengandung pelajaran, mampu menggugah emosi
pembaca, dan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca,
meskipun ada penggalan-penggalan kata yang menggunakan bahasa asing dan setting dari cerita ini di Moskow - Kairo. Alasan penulis menganalisis
masalah kajian semiotik dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali karena di dalamnya
terdapat lambang-lambang dan jenis lambang yang dapat membarikan manfaat dan
pandangan yang baik terhadap pemeluk agama yang berbeda untuk dapat saling
menghargai dan memilih keyakinan menurut kepercayaan masing-masing.
Novel
Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali ini menyuguhkan
karya yang sangat menarik, dilihat dari segi cerita, penokohan, sudut pandang
hingga bahasa yang digunakannya. Novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali menceritakan tentang seorang muslim yang lebih tertarik pada agama
Kristen yang menurutnya terdapat kejanggalan-kejanggalan di dalam agama Islam.
Sepengetahuan
penulis penelitian tentang analisis kajian semiotik dalam novel sudah pernah
diteliti oleh Eti Kurniati dengan judul “ Kajian
Semiotik dalam Roman Hempasan Gelombang Karya Taufik Ikram Jamil”,
mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau tahun 2004. Masalah yang diteliti adalah
mengenai lambang-lambang dan jenis lambang yang terdapat dalam roman Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram
Jamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik dan salah satu teori yang digunakan adalah Mana Sikana ( 1986 : 28 )
mengatakan bahwa semiotik melihat sebuah karya sastra ini dihubungkan dengan
sistem luar karya sastra. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
lambang-lambang yang terdapat roman Hempasan
Gelombang karya Taufik Ikram Jamil adalah lambang tokoh, perwatakan, dan
sistem budaya Melayu. Jenis lambang yang terdapat dalam roman Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram
Jamil adalah jenis lambang indeks dan simbol, hal ini disebabkan roman itu
lebih banyak menggambarkan perwatakan, indeks dan gerak isyarat tokoh.
Kedua,
Tantri Efriliana Putri dengan judul “Analisis Semiotik Syair Surat Kapal dalam
Tradisi Perkawinan Masyarakat Melayu Rengat Indragiri Hulu” mahasiswa FKIP
Universitas Islam Riau pada tahun 2010. Masalah yang diteliti adalah mengenai
perlambangan yang terdapat dalam syair surat kapal dalam tradisi perkawinan
masyarakat Melayu Rengat Indragiri Hulu melalui pendekatan semiotic. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan salah satu
teori yang digunakan adalah :
Menurut Pierce
dalam Nurgiyantoro (2010 : 42),
Semiotik
merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan
yaitu (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta geografis,
penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks, jika ia berupa
hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membubung menandai
kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia
berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah
putih melambangkan bendera negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol
terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sbagai sarana beroikir berasa.
Hasil
penelitiannya adalah menjelaskan bahwasannya dalam Syair Surat Kapal dalam
tradisis perkawinan masyarakat Melayu Rengat Inderagiri hulu terdapat
perlambangan yang menceritakan tentang tata cara perkawinan masyarakat Melayu.
Perlambangan dalam Syair Surat Kapal dalam tradisi perkawinan masyarakat Melayu
Inderagiri Hulu juga menggambarkan tradisi atau kebiasaan masyarakat Melayu
Rengat Inderagiri Hulu dalam perkawinan seperti merisik, bertunangan, antar
tanda, antar belanja dan seterusnya hingga sampai acara persandingan.
Ketiga Rini Helfilesi dengan judul “Kajian Semiotik Dalam Roman Mencari Pencuri
Anak Perawan Karya Soeman HS” , mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau pada
tahun 2012. Masalah yang diteliti adalah mengenai perlambangan yang terdapat
dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan
Karya Soeman HS melalui pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif yang merupakan salah satu bentuk pengumpuln
data yakni mengeksposisikan atau menggambarkan suatu peristiwa dengan
menggunakan kata-kata secara detail atau terperinci ( Laelasari, 2008 : 70).
Perbedaan antara penelitian
sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah objek penelitian dan
teknik pengumpulan data yang digunakan, yang penulis teliti adalah Analisis Kajian Semiotik Dalam Novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali, yang menggunakan teknik hermeneutika dan lapangan atau
kepustakaan (library research. Teknik
Hermeneutika yaitu teknik baca, catat, dan disimpulkan yang berhubungan dengan
perlambangan dan jenis lambang dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud
Jauhari Ali. Teknik catat yaitu mencatat perlambangan dan jenis lambang
yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di
Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari
Ali. ( UU. Hamidy 2003 : 24 ). Teknik lapangan dan kepustakaan (library
research) yaitu penulis memperoleh data penelitian dari perpustakaan seperti
buku-buku sastra, serta buku-buku yang menunjang penelitian ini, sedangkan
penelitian sebelumnya meneliti tentang “Kajian
Semiotik Dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Karya Soeman HS”, menggunakan
metode deskriptif dan teknik hermeneutika dan konten analisa. Dengan demikian,
penelitian yang penulis lakukan ini merupakan penelitian lanjutan.
Secara teoritis manfaat pada
penelitian ini adalah untuk memahami dan menentukan lambang penokohan, lambang kebudayaan,
dan jenis tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan simbol) yang terdapat dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali. Manfaat
penelitian juga bisa digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang sastra
dan sebagai acuan dan bandingan bagi yang berminat untuk penelitian
selanjutnya. Secara praktis hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan
bacaan dalam apresiasi sastra masyarakat terutama di sekolah-sekolah, dan hasil
penelitian ini dapat juga digunakan untuk membantu siswa membuat rangkuman
singkat tentang isi novel tersebut yang termasuk pada kategori semiotik pada
tahap akhir dari pembelajaran siswa menjelaskan keterkaitan isi novel tersebut
dengan kehidupan nyata sekarang.
1.1.2
Masalah
Penelitian
Penelitian
ini berkenaan dengan kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali secara terperinci masalah penelitian ini dirumuskan
sebagai brikut :
1. Apakah
lambang penokohan ( tokoh cerita dan watak tokoh cerita ) yang terdapat dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali ?
2. Apakah
lambang kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ?
3. Apakah
jenis tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan symbol ) yang terdapat dalam novel
Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali ?
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan
serta mengumpulkan data semiotik mengenai :
1. Lambang
tokoh cerita dan watak tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
2. Lambang
kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud
Jauhari Ali.
3. Jenis
tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan symbol ) yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
Data
yang sudah terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan secara sistematis dan
terperinci, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang semiotik dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian
tentang “Analisis Kajian Semiotik Dalam
Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ini
termasuk kedalam ruang lingkup kajian kritik sastra yakni melalui pendekatan
semiotik. Tarigan ( 1984 : 188) mengatakan “ Kritik sastra adalah pengamatan,
perbandingan dan pertimbangan baik buruknya nilai suatu karya sastra”.
Preminger,
dkk dalam Pradopo mengatakan :
Dalam lapangan
kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah
penggunaan bahasa yang bergantung pada ( ditentukan ) konvensi-konvensi
tambahan dan meneliti ciri-ciri ( sifat-sifat) yang menyebabkan bermacm-macam
cara ( modus) wacana mempunyai makna.
Pradopo
( 2010 : 119) mengatakan bahwa Semiotik ( semiotika ) adalah ilmu tentang
tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan
kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik
itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.
Abdul
Chaer ( 2002 : 37 ) mengatakan bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda.
Tanda atau lambang yang serupa tapi tak sama, perbedaannya terhadap tanda adalah
diungkapkan secara langsung, dan lambang tidak memberikan tanda secara
langsung, melainkan sesuatu yang lain. Pradopo ( 2010 : 119 ) mengatakan tanda
mempunyai dua aspek yaitu petanda (signifier)
dan petanda ( signifzed). Penanda adalah bentuk formalnya yang
menandai sesuatu yang disebut petanda. Sedangkan petanda adalah sesuatu yang
ditandai oleh penanda itu yaitu artinya.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan pengamatan terhadap novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo Karya
Mahmud Jauhari Ali yang meliputi tanda atau lambang. Perbedaan yang terlihat
jelas antara tanda dan lambang memudahkan penulis untuk membedakan antara tanda
dan lambang dalam membahas kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali melalui
pendekatan kritik sastra yakni penulis akan meneliti keindahan yang ada dalam
novel ini yang dilihat dari kajian semiotik yang terdiri dari tanda atau
lambang serta sistem kebudayaan yang dipakai dalam novel ini. Lambang
dalam kajian semiotik yang akan diteliti penulis terdiri dari lambang tokoh
cerita, watak tokoh cerita, dan sistem kebudayaan, sedangkan jenis tanda atau
lambang yang terdiri dari beberapa jenis yaitu ikon, indeks, dan simbol.
1.3.1
Pembatasan
Masalah
Melihat
kajian semiotik sangat luas dalam dunia sastra maka peneliti hanya membatasi
pada perlambangan tokoh cerita, watak tokoh cerita, sistem kebudayaan dan jenis
tanda yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali.
1.3.2
Penjelasan
Istilah
Untuk
memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan
pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam pokok penelitian ini. Kajian
semiotik adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari makna atau arti dari suatu
tanda atau lambang yang terdapat dalam karya sastra. Dalam penelitian ini
lambang penokohan merupakan tokoh cerita dan watak tokoh cerita serta sistem
kebudayaan beserta jenis tanda atau lambang yang terdiri dari ikon, indeks, dan
simbol.
1. Semiotik
( semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda.
2. Penanda
adalah wujud yang berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan.
3. Petanda
adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda
tersebut.
4. Tanda
adalah hal yang ditandai bersifat langsung dan lambang adalah hal yang ditandai
bersifat tidak langsung.
5. Tokoh
cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra naratif,
atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan.
6. Watak
adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan
tokoh lain.
7. Sistem
kebudayaan adalah seperangkat unsur seperti norma, tingkah laku, bahasa,
tradisi, adat, agama dan teknologi yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
8. Ikon
adalah lambang yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara
penanda dan petanda yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
9. Indeks
adalah lambang yang menunjukkan kausal ( sebab-akibat) antara penanda dengan
petandanya yang sudah terbentuk secara langsung dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
10. Simbol
adalah lambang yang menunjukkan hubungan antara penanda dan petanda yang sudah
terbentuk secara langsung yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
1.4 Anggapan Dasar dan Teori
1.4.1
Anggapan
Dasar
Berdsarkan
hasil pengamatan penelitian ini, penulis mempunyai anggapan dasar pada
penelitian Analisis Kajian Semiotik
dalam novel “Sebait Cinta Di Bawah langit
Kairo karya Mahmud Jauhari Ali” terdapat lambang yang terdiri dari penokohan
( tokoh cerita dan watak tokoh cerita) dan sistem kebudayaan serta terdapat
jenis lambang yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol.
1.4.2
Teori
Teori
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori atau pendapat dari
Suwardi Endraswara, Pierce, Ferdinand De Saussure, Umar Junus, Charles Morris, UU Hamidy,
Fakhrunnas Ma Jabbar, Plato, Burhan Nurgiyantoro, Pradopo, Anton Chekov, Paul Cobley dan Litza janz,
Nort, dan Praminger.
1.4.2.1
Semiotik
Semiotik
merupakan ilmu bahasa yang membahas mengenai sistem penanda dan petanda yang
menunjukkan kepada sesuatu, dan sesuatu itu memberikan makna, sesuai dengan
dasarnya bahasa merupakan suatu sistem tanda. Semiotik merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tanda atau lambang, dan makna.
Menurut Endaswara ( 2011:64)
mengatakan :
Semiotik adalah
studi tentang tanda, karya sastra akan dibahas sebagai tanda-tanda. Tentu saja
tanda-tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga ada sistem, konvensi,
tanpa memperhatikan hal-hal yang terkait dengan tanda, maka pemaknaan karya
sastra tidaklah lengkap, dan makna karya sastra tidak tercapai secara optimal
jika tidak dikaitkan dengan wacana tanda.
Teori
ini dapat disimpulkan bahwasannya kajian semiotik tidak terlepas dari tanda
atau lambang dan jenis tanda serta sistem kebudayaan yang digunakan dalam novel
yang diteliti
Menurut
Pierce dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 42 ),
Semiotik
merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan
yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta
geografis, penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks,
jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal
membubung menandai kebakaran, wajah yang muram
menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah
terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera
Negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting
karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa.
Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Pierce dapat disimpulkan bahwasannya dalam
semiotik terdapat tiga hubungan yang erat yaitu ikon, indeks, dan simbol.
Menurut Ferdinand De Saussure dalam
Nurgiyantoro ( 2010:43),
Tanda bahasa itu
meliputi significant “penanda” dan signifite “petanda”, dalam hal ini petanda
bisa dipahami sebagai makna. Wujud significant ( penanda) dapat berupa bunyi-bunyi
ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan signifie (petanda) adalah unsur
konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.
Dari
pendapat yang disampaikan oleh Ferdinand De Saussure dapat disimpulkan bahwa
beliau membagi tanda bahasa itu terdiri dari penanda dan petanda, petanda
merupakan makna yang terkandung dalam penanda yang berupa tulisan, dan bunyi
ujaran. Paul Cobley dan Litza janz dalam
Kurtha (2006:97) semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi
tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia.
Menurut
Nort dalam Kurtha ( 2006 : 97) ada empat tradisi yang melatarbelakangi
kelahiran semiotika yaitu : semantik, logika, retorika, dan hermeneutika.
Charles Morris dalam Parera ( 2004 : 41) mengatakan semiotik tidak hanya
berhubungan dengan isyaratat bahasa, melainkan juga berhubungan dengan isyarat-isyarat
nonberbahasa dalam komunikasi antar-manusia dan dapat kita kaitakana semiotika
ilmu isyarat komunikasi.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya semiotik tidak hanya sebatas
isyarat bahasa, tetapi juga mencakup isyarat nonberbhasa yang ada disekitar
kehidupan kita.
Preminger
dalam Sobur ( 2004 : 96 ) mengatakan :
“Semiotik adalah
ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau
masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari
sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda
tersebut mempunyai arti”.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannta semiotik mempelajari
sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda
tersebut mempunyai arti. Junus dalam
Pradopo ( 2010 : 118 ) mengatakan bahwa
semiotik itu merupakan lanjutan atau perkembangan strukturalisme.
Strukturalisme itu tidak dapat dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah
karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna, tanpa
memperhatikan sistem tanda, tanda, dan maknanya, dan konvensi tanda, struktur
karya sastra ( atau karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara
optimal.
Menurut
Pradopo ( 2010 : 119) semiotik ( semiotika ) adalah “ ilmu tentang tanda-tanda.
Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu
merupakan tanda-tanda”. Semiotic mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan
konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam
lapangan kritik sastra, penelitian semiotic meliputi analisis sastra sebagai
sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tamabahan dan
,meneliti ciri-ciri ( sifat-sifat) yang menyebabkan bermacm-macam cara wacana
yang mempunyai makna.
Faruk
dalam Sobur ( 2004 : 124 ) mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana: kata
adalah tanda, demikian pula dengan gerak isyarat, lampu lalu lintas bendera dan
sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, struktur bangunan, atau
nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda.
Struktur
karya sastra ( roman dan novel ) berup penokohan yang terdiri dari lambang
tokoh cerita dan perwatakan tokoh cerita.
Nurgiyantoro ( 2010 : 166 ) mengatakan
bahwa istilah “penokohan” lebih luas pengertian daripada “tokoh” dan
“perwatakan”, sebab ia sekaligus mencakup masalah tokoh cerita, perwatakan,
penempatan, dan pelukisannya dalam sebuah cerita, sehingga sanggup memberikan
gambaran yang jelas kepada pembaca.
Dari
teori di atas dapat disimpulkan bahwasannya pembahasan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali melalui kajian semiotik ini hanya mengenai penokohan yang
terdiri atas lingkup lambang tokoh cerita dan watak tokoh cerita.
Nurgiyantoro ( 2010 : 45-47 )
mengatakan :
Berhadapan
dengan karya fiksi kita juga melihat adanya tanda dan penanda yang jumlahnya
sangat banyak. Pertama kita melihat aspek formal karya itu berupa kata,
kalimat, alinea, dan akhirnya membentuk suatu teks yang utuh, setiap aspek
formal berhubungan dengan aspek makna yang merupakan hubungan asosiatif yakni
unsur yang tidak dapat dilihat kehadirannya, tetapi memiliki makna, uang mana
hubungan asosiatif merupakan teori semiotik dari Saussure yang membahas
mengenai tokoh, perwatakan tokoh, hubungan antar tokoh dan lain-lain.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya tanda dan penanda dalam hal ini
berupa tokoh cerita dan watak tokoh cerita serta sistem budaya yang termasuk
pada ruang lingkup lambang.
Abrams
dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 165 ) mengatakan :
Tokoh cerita
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang
mana oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam tindakan. Selanjutnya Nurgiyantoro
menjelaskan bahwa antar tokoh cerita dan perwatakan yang dimilikinya memang merupakan
kepaduan utuh.
Berdasrkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya antar tokoh dan perwatakan tidak
dapat dipisahkan, sebab tokoh yang ada dalam karya sastra akan menunjukkan
sifat masing-masing tokoh yang terlihat melalui watak yang disampaikannya baik
melalui tindakan, maupun perkataan yang diucapkan.
Untuk
mengetahui watak tokoh, Anton Chekov dalam UU. Hamidy ( 1983 : 25 ) mengatakan
:
Melihat
watak-watak para pelaku dalam cerita fiksi dapat melalui beberapa cara yaitu
(1) melalui uraian penagarang dengan menyebutkan sifat jasmani dan rohani, (2)
melalui tindakan, terutama dalam hubungannya dengan tokoh lain atau dalam
reaksinya terhadap sesuatu keadaan disekitarnya, (3) jalan pikiran tokoh yang
dilukiskan oleh pengarang juga dapat memberitahukan kepada kita bagaimanakah
watak sang tokoh itu, (4) melukiskan keadaan tempat tinggal tokoh karena tempat
tinggal tokoh dipandang member perlambangan terhadap sifatnya, dan (5)
penilaian pelaku lain terhadap tokoh dalam suatu cerita, juga member petunjuk
kepada kita mengenai perwatakan tokoh.
Berdasarkan
pendapat Anton Chekov dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa cara untuk
mengetahui watak tokoh yang memudahkan kita untuk menentukan penokohan (lambang
tokoh cerita dan watak tokoh cerita) yang terdapat dalam karya sastra. Menurut
UU. Hamidy ( 1983 : 25 ) watak-watak dalam karya fiksi itu biasanya adalah
watak-watak yang istimewa, sensitif, bereaksi, secara khas dan menonjol.
Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan UU. Hamidy dapat dijelaskan bahwa dalam karya fiksi
terdapat berbagai jenis watak yang diantaranya adalah istimewa, sensitif,
bereaksi, secara khas dan menonjol yang dapat merupakan suatu cirri khas karena
biasanya akan tampak lebih menonjol dalam suatu karya sastra.
Nurgiyantoro
(2010 : 176 ), membagi tokoh menjadi dua yakni tokoh utama dan tokoh tambahan.
Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku
kejadian maupun yang dikenai kejadian, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh
yan kehadirannya jika ada keterikatan dengan tokoh utama.
1.4.2.2
Sistem
Kebudayan
Kebudayaan
yang ada dalam suatu masyarakat sangat diperlukan karena dengan adanya
kebudayaan maka kepribadian seseorang akan terbentuk cirri khasnya.
Aart
Van Zoest dalam Kurtha ( 2006 : 109 ), menjelaskan Semiotika kebudayaan adalah
tanda-tanda yang terkandung dala suatu kelompok masyarakat tertentu, yaitu
manusia dengan berbagai adat tradisi dan adat kebiasaannya.
Menurut
Fakhrunnas Ma Jabbar ( 1998 : 226 ), menjelaskan :
Kebudaya
merupakan rujukan dari khasanah kekayaan yang bersifat kejiwaan (mental) dan
nilai pegangan, yang tergambar dalam bentuk kebiasaan yang disenangi, perilaku
yang dihargai sebagai sesuatu yang bernilai, serta bagian dari cita-cita dan
harapan yang terealisasi.
Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan oleh Fakhrunnas Ma Jabbar di atas dapat disimpulkan
bahwa kebudayaan lahir dari kebiasaan dan di dalamnya bersifat kejiwaan, dan nilai
yang dianut. UU. Hamidy ( 2009 : 21 ) mengatakan “ Bahwa wujud budaya dapat
dikatakan sebagai segala sesuatu yang telah dicapai manusia. Budaya itu
mencakup agama budaya, filsafat, ekonomi, ilmu dan teknologi dan seni”.
1.4.2.3. Jenis Tanda atau Lambang
Abdul
Chaer ( 2002 : 37 ) , mengatakan bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda,
perbedaannya terhadap tanda adalah bahwasannya lambang tidak memberikan tanda
secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain.
Plato
dalam Chaer ( 2002 : 43 ) menyebutkan :
Di dalam suatu
percakapan yang berjudul “cratylos” menyatakan bahwa lambang itu adaah kata
didalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek yang dihayati di dunia nyata
berupa rujukan, acuan, atau sesuatu yang ditunjuk oleh lambang itu. Oleh karena
itu, lambang-lambang atau kata-kata itu tidak lain daripada nama atau label
dari yang dilmbangkannya, mungkin berupa benda, konsep, aktivitas, atau
peristiwa.
Berdasarkan
pendapat Plato dapat dijelaskan baha dalam lambang terdapat kata dan makna, di
mana kata itu berupa benda, konsep, aktivitas atau peristiwa.
Kurtha
( 2006 :101) mendefinisikan :
Tanda yang
terdapat dalam kajian semiotik adalah ikon merupakan hubungan tanda dan objek
karena serupa, misalnya foto, inddeks merupakan hubungan tanda dan objek karenan
sebab-akibat, seprti asap dan api, dan simbol merupakan hubungan tanda dan
objek karena kesepakatan seperti bendera.
Menurut
Pierce dalam Endaswara mengatakan ( 2011 : 65 ), bahwa ada tiga faktor yang
menentukan adanya tanda yaitu : tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan
sebuah tanda baru yang terjadi dalam batin penerima tanda. Maksud dari teori
ini adalah antara tanda dan yang ditandai ada kaitan menghadirkan sesuatu yang
ada dalam penerima, dan sebuah tanda baru yang diciptakan oleh penerima pesan.
Kurtha
menjelaskan ( 2006 : 102 ), ciri-ciri ikonsitas yaitu pesamaan dan kemiripan
ternyata memberikan rasa aman, ciri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan
daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun
keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonisitas. Dari penjelasn
yang dimaksudkan dapat disimpulkan bahwasannya nama seseorang adalah
ikosinisitas.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian sastra ini adalah kualitatif,
pendekatan kualitatif yakni pendekatan penelitian yang memperhatikan segi-segi
kualiats seperti : sifat, keadaan, peran (fungsi) sejarah, dan nilai-nilai (
UU. Hamidy, 2003 : 23 ).
1.5.2
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian ini termasuk pada penelitain bahasa dan sastra yang secara garis
besar termasuk dalam ruang lingkup penelitian sosial yang objek kerjanya adalah
manusia dan interaksi manusia yang diungkapkan dalam karya, pengarang, dan
pembaca. Penelitian ini menggunakan cara kerja kepustakaan (Library Research)
merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam kamar kerja penelitian atau dalam
ruangan kepustakaan, sehingga peneliti memperoleh data dan informasi, seperti
buku sastra dan buku budaya. ( Djojosuroto, 2010 : 9 -10)
1.5.3
Metode
Penelitian
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang merupakan
salah satu bentuk pengumpulan data yakni mengeksposisikan atau menggambarkan
suatu peristiwa dengan menggunakan kata-kata secara detail atau terperinci (
Laelasari, 2008 : 70 ).
1.5.4
Sumber
Data
Sumber
data penelitian ini adalah novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang berjumlah 205 halaman
dan diterbitkan tahun 2012 oleh Araska Yogyakarta.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mengumpulkan data penelitian, maka penulis menggunakan teknik Hermeneutika dan
lapangan atau kepustakaan (libraray Research). Teknik hemeneutika yaitu teknik
baca, catat, dan simpulkan yang berhubungan dengan perlambangan dan jenis
lambang dalam novel Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Teknik catat yaitu mencatat
perlambangan dan jenis lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari. ( UU.
Hamidy 2003 : 24 ).
Teknik
kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam
kamar kerja penelitian atau dalam ruangan kepustakaan, sehingga peneliti
memperoleh data dan informasi, seperti buku sastra dan buku budaya dalam
mengungkap, memahami, dan menangkap pesan karya sastra dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
1.7 Teknik Analisis Data
Dalam
menganalisis data penelitian tentang “ Kajian Semiotik dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali penulis menggunakan analisis teks, langkah kerja yang
dilakukan untuk menganalisis data penelitian sebagai berikut :
(1) Setelah
melakukan pengumpulan data melalui teknik baca, maka data novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali dengan cara mengklasifikasikan kalimat sesuai dengan masalah
penelitian yakni : a. Lambang tokoh ( menentukan tokoh utama dan tokoh
tambahan) dan watak cerita, b. Lambang kebudayaan. c. Jenis tanda yang terdiri
dari ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam novel Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
(2) Setelah
diklasifikasikan, selanjutnya penulis melakukan analisis perlambangan secara
Analisis Content kalimat pilihan yang termasuk pada kategori masalah yakni : a.
Menentukan tokoh utama dengan cara meneliti tokoh yang banyak berperan dalam
cerita ini, dalam hal ini kita menggunakan teori Nurgiyantoro di dalam teori
yang sudah penulis paparkan sebelumnya. Selanjutnya tokoh tambahan dapat diketahui
bagaiaman peran tokoh tersebut terlibat dalam cerita ini serta perannya
terhadap tokoh utama, dan watak tokoh cerita yang ada dalam novel dapat kita gunakan
teori yang diberikan oleh Anton Chekov mengenai bagaimana menentukan watak
tokoh cerita yang ada dalam sebuah karya fiksi. b. Lambang Kebudayaan yang ada
dalam novel ini dapat diketahui dari perilaku, norma, agama serta sistem
kehidupan yang memiliki kategori tertentu. c. jenis tanda yang terdiri dari
ikon, indeks, dan simbol dapat diketahui dari teori Kurtha yang mendefinisikan
ikon adalah hubungan tanda dan objek karena serupa, indeks adalah hubungan tanda
dan objek karena sebab-akibat, dan simbol adalah hubungan sebab akibat karena
kesepakatan yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
BAB II PENGOLAHAN DATA
2.1 Pengenalan Semiotik
Kajian
semiotik merupakan kajian yang membahas mengenai tanda atau lambang yang
didalmnyaterdapat perbedaan yang diungkapkan secara langsung maupun tidak
langsung. Tanda atau lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit
Kairo karya Mahmud Jauhari ini disajikan oleh pengarang ke dalam karyanya
untuk memberikan makna terhadap sesuatu yang ditunjuk sebagai tanda atau
lambang dan memperindah karya sastra tersebut. Faruk dalam Sobur ( 2004 : 124 )
mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana : kata adalah tanda, demikian pula
dengan gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Strukstur
karya sastra, struktur film, banguanan, atau nyanyian burung dapat dianggap
sebagai tanda. Struktur karya sastra (novel) berupa penokohan yang terdiri dari
lambang tokoh cerita dan perwatakan tokoh cerita.
Mengenai
pembagian semiotik dijelaskan Pierce dalam Nuriyantoro ( 2010 : 42), ke dalam
beberapa bagian yakni semiotik merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya
ke dalam tiga jenis hubungan yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan,
misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan di bagian awal atau
depan, (2) indeks, jika berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap
hitam tebal membubung menandai kebakaran , wajah yang muram menandai hati yang
sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara
konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera Negara Indonesia, dan
bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena sangat berfungsi
sebagai sarana berpikir dan berasa.
2.2 Deskripsi Data
2.2.1
Sinopsis
Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
Karya Mahmud Jauhari Ali.
Terkisahlah
seorang pemuda yang bernama Ivan Mustova yang merupakan seorang alumnus
Universitas Imeni M.V. Lomonosova. Rusia yang mendpatkan tugas menjadi seorang
tenaga ahli di cbang Lukoil Mesir. Hatinya begitu ragu, tapi apa boleh buat
tugas tetaplah tugas yang harus dan wajib dipertanggungjawabkan. Dan di bendara
Domodedovo dia bertemu seorang wanita yang terlihat anggun yang membuat jiwa
lelakinya yang berdarah Rusia dan Mesir itu bergetar oleh seorang lawan
jenisnya. Seperti ada magnet yang menariknya kuat pada wanita itu. Sementara di
Kairo, ada seorang wanita muda pemeluk
agama Kristen Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya dengan Sabar.
Meskipun seorang muslim, sejak
sepuluh tahun lebih Ivan lebih tertarik pada agama Kristen. Ivan sering mendapat dukungan kuat dari Abbas
William, Pendeta di Gereja Ortodoks Koptik dan juga Anggelina untuk
meluruskan keinginannya itu. Bahkan dia sering berdebat dengan wanita berjilbab
yang ditemuinya di Bandara Domededovo tempo hari beberapa hal dalam
islam. Namun, dibalik perdebatan itu ada rasa sayang dan saling suka antara
keduanya.
Banyak
kejanggalan-kejanggalan yang Ivan rasakan dalam Agama Islam “Pertama,
soal ketidak jelasan Allah SWT. Padahal dikatakan bahwa dia itu wujud. Kedua,
doa yang tidak terkabul padahal dia berfirman Niscaya akan
mengabulkan permohonan makhluknya. Ketiga, pelemparan Iblis ke api
Neraka sebagai hukuman pedih. Padahal Iblis juga berasal dari api. Mana
mungkin Makhluk dari api merasakan panas ketika kena api. Keempat,
Shalawat. Padahal Nabi Muhammad sudah dijamin masuk surga, tapi mengapa kita
diprintahkan
2.2.2 Cuplikan Data yang Dianalisis
dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
Karya Mahmud Jauhari Ali.
2.2.2.1 Lambang Tokoh Cerita
1. “Tidak
usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 51)
2. “Bolehkan
saya duduk di sebelah Anda?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 13).
“Farisa. Nama Anda?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 49).
3. “ Ivan, kamu menabraknya!” ucap salah
seorang temanku Viktor. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :25).
“Ivan! Tancap gasnya
sebelum polisi datang!” Vedrov bersuara
keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“ Ivan! Apa yang kamu
lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 25)
4. “Wanita
Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua
wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama.
Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
5. “Ivan?
Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku
dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku
berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Masih cinta? Menurutku
sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu
memperlakukanku? Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku
selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Lalu ada lelaki lain
yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja
memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan
pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
6. “Satu-satunya
jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan
berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 81).
“Jujur, aku sangat
menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan
harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 141).
7. “Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda
bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah
berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).
8. “Ada
tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi
malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi
sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
9. “Sekarang
Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya
lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 35)
10. “Hei!
Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!”
hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
36)
“Apa katamu?Dingin?Ha
ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang
jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 36)
11. Biarkan
saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih
sopan. Kelihatannya dia orang bijak.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
12. “Apa
yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu.
Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang
sedang jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
13. “Mana
foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 155).
“Tenang
saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang
tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti
itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).
14. Pertemuan
ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud
utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
203).
“Ah
bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam.
Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi
kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi
Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Bagaimana,
Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ya,
kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita
tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 204).
Baiklah.
Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
204).
“Kami
ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana?
Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
2.2.2.2 Lambang Perwatakan Tokoh
15. “Maafkan
aku teman-teman! Ini panggilan batinku. Aku harus menolongnya.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 25).
16. “Pakailah.
Mungkin dengan selimut ini rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum
ramah. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
17. “Aku
memaafkanmu. Lekas berdirilah!” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 54).
18. Zaima
yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang
jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
19. Apa
kamu menyukainya?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 80).
20. “Baiklah
aku ikut taruhan itu. Tapi kalau aku yang menang, seluruh gajimu untukku.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 116 )
21. “Kamuian tidak
apa-apa, kan?” perhatian ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128 )
22. “Ambil
saja darahku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
23. “Tenang
saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang
tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti
itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).
2.2.2.3 Lambang Kebudayaan
24. “Bulan tampak
keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di rumah Farisa.
Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain wanita yang
kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
25. “Kami ingin
mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
26. “Alhamdulillah
jika demikian. Mengenai perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang
bersangkutan saja. Dia menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku
paman dan bibiknya akan mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya
mohon dimaklumi apa adanya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
27. “Jujur,
saat ini perasaanku bercampur aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi aku
yakin, ada Allah bersamaku.
2.2.2.4 Jenis Tanda atau Lambang
a. Ikon
28.
Langit
Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan
beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik
dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi keterpesonaanku seketika lesap.” ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012:7)
29.
Nama sup khas dan bubur ala Rusia.
30.
Nama tokoh Ayah.
31.
Nama tokoh Pendeta
32.
Nama tokoh Ibu
33.
Nama tokoh Ivan, Farisa, Penjaga gereja,
Angelina, Viktor, Mikhail, Dokter, Polisi, Tahanan I ( Mizar), Tahanan II
(Naser), Zaima, Professor Rahman, Bibik Farisa,
dan Paman Farisa.
b. Indeks
34. “Mungkin
soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat banyak
kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
35. “Baiklah.
Ini darurat. Tapi ingat ! dalm hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin
operasi yang akan kami lakukan.” . (
Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).
36. “Hei!
Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas sperti itu!”
hardik salah seorang tahanan di sini denga ganas. . ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36).
37. “Ayo
minum lagi.” ajaknya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
38. “Diskusi
yang kita lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu
sangat baik untuk penyembuhan jasmaniahku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).
39. “Wanita
Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).
40. “Lamar saja wanita itu. Lalu kalia menikah. Itu
lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari nuraniku.”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).
41. “Kamu puasa kan?”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 160).
42. “Bagiku,
agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa
pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).
43. “B” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
44. “Saya
tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor
Rahman. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
45. “Pernahkah
Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat
menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air
matanya. . ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
46. “Perutku
sakit?” . ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
193).
c. Simbol
47. Sup
shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di
atas meja sewarna langit biru. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).
48. “Ada.
Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku
sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).
49. “Saya
baik, Abbas.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17).
50. “Oh My God! Kenapa kamu tak mau
membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).
51. “Aku
menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).
52. “Muslimah
? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).
53. “Iya.
Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk agama
kami?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
54. “Silakan,
Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 48).
55. “Aku
mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
56. “Maafkan
aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
57. “Lalu
liontin salib di dadamu itu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
58. “Maklum,
di Kairo traffic lights tidak difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur
qahera.”
59. “ ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).
60. “Jilbab
di luar Timur Tengah.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).
61. “Apa
munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).
62. “Maksudmu
yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).
2.3
Analisis
Data
Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang
akan dianalisis oleh peneliti mengenai kajian semiotik yang terdiri dari tanda
atau lambang serta sistem budaya yang ada di dalam novel ini akan dianalisis
secara keseluruhan.
2.3.1
Lambang
yang Terdapat dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud
Jauhari Ali
Pada
analisis data ini penulis menyajikan bahasa perlambangan yang terdapat dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali. Perlambangan ini disampaikan melalui sesuatu yang lain yang
ada dalam novel Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Abdul Chaer mengatakan (2002 : 37), bahwa lambang
sebenarnya juga adalah tanda,
perbedaannya terhadap tanda adalah bahwasannya lambang tidak memberikan tanda
secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain.
Dalam
penelitian ini penulis menganalisis Perlambangan ini terdiri dari lambang tokoh
cerita, watak tokoh cerita, sistem budaya serta jenis lambang yang dipakai
dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit
Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Berikut adalah analisis data mengenai
lambang yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
2.3.1.1 Lambang Tokoh Cerita
Perlambangan
tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat tokoh utama
dan tokoh tambahan cerita, yang mana tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki
kecenderungan lebih banyak berperan dan didukung oleh tambahan sebagai
pelengkap cerita tersebut.
Faruk
dalam Sobur ( 2004 : 124 ) mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana : kata
adalag tanda, demikian pula dengan gerik isyarat, lampu lalu lintas bendera dan
sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan, atau nyanyian
burung dapat dianggap sebagai tanda. Struktur karya sastra (roman) berupa
penokohan yang terdiri dari lambang tokoh cerita dan perwtakan tokoh cerita.
Berikut
adalah deskripsi tokoh utama cerita dan tokoh tambahan yang terdapat dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
a)
‘Ivan’
merupakan tokoh utama dalam cerita ini, sebab perannya dalam cerita ini sangat
berpengaruh terhadap tokoh lain dan berlanjutnya cerita. Tokoh ‘Ivan’ adalah seorang Muslim, namun
karena kebiasaannya didalam memulai berbicara selalu menggunakan sikap yang
ramah kepada orang lain dan merasa tidak puas dengan agama Islam yang mana ia
lebih tertarik kepada agama Kristen sehingga Ivan menemukan kejanggalan-kejanggalan
dalam Islam yang berupa masalah ketidakjelasan Tuhan, perihal salawat, neraka,
doa, ziarah kubur. Berikut adalah
kutipan pendukungnya:
“Tidak
usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 51)
“Pertama
soal ketidakjelasan Allah Swt. Padahal dikatakan bahwa Dia itu wujud atau ada.
Kedua, doa yang tidak terkabul padahal Dia berfirman niscaya akan mengabulkan
permohonan makhluk-Nya. Ketiga, pelemparan iblis ke api neraka sebagai hukuman
yang pedih. Padahal iblis juga berasal dari api. Mana mungkin makhluk dari api
merasakan panas ketika kena api? Keempat shalawat. Padahal Nabi Muhammad sudah
dijamin masuk Surga, tapi mengapa kita diperintahkan mendoakannya dengan
shalawat itu? Apalagi dinyanyikan dengan suara nyaring yang mengganggu orang
lain. Dan yang kelima tentang perkara ziarah kubur para ulama-ulama hebat.
Mengapa malah menziarahi ulama? Mengapa tidak menziarahi dan mendoakan
orang-orang yang banyak dosanya? Aku rasa cukup itu saja dulu yang perlu
kusebutkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
b. ‘Farisa’
adalah tokoh tambahan dalam cerita ini, yang merupakan seorang wanita muda yang
anggun yang berasal dari Mesir yang pernah bertemu dengan Ivan di bandara
Domodedovo dan berkenalan pada saat Farisa berada di Rumah sakit Zeinhum,
Kairo. Berikut kutipan pendukungnya :
“Bolehkan
saya duduk di sebelah Anda?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 13).
“Farisa.
Nama Anda?” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 49).
c. ‘Viktor, Vedrov dan Mikhail’
adalah tokoh tambahan dalam cerita ini yang berperan sebagai teman-teman ‘Ivan’
yang ikut bersamaan atas terjadinya kecelakan yang menabrak Farisa, berikut
kutipan pendukungnya :
“ Ivan,
kamu menabraknya!” ucap salah seorang temanku Viktor. ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 :25).
“Ivan!
Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov
bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“
Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
d.
Ayah
Ivan’ adalah
tokoh tambahan cerita yang mana ia adalah ayah kandung Ivan yang sangat
membenci wanita Mesir dan melarang Ivan untuk mencari cinta dari seorang wanita
Mesir yang dianggapnya sebagai pengkhianat cinta. Berikut kutipan pendukungnya:
“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal
cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama
saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami
nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 101)
e.
‘Ibu
Ivan’ adalah tokoh tambahan yang ada dalam cerita ini yang mana ia adalah
ibu kandung Ivan yang telah lama berpisah dengan Ivan dan merindukan anaknya,
dan merasa telah di sia-siakan oleh suaminya yaitu ayah Ivan, berikut kutipan
pendukungnya:
“Ivan?
Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku
dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan
cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu
Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak
pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku?
Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik
padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
201).
“Lalu
ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu.
Dan jujur, dulu aku memang salah. Aku
sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk
menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
f.
‘Angelina’
adalah
tokoh tamabahan cerita yang mana ia adalah seorang wanita muda pemeluk agama
Kristen Katolik Ortodoks yang menyukai Ivan, perhatian dan taat menunggu
cintanya kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya
akan bertepuk sebelah tangan. Berikut
kutipan pendukungnya :
“Satu-satunya jalan
untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah
gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan
merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat
menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan
harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan
cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).
g.
‘Dokter’
adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai tokoh yang membantu proses berjalannya operasi yang
di lakukan terhadap Farisa akibat kecelakaan yang terjadi di Jalan Ahmed
Sokarno ketika hendak menyeberangi jalan, berikut kutipan pendukungnya:
“Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda
bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas
Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum
ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
171).
h.
‘Polisi’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai pihak berwajib
yang mendapat laporan telah terjadi kecelakaan di Jalan Ahmed Sokarno yang
menabrak seorang pejalan kaki dan membawa Ivan ke kantor polisi. Berikut
kutipan pendukungnya :
“Ada
tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi
malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi
sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Sekarang
Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya
lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 35)
i.
‘Mizar
(Tahanan I )’ adalah tokoh tambahan cerita yang
berperan sebagai seorang tahanan yang sama-sama tinggal bersama Ivan yang
berada di dalam sel jejruji besi, berikut kutipan pendukungnya :
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu
mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini
dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa.
Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat
ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
j.
‘Naser
Tahanan II’ adalah tokoh tambahan cerita yang
berperan sebagai seorang tahanan yang membela Ivan di saat sedang di hardik
oleh salah seorang tahanan yang berada di dalam tahanan sel tahanan jeruji
besi, berikut kutipan pendukungnya :
Biarkan
saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih
sopan. Kelihatannya dia orang bijak.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
k.
‘Zaima’
adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai adik Farisa.Berikut kutipan
pendukungnya :
“Apa
yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu.
Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat kami sedang bahagia,
langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 65).
l.
‘Professor Rahman’
adalah tokoh tambahan yang merupakan seorang pakar telematika. Berikut kutipan
pendukungnya :
“Mana
foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
155).
“Tenang saja,
Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu
sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).
m.
‘Bibi
Farisa’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai bibik
yang merawat Farisa dan adiknya Zaima setelah kedua orang tuanya meninggal
dalam aksi unjuk rasa menggulingkan Presiden Hosni Mubarak . Berikut kutipannya
:
Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami.
Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan
ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan
apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai
dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya
bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti
tadi. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
n.
‘Paman
Farisa’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai
paman yang mewakli keluarga dari Farisa untuk menyepakati tanggal menikahnya
Ivan dan Farisa. Berikut kutipannya :
“Bagaimana,
Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ya, kami paham
Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal
pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Baiklah.
Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
204).
“Kami ingin
mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Untuk lebih jelasnya
perlambangan watak tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali dapat dilihat pada tabel 02 berikut :
TABEL 01 PERLAMBANGAN TOKOH CERITA
YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD
JAUHARI ALI.
No
|
Nama Tokoh
Cerita
|
Kategori Tokoh
Cerita
|
Kutipan yang
Berkaitan
|
1.
|
Ivan
|
Pada kutipan di atas watak yang dimiliki
oleh Ivan adalah ramah dan merasa tidak puas dengan agama Islam yang tertarik
kepada agama Kristen sehingga Ivan menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam
Islam yang berupa masalah ketidakjelasan Tuhan, perihal salawat, neraka, doa,
ziarah kubur.
|
“Tidak usah panggil tuan. Panggil saja
Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51) .
“Pertama soal ketidakjelasan Allah
Swt. Padahal dikatakan bahwa Dia itu wujud atau ada. Kedua, doa yang tidak
terkabul padahal Dia berfirman niscaya akan mengabulkan permohonan
makhluk-Nya. Ketiga, pelemparan iblis ke api neraka sebagai hukuman yang
pedih. Padahal iblis juga berasal dari api. Mana mungkin makhluk dari api
merasakan panas ketika kena api? Keempat shalawat. Padahal Nabi Muhammad
sudah dijamin masuk Surga, tapi mengapa kita diperintahkan mendoakannya
dengan shalawat itu? Apalagi dinyanyikan dengan suara nyaring yang mengganggu
orang lain. Dan yang kelima tentang perkara ziarah kubur para ulama-ulama hebat.
Mengapa malah menziarahi ulama? Mengapa tidak menziarahi dan mendoakan
orang-orang yang banyak dosanya? Aku rasa cukup itu saja dulu yang perlu
kusebutkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
|
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
.
13.
|
Viktor,Vedrof,dan Mikhail
Ayah Ivan
Ibu Ivan
Angelina
Dokter
Polisi
Mizar
Naser
Zaima
Professor Rahman
Bibi Farisa
Paman Farisa
|
Kutipan di samping
watak yang dimiliki yakni:
1.
Viktor memiliki watak yang sama
sekali tidak percaya.
2.
Vedrof memiliki watak yang kurang
baik yaitu mencoba melarikan diri dan tidak bertanggung jawab.
3.
Mikhail memili watak yang emosional.
Pada kutipan di samping dapat
diketahui tokoh tambahan cerita yaitu ayah ivan yang memiliki watak trauma
atas masa lalu yang pernah di alaminya yang membuat dia membenci wanita
Mesir.
Tokoh tambahan cerita di samping dapat
diketahui tokoh cerita yaitu seorang ibu yang sangat merindukan anaknya dan
merasa di sia-siakan kemudian diceraikan oleh suaminya sendiri sehingga
mencoba membuka hati untuk menerima laki-laki lain.
Tokoh tambahan cerita pada kutipan di
samping dapat diketahui dari tokoh tambahan cerita yang merupakan seorang
wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya
dengan sabar terhadap Ivan yang menjadikannya sebagai seorang wanita yang
memiliki watak yang baik yaitu baik, perhatian, dan ramah
Tokoh tambahan cerita di samping dapat
diketahui tokoh cerita yaitu seorang dokter yang menangani operasi kecelakaan
korban yang terjadi terhadap Farisa dan yang menanganni proses pelaksanaan
operasi Abbas Williams.
Pada kutipan di samping tokoh tambahan
cerita diketahui dari tokoh polisi yang taat menjalani tugasnya dan membawa
Ivan ikut ke kantor polisi.
Pada kutipan tambahan di samping dapat
diketahui dari tokoh tambahan seorang Tahanan yang bernama Mizar yang
terlihat ganas yg merasa terganggu dengan kehadiran Ivan dan yang menertawai
terhadap apa yang dirasakan oleh Ivan.
Pada kutipan tambahan di samping dapat
diketahui dari tokoh tambahan seorang Tahanan yang bernama Naser yang membela
Ivan terhadap hardikan yang dilakukan oleh Mizar.
Pada kutipan di samping dapat
diketahui tokoh tambahan cerita yaitu Zaima yang merupakan adik Farisa yang
memiliki watak yang perhatian, penyayang dan suka bercanda.
Pada kutipan di samping dapat
diketahui tokoh tambahan yang ada dalam crita yaitu Professor Rahman yang tak
lain adalah seorang ahli teltematika yang memiliki watak pembohong yang dapat
merugikan orang lain dengan cara merekayasa hasil foto-foto yang di amanahkan
oleh Ivan untuk mencari kebenaran dari foto-foto tersebut.
Pada kutipan di samping dapat dilihat
tokoh tambahan yaitu bibi yang menjadi pengganti kedua orang tua Farisa untuk
menjaganya dan adiknya Zaima yang memiliki watak ramah dan teguh pada ke
imanan sesuai agam Islam.
Pada kutipan di samping dapat dilihat
tokoh tambahan yaitu paman yang menjadi pengganti kedua orang tua Farisa
untuk menjaganya dan adiknya Zaima yang memiliki watak ramah dan pengertian
dan menjujunjung tinggi sunnah rasul.
.
|
“ Ivan,
kamu menabraknya!” ucap salah seorang temanku Viktor. (Mahmud Jauhari Ali,
2012 :25).
“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi
datang!” Vedrov bersuara keras. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 25)
“ Ivan! Apa yang kamu lakukan?!”
Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
25)
“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya
soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir
adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu
sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu
sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat
bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku berlari dan
kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 128).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu
kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu
memperlakukanku? Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku
selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik
hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja
memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk
menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Satu-satunya jalan untuk bisa
mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu
bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara
makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan
Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).
“Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini,
Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil
menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).
“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa
mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno.
Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 35)
“Sekarang Anda ikut kami ke kantor
polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar
langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku
melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang
tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini
belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih
dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 36)
Biarkan saja dia
seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih sopan.
Kelihatannya dia orang bijak. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa yang dikatakan kak Ivan ada
benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi
pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat
kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
“Mana foto-fotonya
biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).
“Hmm, tampak asli.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).
“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah
dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto
hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 184).
Pertemuan ini adalah
nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama
kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
203).
“Ah bisa saja. Kami
hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang
kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau
malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun
kini tak lagi diam seperti tadi.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Bagaimana, Farisa?”
tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ya,
kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita
tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 204).
Baiklah. Bagaimana
kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Kami
ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana?
Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
|
2.3.1.2 Lambang Perwatakan Tokoh
Lambang
perwatakan yang dimiliki oleh setiap tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali terdapat berbagai mawam watak di setiap tokoh cerita yakni :
1.
‘Ivan’
merupakan tokoh utama yang memiliki
watak bertanggung jawab, watak ini dapat dilihat dari sikap Ivan ketika
menabrak seorang wanita yang hendak menyebrang jalan tepat di Jalan Ahmed
Sokarno . berikut kutipan yang berkaitan dengan tindakannya.
“ Maafkan aku teman-teman! Ini
panggilan batinku. Aku harus menolongnya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25).
Namun
Ivan juga memiliki watak yang tidak percaya dengan keyakinan yang di anutnya sebagai
seorang Muslim dan tidak teguh pendirian, sehingga ia lebih tertarik dengan
ajaran agama Kristen berikut kutipannya :
“Agama Kristen itu jelas
kebenarannya, dan tidak pula mengenal kekerasan berdarah seperti dalam Islam.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37)
“Aku dulu memuji Islam.
Tapi, apa yang kuterima, Farisa? Ibuku menghianati cinta ayahku. Mereka
bercerai. Lalu aku kehilangan kasih sayang dari orang yang melahirkanku.
Seteleh itu ayahku membawaku ke Rusia. Di sana aku melihat kehidupan
orang-orang Kristen Ortodoks begitu damai. Aku merasa nyaman bersama mereka.
Dan mereka juga aku menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 :58 ).
2. ‘Farisa’ adalah tokoh
tambahan dalam cerita yang memiliki watak yang memiliki pengetahuan agama yang
luas dan teguh pendirian terhadap agama Islam. Berikut adalah kutipan yang
berkaitan dengan tindakannya :
“Keyakinan itu berkaitan dengan hati.
Bukan karena paksaan atau lainnya. Bukan pula karena ketidakpuasan terhadap
agama asal yang dianut sebelumnya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Semua orang yang mengaku beriman kepada
Allah, pasti akan diuji keimanannya oleh-Nya. Persoalan dia mampu atau tidak
dalam ujian itu, tergantung pada dirinya sendiri. Bukan karena Islam. Aku yakin
ibumu wanita yang baik. Dan, beliau mendapatkan ujian besar, yakni
dipertemukan-Nya dirinya dengan lelaki yang menurutnya lebih baik daripada
ayahmu. Hasilnya, ibumu tidak sanggup dalam ujian itu. Pertanyaannya, apakah
Islam yang tidak baik?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 68).
“Baiklah.
Berarti kamu tak dapat melihat wujud sakit, tapi yakin bahwa rasa sakit itu
ada. Begitu pun dengan Tuhan dalam Islam. Aku, dirimu, alam, dan lainnya yang
dapat kita indra adalah tanda-tanda bahwa ada yang menciptakan. Tak mungkin
semua itu ada dengan sendirinya. Dan, tak lain pencipta itu adalah Allah Swt
yang tunggal beserta kebesaran-Nya yang maha luar biasa.” ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 71).
“Ya,
Dia dekat. Tapi bukan zat-Nya yang dekat, melainkan ilmu-Nya. Sebab, jika
zat-Nya yang dekat dan menyatu dengan manusia, berarti Dia ada di mana-mana,
bahkan ada di tempat-tempat kotor dan laknat. Allah Swt tidaklah demikian dalam
hal keberadaan-Nya. Selain itu, jika Allah Swt ada di setiap diri manusi,
berapa banyakkah dirinya? Tentunya akan sebanyak jumlah manusia yang ada.
sedangkan Dia adalah zat tunggal.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 72).
“Yang
tepat itu, di mana pun kita berada, penglihatan dan pendengaran-Nya dapat
menjangkau persembunyian kita itu. Sehingga, di mana pun kita bersembunyi, Dia
mengetahuinya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 73).
“Dengarkan
aku. Sebenarnya Allah Swt sudah mengabulkan permohonanmu itu lewat tanganmu,
kakimu, matamu, dan segala potensi yang ada padamu. Dengan tangan dan lainnya
itu, kamu bisa bekerja. Lalu mendapatkan uang. Uangnya bisa kamu tabung hingga
berlimpah ruah untuk membeli atau membangun rumah yang kamu impikan.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 73).
“Doa
dan usaha itu seperti kakak beradik. Mana mungkin sesuatu bisa terwujud hanya
dengan doa? Atau hanya dengan usaha? Karena itulah, Allah Swt memerintahkan
kita untuk berdoa dan berusaha. Jika kita menaati perintah Allah Swt tersebut,
kita termasuk orang yang takwa kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).
“Berarti
begitu pun dengan iblis. Jika dilemparkan kea pi pasti merasakan
ketidaknyamanan. Karena itulah, pelemparan yang kamu persoalkan tadi itu ialah
hukuman dari Allah Swt atas pembangkangan yang telah dilakukan iblis
kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).
“Nah
soal salawat, sebenarnya itu adalah salah satu wujud terima kasih kita kepada
Nabi Muhammad Saw. Beliau telah bersusah payah menjadi utusan-Nya dalam rangka
menyempurnakan akhlak manusia di bumi ini. Jadi, apakah salah kita berterima
kasih kepada orang yang telah berjasa besar itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
74).
“Islam
itu berarti tunduk, patuh, taat kepada-Nya. Dan Allah Swt menyuruh kita untuk
taat pula kepada Nabi Muhammad Saw. Apa yang diajarkan nabi, itulah yang kita
ambil dan laksanakan. Nabi kita pernah mengajarkan salawat kepada manusia.
Yakni. Allahumma sholli’ala Muhammad
wa’ala aliMuhammad dan seterusnya.” Farisa menghela napas sejenak. Lalu dia
melanjutkan kata-katanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 75).
“Dan
yang terakhir soal ziarah kubur. Semula Nabi Muhammad melarang kita berziarah.
Lalu beliau membatalkannya. Jadi, kalau ingin berziarah silakan berziarah ke
makam muslim mana pun sekadar mendoakan dan mengingat mati. Tidak lebih
daripada itu. Sebab, keberkahan datangnya dari Allah di tempat-tempat yang
telah ditentukan-Nya semisal mesjid. Bukan di tempat jenazah dikuburkan.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 76).
3).‘Viktor adalah
tokoh tambahan yang berperan sebagai teman Ivan yang memiliki watak sifat penasaran, simpati dan pasrah. Berikut
kutipannya :
“Tapia pa?” Viktor yang
kini terlihat penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Tapi, kalau itu tidak
kita lakukan, wanita itu bisa mati. Dan, Ivan akan dipenjara dalam waktu yang
lama. Viktor mendukung ideku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
4). Vedrov adalah
tokoh tambahan yang memiliki watak tidak bertanggung jawab dan peduli. Berikut
kutipannya :
“Iya, benar kata Vedrov. Cepat kita
tinggalkan saja temapt ini, Ivan!” kali ini sudah ada dua seruan untukku
meninggalkan tempat ini. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Ivan! Tancap gasnya
sebelum polisi datang!” Vedrov bersuara
keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Bagaimana wanita itu,
Van?” Vedrov membuka percakapan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
5).
Mikhail adalah
tokoh tambahan yang memiliki watak takut, tidak percaya, penasaran, dan tidak
setuju terhadap apa yang dilakukan oleh Ivan. Berikut kutipannya :
“Ivan!
Apa yang kamu lakukan?!” Mikhailbenar-benar mengencangkan urat lehernya.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Rumit
bagaimana maksudmu?” Mikhail penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Jika
kita menghubungi keluarganya, aku tak bisa membayangkan peristiwa yang akan
terjadi. Kemungkinan terkecilnya, mereka akan marah sejadinya kepada kita,
terutama pada dirimu, Van.” Ungkap Mikhail. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Kalau
aku terserah kamu saja, Van. Tapi, aku keberatan kalau salah seorang dari kami
bertiga yang menjadi keluarga palsu wanita itu.” Mikhail mengungkapkan
pendapatnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 29)
6). ‘Ayah Ivan’ adalah tokoh
tambahan cerita yang memiliki watak trauma atas masa lalunya ,perhatian, keras
kepala, egois, pemarah, tidak mau kalah. Berikut kutipan pendukungnya :
“
Ya. Aku berharap, dirimu akan mendapatkan kebahagiaan di sana. Mengenai ibumu
tak usah lagi kau membencinya. Sebab, yang mendapatkan penghianatan cinta
adalah aku. Bukan kamu. Jadi ini urusanku dan dia. Selain itu, dia itu bukan
ibu kandungmu sendiri. Yang melahirkanmu. Membesarkanmu dengan kasih saying.
Dan, kebencian hanya akan membuatmu tidak betah di sana. ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 10).
“Berbahagialah
di sana, Nak. Tapi inga Soal wanita, carilah di Rusia saja. Aku tak mau kamu di
sakiti wanita Mesir seperti ibumu menyakiti hatiku dulu.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 10).
“Wanita
Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101) data
43
“Sama
saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami
nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 101)
“Aku
hanya menyarankan satu hal padamu. Carilah wanita lain. Dia orang Mesir seperti
ibumu. Dan aku tak mau dirimu mengalami kesialan nasib sepertiku dalam hal
cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 106)
“Beda
apanya? ! Semua wanita Mesir sama saja. Pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 107)
“Baiklah.
Lihat saja nanti. Kamu akan menyesal kalu masih membina hubungan cinta
dengannya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Siapa
takut?! Apa taruhannya?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Dia
bukan Ivanmu lagi! Dia anakku!” ayahku membuyarkan kebahagian ibuku.(Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 127).
“Lepaskan
dekapan kalian!’ ayahku terlihat beringas sambil menarik tangan ibuku yang
berpegang kuat di tubuhku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Kamu
tidak boleh mendekati Ivan lagi karena hak asuh anak masih padaku!” celetuk
ayahku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Tahu
apa kamu soal hak asuh anak. Dia masih kuasuh. Dia perlu bimbingan dariku.
Sementara kamu ke mana saja baru hari ini mendekap Ivan?” ayahku tak mau kalah.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).
“Baiklah.
Aku akan mengalahkanmu dalam taruhan ini. Lihat saja nanti. Farisa yang kamu
cintai itu akan terbukti melakukan hal yang sama seperti yang kuyakini!” ayahku
segera meninggalkan kami bertiga. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).
“Akan
kubuktikan padamu kalau dia sama saja dengan ibumu. Pengkhianat cinta!
Dengarkan baik-baik, pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).
“Buktikan padaku
ucapanmu itu!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).
(7)
‘Ibu Ivan’
adalah tokoh tambahan yang ada dalam cerita yang memiliki watak penyayang,
memiliki rasa kerinduan terhadapa anak, peduli, dan merasa di sia-siakan oleh
laki-laki yang tak lain adalah suaminya sendiri. Berikut kutipannya :
“Ivan?
Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku
dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan
cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu
Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Kamu
tidak apa-apa,kan?” perhatian ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
128).
“Ibu
tahu kamu gadis yang baik. Tapi, kami tidak enak Farisa kalau harus mengganggu
istirahatmu. Isnya Allah lain kali kami akan berbuka di sini.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 137).
“Ivan,
Ivan, Tanpa kamu minta pun ummi sangat merestui kalau kamu menikah dengan
Farisa. Ummi senang sekali dengan gadis itu. Dia baik, terpelajar, akhlaknya
mulia, dan salehah. Semoga kalian berjodoh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 150).
“Masih
cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat
betapa buruk dirimu memperlakukanku?Memukuliku. Menendangku.Bahkan
membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku
sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang
di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan
jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar
dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita.
Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
(8) ‘Angelina’ adalah tokoh
tamabahan cerita yang mana ia adalah seorang wanita muda pemeluk agama Kristen
Katolik Ortodoks yang memiliki watak perhatian dan taat menunggu cintanya
kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya akan bertepuk sebelah tangan. Berikut kutipannya :
“Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari
sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini.
Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 141).
(9) ‘Dokter’
adalah tokoh tambahan yang memiliki watak penolong. Berikut kutipannya :
“Baiklah. Ini
darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin
operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi
ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).
(10) ‘Polisi’adalah
tokoh tambahan cerita yang memiliki watak adalah emosi, dan bertangung jawab
dan taat menjalani tugas yaitu
menegakkan hukum. Berikut kutipannya :
“Ada
tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi
malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi
sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Cukup!”
seorang polisi itu sedikit membentak. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35) “Sekarang
Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya
lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 35)
(11) ‘Mizar
(Tahanan I )’ adalah tokoh tambahan cerita yang
memiliki watak pemarah, suka
mengejek dan
ganas saat bersama Ivan di dalam sel
tahanan jeruji besi. Berikut
kutipannya “
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu
mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini
dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36) “Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha.
Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih
dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
36)
(12) ‘Naser Tahanan II’
adalah tokoh tambahan cerita yang memiliki watak sopan, baik dan
bijak saat berada di
dalam tahanan sel tahanan jeruji besi. Berikut kutipan pendukungnya :
“Pakailah.
Mungkin dengan selimut ini rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum
ramah. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Semua
itu kulakukan untuk kebaikan. Aku selalu menolong orang yang lemah. Tapi, di
mata hokum aku salah. Terakhir aku menyelamatkan nenek dari pembunuhan. Namun
sayang, aku tidak sengaja membunuh pelakunya dengan beberapa tinju dahsyat
dariku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 38).
“Angelina
adalah wanita asli Mesir. Dia perempuan Kristen Koptik yang taat.
Mendapatkannya sebagai istri pastilah sebuah kebahgiaan luar biasa. Aku jadi
ingat Mariyah Al-Qibtiyah yang juga perempuan Kristen Koptik. Dia menjadi istri
ke-11 Nabi Muhammad dalam agama Islam, agamamu. Lalu dia melahirkan Ibrahim
yang kemudian meninggal dunia di usia anak-anak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
43)
“Tapi
menurutku kamu lebih baik dengan Angelina. Dia perempuan Kristen Koptik yang baik.
Aku yakin hatimu yang sudah terbuka untuk mendekap agam kami, akan mendapatkan
kebahagiaan bersama Angelina.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44)
(13) ‘Zaima’
adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai adik Farisa yang memiliki watak
ramah, sopan, bijaksana, rasa keingintahuan yag besar, penasaran dan suka
bercanda, berikut kutipan pendukungnya :
“Kerja di mana, Kak?” Zaima menyela. ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Kakak orang Rusia atau Mesir?” tampaknya Farisa
belum cerita tentang orang tuaku kepadanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak.
Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung
bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatii.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
65).
“Tuh kan pipinya merah.” lanjut Zaima. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
“Maaf sebelumnya, Kak. Ini mengusik pikiranku dan
masih berkenaan juga dengan Abbas Williams itu. Apakah saat ini Kak Ivan sudah
memeluk agama Kristen?” tanya Zaima berani. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Apa Kak Ivan sudah benar-benar yakin?” ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Ehem ehem.” Zaima mencoba melerai kami yang sedang
beradu hati. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 91).
“Wa ‘alaikumussalam.” Pemilik langkah tadi menjawab
salamku, ramah sekali.(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Alhamdulillah aku baik, Kak.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 134).
Zaima terkejut aku membawa ibuku. Tanpa piker
panjang lagi, dia langsung meraih tangan ibuku. Lalu menyalaminya.” Selamat
datang di rumah ini, Bu. Mari, semua silakan masuk.” ajaknya. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 134).
“ Silakan duduk.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Kak Farisa belum pulang.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 134).
(14) ‘Professor
Rahman’ adalah tokoh tambahan yang merupakan
seorang pakar telematika yang memiliki sifat, ramah, pembohong, tidak
memikirkan perasaan orang lain, dan penipu, berikut kutipan pendukungnya :
“Hei Ivan! Apa kabarmu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
154).
“Dalam rangka apa kamu dan teman-temanmu datang ke
tempatku ini?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154).
“Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 155).
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
155).
“Sampai detik ini dia tidak ada menemuiku.” ucapnya
terdengar jelas olehku. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 183).
“Mungkin dia sangat percaya dengan hasil
analisisku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
183).
“Aku tak punya banyak waktu untuk mengamati
gerak-gerik anakmu itu. tapi, aku yakin anakmu sekarang hatinya membenci wanita
yang bernama Farisa itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia
pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa
sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).
(15) ‘Bibik Farisa’ adalah tokoh tambahan yang
berperan sebagai bibik yang merawat Farisa dan adiknya Zaima setelah kedua
orang tuanya meninggal dalam aksi unjuk rasa menggulingkan Presiden Hosni
Mubarak yang memiliki sifat ramah dan berpegang teguh dengan akidah yang sesuai
dengan ajaran yagn diajarkan oleh agama Islam, berikut kutipannya :
Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami.
Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan
ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan
apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai
dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya
bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti
tadi. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
(16) ‘Paman
Farisa’ adalah tokoh tambahan cerita yanb
berperan sebagai paman Farisa yang
memiliki
watak baik, ramah dan bijaksana, berikut kutipannya :
“Bagaimana,
Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ya, kami paham
Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal
pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Baiklah.
Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
204).
“Kami
ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana?
Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
TABEL 02 PERLAMBANGAN WATAK TOKOH
CERITA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA
MAHMUD JAUHARI ALI.
No
|
Nama Tokoh Cerita
|
Watak Tokoh Cerita
|
Kutipan Pendukung
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
.
13.
14.
15.
16.
|
Ivan
Farisa
Viktor
Vedrof
Mikhail
Ayah Ivan
Ibu Ivan
Angelina
Dokter
Polisi
Mizar
Naser
Zaima
Professor Rahman
Bibi Farisa
Paman Farisa
|
Ivan’
merupakan tokoh utama yang memiliki
watak bertanggung jawab, memiliki watak yang tidak percaya dengan keyakinan
yang di anutnya sebagai seorang Muslim dan tidak teguh pendirian, sehingga ia
lebih tertarik dengan ajaran agama Kristen.
Kutipan
di atas watak yang dimiliki oleh Farisa adalah memiliki pengetahuan agama
yang luas dan teguh pendirian terhadap agama Islam.
Waatak
yang dimiliki oleh Viktor adalah sifat penasaran, simpati dan pasrah.
Watak
yang dimiliki oleh Vedrof adalah tidak bertanggung jawab dan peduli.
Watak
yang dimiliki oleh Mikhail adalah takut, tidak percaya, penasaran, dan tidak
setuju terhadap apa yang dilakukan oleh Ivan.
Pada
kutipan di atas watak ayah Ivan yakni trauma atas masa lalunya ,perhatian,
keras kepala, egois, pemarah, tidak mau kalah.
Watak
yang dimiliki oleh ibu Ivan adalah penyayang, memiliki rasa kerinduan
terhadapa anak, peduli, dan merasa di sia-siakan oleh laki-laki yang tak lain
adalah suaminya sendiri.
Watak
yang dimiliki oleh Angelina adalah perhatian dan taat menunggu cintanya
kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya
akan bertepuk sebelah tangan.
Dokter
memiliki watak penolong.
Polisi
memiliki watak emosi, dan bertangung jawab dan taat menjalani tugas yaitu menegakkan hukum.
Pada
kutipan di samping data diketahui watak Mizar dalah pemarah, suka mengejek
dan ganas saat bersama Ivan di dalam
sel tahanan jeruji besi.
Pada
kutipan di samping data diketahui watak Mizar dalah sopan, baik dan bijaksana
saat berada di dalam tahanan sel tahanan jeruji besi..
Zaima
adalah adik farisa yang memiliki watak ramah, sopan, bijaksana, rasa
keingintahuan yag besar, penasaran dan suka bercanda.
Watak
Professor Rahman ramah, pembohong, tidak memikirkan perasaan orang lain, dan
penipu.
Watak
yang dimiliki oleh bibi Farisa adalah ramah dan berpegang teguh dengan akidah
yang sesuai dengan ajaran yagn diajarkan oleh agama Islam.
Watak
yang dimiliki oleh paman Farisa adalah baik, ramah dan bijaksana.
|
“Maafkan aku teman-teman! Ini panggilan
batinku. Aku harus menolongnya.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25).
“Agama Kristen itu jelas kebenarannya,
dan tidak pula mengenal kekerasan berdarah seperti dalam Islam.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 37)
“Aku dulu memuji Islam. Tapi, apa yang
kuterima, Farisa? Ibuku menghianati cinta ayahku. Mereka bercerai. Lalu aku
kehilangan kasih sayang daro irang yang melahirkanku. Seteleh itu ayahku
membawaku ke Rusia. Di sana aku melihat kehidupan orang-orang Kristen
Ortodoks begitu damai. Aku merasa nyaman bersama mereka. Dan mereka juga aku
menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” (Mahmud Jauhari
“Keyakinan itu berkaitan dengan hati.
Bukan karena paksaan atau lainnya. Bukan pula karena ketidakpuasan terhadap
agama asal yang dianut sebelumnya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Semua orang yang mengaku beriman
kepada Allah, pasti akan diuji keimanannya oleh-Nya. Persoalan dia mampu atau
tidak dalam ujian itu, tergantung pada dirinya sendiri. Bukan karena Islam.
Aku yakin ibumu wanita yang baik. Dan, beliau mendapatkan ujian besar, yakni
dipertemukan-Nya dirinya dengan lelaki yang menurutnya lebih baik daripada
ayahmu. Hasilnya, ibumu tidak sanggup dalam ujian itu. Pertanyaannya, apakah
Islam yang tidak baik?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 68).
“Baiklah. Berarti kamu tak dapat
melihat wujud sakit, tapi yakin bahwa rasa sakit itu ada. Begitu pun dengan
Tuhan dalam Islam. Aku, dirimu, alam, dan lainnya yang dapat kita indra
adalah tanda-tanda bahwa ada yang menciptakan. Tak mungkin semua itu ada
dengan sendirinya. Dan, tak lain pencipta itu adalah Allah Swt yang tunggal
beserta kebesaran-Nya yang maha luar biasa.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
71).
“Ya, Dia dekat. Tapi bukan zat-Nya
yang dekat, melainkan ilmu-Nya. Sebab, jika zat-Nya yang dekat dan menyatu
dengan manusia, berarti Dia ada di mana-mana, bahkan ada di tempat-tempat
kotor dan laknat. Allah Swt tidaklah demikian dalam hal keberadaan-Nya.
Selain itu, jika Allah Swt ada di setiap diri manusi, berapa banyakkah
dirinya? Tentunya akan sebanyak jumlah manusia yang ada. sedangkan Dia adalah
zat tunggal.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 72).
“Yang tepat itu, di mana pun kita
berada, penglihatan dan pendengaran-Nya dapat menjangkau persembunyian kita
itu. Sehingga, di mana pun kita bersembunyi, Dia mengetahuinya.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 73).
“Dengarkan aku. Sebenarnya Allah Swt
sudah mengabulkan permohonanmu itu lewat tanganmu, kakimu, matamu, dan segala
potensi yang ada padamu. Dengan tangan dan lainnya itu, kamu bisa bekerja.
Lalu mendapatkan uang. Uangnya bisa kamu tabung hingga berlimpah ruah untuk
membeli atau membangun rumah yang kamu impikan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
73).
“Doa dan usaha itu seperti kakak
beradik. Mana mungkin sesuatu bisa terwujud hanya dengan doa? Atau hanya
dengan usaha? Karena itulah, Allah Swt memerintahkan kita untuk berdoa dan
berusaha. Jika kita menaati perintah Allah Swt tersebut, kita termasuk orang
yang takwa kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).
“Berarti begitu pun dengan iblis. Jika
dilemparkan kea pi pasti merasakan ketidaknyamanan. Karena itulah, pelemparan
yang kamu persoalkan tadi itu ialah hukuman dari Allah Swt atas pembangkangan
yang telah dilakukan iblis kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).
“Nah soal salawat, sebenarnya itu
adalah salah satu wujud terima kasih kita kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau
telah bersusah payah menjadi utusan-Nya dalam rangka menyempurnakan akhlak
manusia di bumi ini. Jadi, apakah salah kita berterima kasih kepada orang
yang telah berjasa besar itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).
“Islam itu berarti tunduk, patuh, taat
kepada-Nya. Dan Allah Swt menyuruh kita untuk taat pula kepada Nabi Muhammad
Saw. Apa yang diajarkan nabi, itulah yang kita ambil dan laksanakan. Nabi
kita pernah mengajarkan salawat kepada manusia. Yakni. Allahumma sholli’ala Muhammad wa’ala aliMuhammad dan seterusnya.”
Farisa menghela napas sejenak. Lalu dia melanjutkan kata-katanya. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 75).
“Dan yang terakhir soal ziarah kubur.
Semula Nabi Muhammad melarang kita berziarah. Lalu beliau membatalkannya.
Jadi, kalau ingin berziarah silakan berziarah ke makam muslim mana pun
sekadar mendoakan dan mengingat mati. Tidak lebih daripada itu. Sebab,
keberkahan datangnya dari Allah di tempat-tempat yang telah ditentukan-Nya
semisal mesjid. Bukan di tempat jenazah dikuburkan.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 76).
“Tapia
pa?” Viktor yang kini terlihat penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Tapi,
kalau itu tidak kita lakukan, wanita itu bisa mati. Dan, Ivan akan dipenjara
dalam waktu yang lama. Viktor mendukung ideku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
28)
“Iya,
benar kata Vedrov. Cepat kita tinggalkan saja temapt ini, Ivan!” kali ini
sudah ada dua seruan untukku meninggalkan tempat ini. . (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 25)
“Ivan!
Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov
bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Bagaimana
wanita itu, Van?” Vedrov membuka percakapan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Ivan! Apa yang kamu lakukan?!”
Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
25)
“Rumit bagaimana maksudmu?” Mikhail
penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Jika kita menghubungi keluarganya,
aku tak bisa membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Kemungkinan
terkecilnya, mereka akan marah sejadinya kepada kita, terutama pada dirimu,
Van.” Ungkap Mikhail. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Kalau aku terserah kamu saja, Van.
Tapi, aku keberatan kalau salah seorang dari kami bertiga yang menjadi
keluarga palsu wanita itu.” Mikhail mengungkapkan pendapatnya. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 29)
“ Ya. Aku berharap, dirimu akan
mendapatkan kebahagiaan di sana. Mengenai ibumu tak usah lagi kau
membencinya. Sebab, yang mendapatkan penghianatan cinta adalah aku. Bukan
kamu. Jadi ini urusanku dan dia. Selain itu, dia itu bukan ibu kandungmu
sendiri. Yang melahirkanmu. Membesarkanmu dengan kasih saying. Dan, kebencian
hanya akan membuatmu tidak betah di sana. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).
“Berbahagialah di sana, Nak. Tapi inga
Soal wanita, carilah di Rusia saja. Aku tak mau kamu di sakiti wanita Mesir
seperti ibumu menyakiti hatiku dulu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).
“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya
soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir
adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu
sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Aku hanya menyarankan satu hal
padamu. Carilah wanita lain. Dia orang Mesir seperti ibumu. Dan aku tak mau
dirimu mengalami kesialan nasib sepertiku dalam hal cinta.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 106)
“Beda apanya? ! Semua wanita Mesir sama
saja. Pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Baiklah. Lihat saja nanti. Kamu akan
menyesal kalu masih membina hubungan cinta dengannya.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 107)
“Siapa takut?! Apa taruhannya?”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Dia bukan Ivanmu lagi! Dia anakku!”
ayahku membuyarkan kebahagian ibuku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
“Lepaskan dekapan kalian!’ ayahku
terlihat beringas sambil menarik tangan ibuku yang berpegang kuat di
tubuhku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Kamu tidak boleh mendekati Ivan lagi
karena hak asuh anak masih padaku!” celetuk ayahku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 128).
“Tahu apa kamu soal hak asuh anak. Dia
masih kuasuh. Dia perlu bimbingan dariku. Sementara kamu ke mana saja baru
hari ini mendekap Ivan?” ayahku tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
129).
“Baiklah. Aku akan mengalahkanmu dalam
taruhan ini. Lihat saja nanti. Farisa yang kamu cintai itu akan terbukti
melakukan hal yang sama seperti yang kuyakini!” ayahku segera meninggalkan
kami bertiga. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).
“Akan kubuktikan padamu kalau dia sama
saja dengan ibumu. Pengkhianat cinta! Dengarkan baik-baik, pengkhianat
cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).
“Buktikan padaku ucapanmu itu!”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).
“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu
sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat
bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku berlari dan
kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 128). data57
“Kamu tidak apa-apa,kan?” perhatian
ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Ibu tahu kamu gadis yang baik. Tapi,
kami tidak enak Farisa kalau harus mengganggu istirahatmu. Isnya Allah lain
kali kami akan berbuka di sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 137).
“Ivan, Ivan, Tanpa kamu minta pun ummi
sangat merestui kalau kamu menikah dengan Farisa. Ummi senang sekali dengan
gadis itu. Dia baik, terpelajar, akhlaknya mulia, dan salehah. Semoga kalian
berjodoh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 150).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu
kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu
memperlakukanku?Memukuliku. Menendangku.Bahkan membantingku. Padahal aku
selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik
hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja
memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk
menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).
“Satu-satunya jalan untuk bisa
mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu
bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara
makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan
Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).
“Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini,
Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30) data 67
“Abbas Williams sudah berhasil
menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).
“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa
mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno.
Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 35)
“Cukup!” seorang polisi itu sedikit
membentak. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Sekarang Anda ikut kami ke kantor
polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar
langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku
melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang
tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini
belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih
dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 36)
“Pakailah. Mungkin dengan selimut ini
rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum ramah. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Semua itu kulakukan untuk kebaikan.
Aku selalu menolong orang yang lemah. Tapi, di mata hokum aku salah. Terakhir
aku menyelamatkan nenek dari pembunuhan. Namun sayang, aku tidak sengaja
membunuh pelakunya dengan beberapa tinju dahsyat dariku.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 38).
“Angelina adalah wanita asli Mesir.
Dia perempuan Kristen Koptik yang taat. Mendapatkannya sebagai istri pastilah
sebuah kebahgiaan luar biasa. Aku jadi ingat Mariyah Al-Qibtiyah yang juga
perempuan Kristen Koptik. Dia menjadi istri ke-11 Nabi Muhammad dalam agama
Islam, agamamu. Lalu dia melahirkan Ibrahim yang kemudian meninggal dunia di
usia anak-anak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 43)
“Tapi menurutku kamu lebih baik dengan
Angelina. Dia perempuan Kristen Koptik yang baik. Aku yakin hatimu yang sudah
terbuka untuk mendekap agam kami, akan mendapatkan kebahagiaan bersama
Angelina.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44)
“Kerja di mana, Kak?” Zaima menyela. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Kakak orang Rusia atau Mesir?”
tampaknya Farisa belum cerita tentang orang tuaku kepadanya. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 57).
“Apa yang dikatakan kak Ivan ada
benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi
pembicaraanku dan Farisa. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat kami sedang bahagia,
langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatii.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 65).
“Tuh kan pipinya merah.” lanjut
Zaima. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
65).
“Maaf sebelumnya, Kak. Ini mengusik
pikiranku dan masih berkenaan juga dengan Abbas Williams itu. Apakah saat ini
Kak Ivan sudah memeluk agama Kristen?” tanya Zaima berani. (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 67).
“Apa Kak Ivan sudah benar-benar
yakin?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Ehem ehem.” Zaima mencoba melerai
kami yang sedang beradu hati. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 91).
“Wa ‘alaikumussalam.” Pemilik langkah
tadi menjawab salamku, ramah sekali. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Alhamdulillah aku baik, Kak.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 134).
Zaima terkejut aku membawa ibuku.
Tanpa piker panjang lagi, dia langsung meraih tangan ibuku. Lalu
menyalaminya.” Selamat datang di rumah ini, Bu. Mari, semua silakan masuk.”
ajaknya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“ Silakan duduk.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 134).
“Kak Farisa belum pulang.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Hei Ivan! Apa kabarmu?” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 154).
“Dalam rangka apa kamu dan
teman-temanmu datang ke tempatku ini?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154). data
94
“Mana foto-fotonya biar kulihat.”
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 155).
“Sampai detik ini dia tidak ada
menemuiku.” ucapnya terdengar jelas olehku.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Mungkin dia sangat percaya dengan
hasil analisisku.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 183).
“Aku tak punya banyak waktu untuk
mengamati gerak-gerik anakmu itu. tapi, aku yakin anakmu sekarang hatinya
membenci wanita yang bernama Farisa itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah
dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto
hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 184).
Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri
bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu,
dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha
menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan
telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah
sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini
tak lagi diam seperti tadi. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Bagaimana, Farisa?” tanyanya
pamannya. Farisa hanya diam. (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ya, kami paham
Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal
pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
|
2.3.1.3 Lambang Kebudayaan
Aart
Van Zoest dalam Kurtha ( 2006 : 109 ) menjelaskan, “ Semiotika kebudayaan
adalah tanda-tanda yang terkandung dalam suatu kelompok masyarakat tertentu,
yaitu manusia dengan berbagai adat tradisi dan adat kebiasaannya”. Dapat
dilihat pada kutipan berikut :
1) Lambang
kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali menunjukkan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan
terlebih dahulu pertemua keluarga anta pihak laki-laki dan pihak perempuan
untuk menetapkan kapan dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan
kemudia pihak perempuan menlayani pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan
sopan. Berikut adalah kutipan pendukungnya.
“Bulan
tampak keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di rumah
Farisa. Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain wanita
yang kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
2) Tardisi
atau kebiasaan yang dilakukan dalam novel Sebait Cinta Di bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali merupakan kesepakatan yang dibuat oleh pihak perempuan
untuk melaksanakan acara pernikahannya besar-besaran atau hanya sederhana saja.
Berikut kutipan pendukungnya :
“Kami
ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana?
Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
3) Kebiasaan
yang dilakukan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud
Jauhari Ali yaitu meminta pendapat calon mempelai perempuan yang bersangkutan
bagaiman seharusnya dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan di waktu
pelaksanaan acara atau hari H nya nanti. Berikut kutipan pendukungnya :
“Alhamdulillah jika demikian. Mengenai
perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang bersangkutan saja. Dia
menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku paman dan bibiknya akan
mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya mohon dimaklumi apa
adanya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
4) Pada
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali menggambarkan
kebiasaan yang tak asing lagi kita lihat yang terjadi kegugupan, cemas, dan
senang yang dirasakan oleh mempelai laki-laki yang akan mengucapkan akad
nikahnya kepada wali pihak perempuan yang akan dinikahinya. Berikut kutipan
pendukungnya :
“Jujur, saat ini perasaanku bercampur
aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi aku yakin, ada Allah bersamaku.
TABEL 03 PERLAMBANGAN SISTEM
KEBUDAYAAN ATAU KEBIASAAN YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH
LANGIT KAIRO KARYA MUHAMMAD JAUHARI ALI.
No
|
Kutipan Pendukung
|
Tradisi
|
Makna
|
1.
2.
3.
4.
|
“Bulan
tampak keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di
rumah Farisa. Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain
wanita yang kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Kami
ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana?
Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Alhamdulillah
jika demikian. Mengenai perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang
bersangkutan saja. Dia menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku
paman dan bibiknya akan mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya
mohon dimaklumi apa adanya.” (Mahmud
Jauhari
Ali, 2012 : 203).
“Jujur,
saat ini perasaanku bercampur aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi
aku yakin, ada Allah bersamaku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 206
|
Tradisi Nikah Kawin
Budaya kekeluargaan
Budaya Kekeluargaan
Tardisi Nikah Kawin
|
Kutipan
menujukkan tardisi
orang
kebiasaan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu
pertemua keluarga antara pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk
menetapkan
kapan
dilaksanakannya
acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan menlayani
pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan sopan.
Kutipan
di atas menujukkan kebiasaan dan tradisi kesepakatan yang dibuat oleh pihak
perempuan untuk melaksanakan acara pernikahannya besar-besaran atau hanya
sederhana saja.
Kutipan
di atas menujukkan budaya tradisi kekeluargaan yang merupakan lambang tradisi
kekeluargaan yang meminta pendapat calon mempelai perempuan terlebih dahulu
yang bersangkutan bagaiman seharusnya dilaksanakan agar tidak terjadi
kesalahan di waktu pelaksanaan acara atau hari H nya nanti.
Budaya (tradisi) yang menggambarkan
kebiasaan yang tak asing lagi kita lihat yang terjadi kegugupan, cemas, dan
senang yang dirasakan oleh mempelai laki-laki sebelum mengucapkan akad
nikahnya kepada wali pihak perempuan yang akan dinikahinya.
|
2.3.2
Jenis-jenis
Tanda atau Lambang yang Terdapat dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
Karya Mahmud Jauhari Ali
Menurut
Pierce dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 42 ) mengatakan :
Semiotik
merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan
yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta
geografis, penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks,
jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal
membumbung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih, (3)
simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya
warna merah putih melambangkan bendera negara Indonesia , bahasa juga termasuk
simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir
dan berasa.
Kurtha
( 2006 : 102 ) menjelaskan, ciri-ciriikonisitas, yaitu persamaan dan kemiripan
ternyata memberikan rasa aman, ciri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan
daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun
keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonisitas.
Indeks
merupakan hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membumbung
menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih. Simbol merupakan
hubungan yang sudah terbentuk secara onvensi, misalnya warna merah putih
melambangkan bendera negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol
terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan
berasa. Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang
ikon, indeks, dan simbol.
a)
Ikon
Kurtha
( 2006 : 102) menjelaskan, cirri-ciri ikonisitas, yaitu persamaan dan kemiripan
ternyata memberikan rasa aman, cirri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan
daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun
keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonsitas. Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang ikon. Jenis lambang ini
dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Langit
Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan
beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik
dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi keterpesonaanku seketika lesap.” (
Mahmud Jauhari Ali, 2012:7)
Kutipan
di atas menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yang terjadi karena perasaan
yang mewakili kekhawatiran perasaan yang gelisah dengan keadaan yang sebenarnya
yang terjadi pada diri seseorang tokoh utama dalam novel Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
Nama
sup shchi, jenis makanan yang
menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama sup khas Rusia yang
bahan dasarnya kubis dan bawang bombai, sedangkan kasha menujukkan jenis tanda
atau lambang ikon yakni bubur ala Rusia yang biasa di makan oleh orang-orang
Rusia. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“’Sup shchi dan kasha
yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna
langit biru.” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)
Nama tokoh Otec, menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama
gelar yang disandang oleh orang Rusia dengan nama panggilan untuk ayah dalam
bahasa Rusia. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ada.
apa yang hendak Otec bicarakan? Aku
siap mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9)
Nama
tokoh Abbas, menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama gelar
yang disandang dan diberikan kepada pimpinan biara atau diberikan kepada
rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir. Jenis lambang ini dapat dilihat
pada kutipan berikut :
“Saya
baik, Abbas.” .” ( Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 17)
Nama
tokoh Ummi, menujukkan jeni tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang
disandang untuk gelar panggilan seorang ibu oleh anaknya yang digunakan di
Mesir. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ummi
rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128)
Nama
tokoh Ivan, Farisa, Penjaga gereja, Angelina, Viktor, Mikhail, Dokter, Polisi,
Tahanan I ( Mizar), Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, Bibik
Farisa, dan Paman Farisa. Menujukkan
jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandangnya yang
merupakan nama yang melekat pada diri masing-masing yang juga merupakan tokoh
tambahan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari
Ali.
b)
Indeks
Indeks
merupakan hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam teba membumbung
menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih.
Dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang indeks . Jenis tanda atau
lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Mungkin
soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat banyak
kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
Kutipan yang termasuk ke dalam indeks yakni terjadinya
kedekatan eksistensi atau sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu
perdebatan dalam selarik kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama
Islam, akibatnya terjadilah diskusi
tentang kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam.
Baiklah. Ini darurat.
Tapi ingat ! dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang
akan kami lakukan.”( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).
Pada kutipan di atas yang termasuk
indeks yakni pada sebab karena dalam keadaan darurat di mana korban kecelakaan
yang ditabrak oleh Ivan harus segera di operasi sehingga dokter yang menangani
pelaksanaan operasi meminta Ivan bertanggung jawab atas izin operasi yang di
lakukan oleh pihak rumah sakit sehingga tidak menimbulkan masalah besar
nantinya.
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu
mondar-mandir tidak jelas sperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini
denga ganas. . ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 36).
Pada kutipan di atas yang termasuk
indeks yakni pada sebab Ivan yang berusaha untuk manghangatkan badan dengan
berjalan ke sana dan kemari dengan mondar-mandir sedangkan yang menjadi
akibatnya adalah salah seorang tahanan yang bernama Mizar menghardiknya dan
meminta Ivan untuk segera tidur.
“Ayo minum lagi.”
ajaknya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Kamu sangat tampan.”
katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Kamu benar-benar
tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku.
“Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 83).
“Kamu benar-benar
tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku.
“Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 83).
Pada kutipan di atas yang termasuk
indeks yakni pada sebab Angelina yang tampak menikmati sekali saat meneguk
sampanye pada saat acara makan malam pertama Ivan bersama seorang wanita muda
pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang mengakibatkan sesuatu yang yang membuat
Angelina mabuk berat sehingga berkata yang tidak-tidak sambil meracau dalam
kedaan setengah sadar.
“Diskusi yang kita
lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu sangat baik
untuk penyembuhan jasmaniahku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).
Pada kutipan di atas termasuk indeks
yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah karena
adanya diskusi yang terjadi antara Ivan dan Farisa tentang
kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di dalam Islam dan akibatnya adalah
membuat semangat hidupa yang baik untuk jasmaniah khsususnya untuk Farisa
sendiri.
“Wanita
Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).
Kutipan
di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam
kutipan ini adalah masa lalu pahit yang di alami dan dirasakan oleh ayah Ivan
dalam mempertahankan pernikahannya dengan istrinya yang tak lain adalah Ibu
Ivan, akibatnya adalah ayah Ivan melarang dan meminta Ivan untuk tidak mencari
wanita Mesir kecuali Orang Rusia.
“Lamar saja wanita itu. Lalu kalian menikah. Itu
lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari nuraniku.”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).
Kutipan di atas
termasuk indek yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini
adalah kekhawatiran Angelina terhadap Farisa yang bisa kapan saja dilukai oleh
ayah Ivan atas perkataan yang dikatakannya yang akan mencoba menjauhkan Ivan
dari gadis berjilbab lebar sehingga bisa membuat hati Farisa terluka dan
menjauhi Ivan.
“Kamu puasa kan?”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 160).
Pada
kutipan di atas eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat
pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Ivan kepada Ivan yang yang membuat Ibu marah
dan dan tidak menyangak atas jawaban yang diucapkan oleh anaknya Ivan.
“Bagiku,
agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa
pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).
Kutipan
di atas termasuk indeks yakni anggapan Ivan terhadap agam Islam yang menurutnya
banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan sehinnga membuat dia lebih tertarik
dengan agam Kristen.
“B” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
Pada kutipan di atas yang termasuk
indeks yakni pada sebab setelah Farisa tahu bahwa Abbas Williams sakit dan
harus dioperasi sedangkan persedian darah di rumah sakit sedang kosong, sedangkan
yang menjadi akibatnya adalah Fariasa bersedia untuk mendonorkan darahnya untuk
membantu pelaksanaan operasi Abbas Williams.
“Saya
tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor
Rahman. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab ketika Ivan, Farisa dan
Ibu Ivan berada di tempat Professor Rahman ditahan atas masalah yang di lakukan
oleh Professor Rahman yang telah merekayasa hasil analisis foto-foto yang
memfitnah Farisa sehingga membuat hati Farisa kecewa dan bersedih setelah
mengetahui yang sebenarnya.
“Pernahkah
Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat
menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air
matanya. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
Pada
kutipan ini eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat rasa
kecewa dan perasaan sedih yang dirasaakn Farisa setelah mengetahui bahwa
foto-foto yang selama ini mengatakan foto itu adalah dirinya yang merupakan hasil rekayasa yang dilakukan oleh Professor
Rahman.
“Perutku
sakit?” . ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
193).
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni sebab adalah Ivan makan dan minum
terlalu banyak ketika menghabiskan menu sahur pertamanya di Mesir, sedangkan
akibatnya ivan menjadi sakit perut.
c)
Simbol
Simbol
merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah
putih melambangkan bendera Negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol
terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan
berasa.
Dalam
novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang simbol . Jenis tanda atau
lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Sup
shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di
atas meja sewarna langit biru. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘sup shchi dan kashha’ yang
digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia.
“Ada.
Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku
sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Otec’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan
kesepakatan yang digunakan untuk pangilan ayah dalam bahasa Rusia.
“Saya
baik, Abbas.” ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 17).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Abbas’ yang digunakan untuk memanggil bapak yang diberikan gelar kepada pimpinan biara
atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir.
“Oh My God! Kenapa kamu tak mau
membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘Oh My God!’ yang merupakan kata-kata yang biasa diucapkan dalam
kehidupan sehari-hari yang digunakan pada saat berbicara kepada orang lain yang
juga merupakan sebagian orang berpendapat bahwasannya kata Oh My God adalah adalah bahasa gaul,
“Aku
menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘menggeleng’ yang merupakan tanda
tidak atas suatu jawaban yang
diresponkan terhadap sesuatu keputusan
yang didengar oleh lawan bicara yang sudah merupakan kesepakatan bersama juga.
“Muslimah
? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘muslimah’ yang merupakan gelar orang Islam perempuan yang menjadi
kesepakatan dalam bentuk pasangan kata gelar antara Muslim dan Muslimah yang
sudah menjadi kesepakatan antara orang Islam.
“Iya.
Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk agama
kami?”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘berikrar’ yang digunakan oleh
masyarakat yang merupakan kesepakatan yang digunakan oleh agam Kristen untuk ‘berjanji
dengan sungguh hati’ untuk memeluk agam yang diyakini.
“Silakan,
Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 48).
Pengguna
dalam simbol ini adalah ‘menjamu’
yang digunakan dalam suatu pertemuan yang dilakuka oleh masyarakat yang
diajdikan sebagai simbol ‘menerima
kedatangan dan menghidangkan makanan’.
“Aku
mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘mengangguk’ yang merupakan tanda persetujuan terhadap sesuatu
keputusan yang di dengar dari lawan bicara antara Farisa dan Ivan dalam cerita
ini, dan sudah kesepakatan bersama dengan maksud setuju.
“Maafkan
aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni penyesalan yang selalu berada
diujung tindakan yang sudah terlanjur dilakukan, dan ditunjukkan dengan
tundukan kepala yang menandakan penyesalan tersebut sebagai perenungan
mengingat yang sudah terjadi. Simbol ‘menundukkan
kepala’ sudah merupakan kesepakatan masyarakat yang mempunyai maksud
menyesal karena perbuatannya.
“Lalu
liontin salib di dadamu itu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
Pada
kutiapn di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘liontin salib’ yang digunakan oleh seseorang yang merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai lambang agama Kristen.
“Maklum,
di Kairo traffic lights tidak
difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur
qahera.”
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 86).
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 86).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘murur qahera’ yang merupakan petugas lalu-lintas Kairo yang sudah
menjadi kesepakatan oleh orang-orang Mesir .
“ ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol ikon ‘^_^’ yang merupakan gambar
senyuman yang sudah mejadi kesepakatan.
“Jilbab
di luar Timur Tengah.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).
Penggunaan
simbol dalam hal ini adalah ‘jilbab’ yang
diguanakn oleh perempuan untuk bepergian dan merupakan ‘kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan
leher sampai dada’ yang menjadi kesepakatan dan telah ditentukan oleh Agama
Islam agar kaum perempuan menutup auratnya.
“Apa
munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘puasa Ramadhan’ yang digunakan oleh umat Islam yang merupakan
kewajiban yang harus dikerjakan oleh semua umat Muslim yang ada di dunia selama
menjalani Bulan Ramadhan selama 1 bulan penuhnya.
“Maksudmu
yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘yatim piatu’ yang merupakan tanda kehidupan yang nyata yang
berarti kehidupan yang dijalani tanpa adanya kedua orang tua yang utuh.
Untuk lebih jelasnya jenis-jenis
lambang yang terdiri dari ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam novel
Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhar Ali. Dapat dilihat pada
tabel 04 berikut :
TABEL 04 HASIL ANALISIS JENIS TANDA
ATAU LAMBANG YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA
MAHMUD JAUHARI ALI.
Jenis Lambang
|
Kutipan Pendukung
|
Perlambangan
|
Makna
|
Ikon
Indeks
Simbol
|
Langit
Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan
beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik
dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi
keterpesonaanku
seketika lesap.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)
“’Sup shchi dan kasha yang
tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna
langit biru.” .” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)
“Ada. apa yang hendak Otec bicarakan?Akusiap
mendengarkannya.”( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9)
“Saya
baik, Abbas.” (Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 17)
“Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” .” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
128)
“Tidak usah panggil tuan. Panggil saja
Ivan. Toh usi kita tidak jauh beda.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51).
“Kamu
tampak semakin sehat, Farisa. Aku senang melihatmu seperti ini.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 56).
“Ada.
Tunggu sebentar, Tuan. Akan saya panggilkan.”. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
17)
“Ayo kuantar pulang, Angel.” kataku sedikit tegas.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Bagaimana
denganmu, Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 29)
“Tampaknya
kita menemui jalan buntu. Tak ada lagi harapan besar bisa lepas dari kasus
ini. Vedrov, aku pasrah saja. Aku serahkan saja kepada pihak berwajib.
Biarlah semuanya berjalan sesuai hokum yang berlaku di sini.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 34)
“Terima
kasih kawan. Mana Mikhail dan Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 34)
“Terima
kasih kawan. Mana Mikhail dan Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 34)
“
Tim dokter harus mendapat persetujuan dulu dari pihak keluarga wanita itu.
Operasi tanpa persetujuan keluarga pasien, resikonya sangat besar. Jika
gagal, pihak rumah sakit yang akan disalahkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
28)
“Polisi?Di
mana?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 33)
Biarkan
saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini
lebih sopan. Kelihatannya dia orang bijak.
(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Lalu?”
ucap tahanan yang bernama Naser(Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 37)
“Dia
adik saya.”jawabnya singkat, “Zaima, kenalkan. Ini tuan Ivan.”ucapnya kepada
wanita yang sedang duduk tepat di samping kanannya. ( Mahmud Jauhari Ali,
2012 : 50).
“Tapi, hasil analisisnya menyatakan itu asli,
Farisa! Profesor Rahman adalah seorang pakar telematika terkemuka di negeri
ini. Tak mungkin analisisnya salah.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 159).
“Mungkin
soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat
banyak kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
69).
Baiklah.
Ini darurat. Tapi ingat ! dalm hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas
izin operasi yang akan kami lakukan.” .
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).
“Hei!
Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas sperti itu!”
hardik salah seorang tahanan di sini denga ganas. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36).
“Ayo
minum lagi.” ajaknya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Kamu
sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012
: 83).
“Kamu
benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya
ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Kamu
benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya
ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Diskusi
yang kita lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu
sangat baik untuk penyembuhan jasmaniahku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).
“Wanita
Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).
“Lamar saja wanita itu. Lalu kalian menikah. Itu
lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari
nuraniku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).
“Kamu puasa kan?” ( Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 160).
“Bagiku,
agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa
pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).
“B” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
“Saya
tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor
Rahman. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
“Pernahkah
Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat
menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air
matanya. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
185).
“Perutku
sakit?” . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :
193).
Sup
shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di
atas meja sewarna langit biru. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).
“Ada.
Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku
sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).
“Saya
baik, Abbas.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17).
“Oh My God! Kenapa kamu tak mau
membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).
“Aku
menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).
“Muslimah
? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).
“Iya.
Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk
agama kami?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
“Silakan,
Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari
Ali, 2012 : 48).
“Aku
mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
“Maafkan
aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
“Lalu
liontin salib di dadamu itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Maklum,
di Kairo traffic lights tidak difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur
qahera.”
“ ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).
“Jilbab
di luar Timur Tengah.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).
“Apa
munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).
“Maksudmu
yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).
|
/Perasaan yang mewakili kekhawatiran
perasaan yang gelisah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada diri
seseorang tokoh utama Ivan /
Sup dan bubur .
Tokoh
Ayah
Gelar yang berarti bapak
Panggilan untuk ibu.
/Ivan/
/Farisa/
/Penjaga Gereja/
/Angelina/
/Viktor/
/Vedrov/
/Mikhail/
/Viktor/
/Dokter/
/Polisi/
/Mizar/
/Naser/
/Zaima/
/Professor Rahman/
|
Kutipan
yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yang terjadi karena perasaan
yang mewakili kekhawatiran perasaan yang gelisah dengan keadaan yang
sebenarnya yang terjadi pada diri seseorang tokoh utama Ivan dalam novel
Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
Kutipan
yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon adalah nama sup shchi, jenis makanan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang
ikon yakni berupa nama sup khas Rusia yang bahan dasarnya kubis dan bawang
bombai, sedangkan kasha menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni bubur
ala Rusia yang biasa di makan oleh orang-orang Rusia.
Kutipan
yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon adalah nama gelar yang disandang oleh orang
Rusia untuk nama panggilan untuk ayah dalam bahasa Rusia.
Kutipan
yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon adalah berupa nama gelar yang disandang dan
diberikan kepada pimpinan biara atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan
pimpinan biara di Mesir.
Kutipan
yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon adalah nama yang disandang untuk gelar
panggilan seorang ibu oleh anaknya yang digunakan di Mesir.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
dalam tokoh utama di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang
yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan
yang termasuk ke dalam indeks yakni terjadinya kedekatan eksistensi atau
sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu perdebatan dalam selarik
kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama Islam, akibatnya terjadilah diskusi tentang
kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab karena dalam keadaan
darurat di mana korban kecelakaan yang ditabrak oleh Ivan harus segera di
operasi sehingga dokter yang menangani pelaksanaan operasi meminta Ivan
bertanggung jawab atas izin operasi yang di lakukan oleh pihak rumah sakit
sehingga tidak menimbulkan masalah besar nantinya.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Ivan yang berusaha
untuk manghangatkan badan dengan berjalan ke sana dan kemari dengan
mondar-mandir sedangkan yang menjadi akibatnya adalah salah seorang tahanan
yang bernama Mizar menghardiknya dan meminta Ivan untuk segera tidur.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Angelina yang tampak
menikmati sekali saat meneguk sampanye pada saat acara makan malam pertama
Ivan bersama seorang wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang
mengakibatkan sesuatu yang yang membuat Angelina mabuk berat sehingga berkata
yang tidak-tidak sambil meracau dalam kedaan setengah sadar.
Pada
kutipan di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab
dalam kutipan ini adalah karena adanya diskusi yang terjadi antara Ivan dan
Farisa tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di dalam Islam dan
akibatnya adalah membuat semangat hidupa yang baik untuk jasmaniah khsususnya
untuk Farisa sendiri.
Kutipan
di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam
kutipan ini adalah masa lalu pahit yang di alami dan dirasakan oleh ayah Ivan
dalam mempertahankan pernikahannya dengan istrinya yang tak lain adalah Ibu
Ivan, akibatnya adalah ayah Ivan melarang dan meminta Ivan untuk tidak
mencari wanita Mesir kecuali Orang Rusia.
Kutipan
di atas termasuk indek yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam
kutipan ini adalah kekhawatiran Angelina terhadap Farisa yang bisa kapan saja
dilukai oleh ayah Ivan atas perkataan yang dikatakannya yang akan mencoba
menjauhkan Ivan dari gadis berjilbab lebar sehingga bisa membuat hati Farisa
terluka dan menjauhi Ivan.
Pada
kutipan di atas eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat
pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Ivan kepada Ivan yang yang membuat Ibu
marah dan dan tidak menyangak atas jawaban yang diucapkan oleh anaknya Ivan.
Kutipan
di atas termasuk indeks yakni anggapan Ivan terhadap agam Islam yang
menurutnya banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan sehinnga membuat dia lebih
tertarik dengan agam Kristen.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab setelah Farisa tahu
bahwa Abbas Williams sakit dan harus dioperasi sedangkan persedian darah di
rumah sakit sedang kosong, sedangkan yang menjadi akibatnya adalah Fariasa
bersedia untuk mendonorkan darahnya untuk membantu pelaksanaan operasi Abbas
Williams.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab ketika Ivan, Farisa dan
Ibu Ivan berada di tempat Professor Rahman ditahan atas masalah yang di
lakukan oleh Professor Rahman yang telah merekayasa hasil analisis foto-foto
yang memfitnah Farisa sehingga membuat hati Farisa kecewa dan bersedih
setelah mengetahui yang sebenarnya.
Pada
kutipan ini eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat rasa
kecewa dan perasaan sedih yang dirasaakn Farisa setelah mengetahui bahwa
foto-foto yang selama ini mengatakan foto itu adalah dirinya yang
merupakan hasil rekayasa yang
dilakukan oleh Professor Rahman.
Pada
kutipan di atas yang termasuk indeks yakni sebab adalah Ivan makan dan minum
terlalu banyak ketika menghabiskan menu sahur pertamanya di Mesir, sedangkan
akibatnya ivan menjadi sakit perut.
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘sup shchi dan kashha’ yang
digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia.
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Otec’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan
kesepakatan yang digunakan untuk pangilan ayah dalam bahasa Rusia.
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Abbas’ yang digunakan untuk memanggil bapak yang diberikan gelar kepada pimpinan biara
atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir.
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘Oh My God!’ yang merupakan kata-kata yang biasa diucapkan dalam
kehidupan sehari-hari yang digunakan pada saat berbicara kepada orang lain
yang juga merupakan sebagian orang berpendapat bahwasannya kata Oh My God adalah adalah bahasa gaul,
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘menggeleng’ yang merupakan tanda
tidak atas suatu jawaban yang
diresponkan terhadap sesuatu keputusan
yang didengar oleh lawan bicara yang sudah merupakan kesepakatan bersama
juga.
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘muslimah’ yang merupakan gelar orang Islam perempuan yang
menjadi kesepakatan dalam bentuk pasangan kata gelar antara Muslim dan
Muslimah yang sudah menjadi kesepakatan antara orang Islam.
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘berikrar’ yang digunakan oleh
masyarakat yang merupakan kesepakatan yang digunakan oleh agam Kristen untuk ‘berjanji
dengan sungguh hati’ untuk memeluk agam yang diyakini.
Pengguna
dalam simbol ini adalah ‘menjamu’
yang digunakan dalam suatu pertemuan yang dilakuka oleh masyarakat yang
diajdikan sebagai simbol ‘menerima
kedatangan dan menghidangkan makanan’.
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘mengangguk’ yang merupakan tanda persetujuan terhadap sesuatu
keputusan yang di dengar dari lawan bicara antara Farisa dan Ivan dalam
cerita ini, dan sudah kesepakatan bersama dengan maksud setuju.
Pada
kutiapn di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘liontin salib’ yang digunakan oleh seseorang yang merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai lambang agama Kristen.
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘murur qahera’ yang merupakan petugas lalu-lintas Kairo yang
sudah menjadi kesepakatan oleh orang-orang Mesir .
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol ikon ‘^_^’ yang merupakan
gambar senyuman yang sudah mejadi kesepakatan.
Penggunaan
simbol dalam hal ini adalah ‘jilbab’ yang
diguanakn oleh perempuan untuk bepergian dan merupakan ‘kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan
leher sampai dada’ yang menjadi kesepakatan dan telah ditentukan oleh
Agama Islam agar kaum perempuan menutup auratnya.
Pada
kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘puasa Ramadhan’ yang digunakan oleh umat Islam yang merupakan
kewajiban yang harus dikerjakan oleh semua umat Muslim yang ada di dunia
selama menjalani Bulan Ramadhan selama 1 bulan penuhnya.
Penggunaan
simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘yatim piatu’ yang merupakan
tanda kehidupan yang nyata yang berarti kehidupan yang dijalani tanpa adanya
kedua orang tua yang utuh.
|
2.4
Interpretasi
Data
Berdasarkan
analisis data, maka selanjutnya dapat dilakukan interpretasi data untuk
memberikan penggambaran mengenai kajian semiotic dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali. Kajian semiotik merupakan pembahasan mengenai tanda atau
lambang yang ada dalam suatu karya sastra, di sini penulis mengambil sebuah
karya sastra yakni novel Sebait Cinta Di
Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang ditebitkan tahun 2012 oleh
Araska, dalam novel ini menceritakan kisah seorang pemuda yang bernama Ivan
Mustova yang merupakan seorang alumnus Universitas Imeni M.V. Lomonosova. Rusia
yang mendpatkan tugas menjadi seorang tenaga ahli di cbang Lukoil Mesir.
Hatinya begitu ragu, tapi apa boleh buat tugas tetaplah tugas yang harus dan
wajib dipertanggungjawabkan. Dan di bendara Domodedovo dia bertemu seorang
wanita yang terlihat anggun yang membuat jiwa lelakinya yang berdarah Rusia dan
Mesir itu bergetar oleh seorang lawan jenisnya. Seperti ada magnet yang
menariknya kuat pada wanita itu. Sementara di Kairo, ada seorang wanita muda pemeluk agama Kristen
Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya dengan Sabar. Novel yang termasuk
novel detektif ini dalam setiap alur yang mengalir dalam cerita ini bermula
dari pertemuan yang terjadi antara Ivan dan Farisa di bandara Domodedovo
samapai mereka hidup bahagia, banyak terdapat tanda atau lambang serta sistem
budaya yang dipakai dalam setiap apa yang dilakukan oleh tokoh cerita, dan hal
tersebut merupakan kajian semiotik yang dibahas pada penelitian ini.
Tokoh
tambahan terdiri dari Farisa yang merupakan gadis Mesir impian Ivan, orang tua
Ivan yang memiliki perbedaan watak, yakni ayah Ivan memiliki watak yang keras,
watak ini dapat dibuktikan dari sikapnya yang berbeda ketika Ivan menyukai
Farisa yang merupakan gadis Mesir, ia pun langsung melarang anaknya Ivan untuk
tidak berhubungan dengan Farisa, sedangkan ibu Ivan memiliki watak yang
penyayang, ramah dan perhatian terhadap anaknya untuk tetap memberikan
mendukung agar Ivan segera menikah dengan Farisa gadis Mesir yang baik dan
ramah tersebut, selain ito tokoh tambahan dalam cerita ini adalah Farisa, Penjaga
gereja, Angelina, Viktor, Vedrof, Mikhail, Dokter, Polisi, Tahanan I (Mizar),
Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, bibi Farisa dan paman Farisa.
Adapun
jenis tanda atau lambang yang digunakan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdiri dari ikon, indeks, dan simbol
contohnya jenis tanda atau lambang berupa ikon nama yang disandang di dalam
cerita, dan nama sup khas Rusia dan bubur ala Rusia yang menjadi makanan di
Mesir.
Jenis
tanda atau lambang yang berupa indeks yang terjadi adanya hubungan eksistensi
atau sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu perdebatan dalam selarik
kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama Islam, akibatnya terjadilah diskusi tentang
kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam. Jenis lambang
atau tanda yang berupa simbol yang merupakan konvensi atau kesepakatan yang
sudah ada sebelumnya, misalnya kutipan yang ada dalam novel ini di antaranya
adalah “ Sup shchi dan kasha yang tadi
kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru”.
Simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah simbol ‘sup shchi dan kashha’
yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia. Selain itu sistem kebudayaan yang dipakai
dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit
Kairo karya Mahmud Jauhari Ali adalah tradisi budaya kebiasaan kebiasaan
sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu pertemua keluarga antara
pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk menetapkan kapan dilaksanakannya
acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan melayani pihak
lai-laki dengan sebaik-baiknnya dengan sopan yang kita dapati pada pelaksanaan
pertemuan antara ayah ivan dan ibu Ivan kepada pihak keluarga Farisa yaitu
Paman dan bibinya.
BAB III KESIMPULAN
Hasil
analisa data penelitian dapatlah penulis kemukakan kesimpulan penelitian yakni
lambang-lambang yang terdapat dalam novel Sebait
Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali yakni terdiri dari
penokohan yang terdiri dari tokoh dan perwatakan serta sistem kebudayaan yang
dipakai dalam novel ini. Adapun tokoh cerita terdiri dari Ivan Mustova sebagai
tokoh utama yang memiliki watak tidak teguh pada pendiriannya di dalam agama
yang diyakininya, selain itu terdapat tokoh tambahan yang yakni Farisa, gadis
yang dicintai oleh Ivan, Penjaga gereja, Angelina seorang wanita pemeluk agama
Kristen Koptik, Viktor, Vedrof, Mikhail yang merupakan teman-teman Ivan, Dokter
yang memiliki watak penolong dalam menangani proses operasi yang terjadi pada
Farisa dan Abbas Williams, Polisi, Tahanan I (Mizar), Tahanan II (Naser),
Zaima, Professor Rahman, bibi Farisa dan
paman Farisa.
Lambang sistem budaya yang digunakan
dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit
Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali adalah kebudayan yang memakai tradisi
kehidupan dan nikah kawin yang terlihat pada kebiasaan kebiasaan sebelum
melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu
pertemua keluarga antara pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk menetapkan
kapan dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak
perempuan menlayani pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan sopan.
Jenis tanda atau lambang yang
digunakan dalm novel Sebait Cinta Di
Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali ini terdiri dari ikon, indeks,
dan simbol, dan jenis tanda atau lambang yang banyak dijumapi dalam realitas
kehidupan kita sehingga cerita ini lebih mendekati realitas hidup yang menarik.
BAB
IV HAMBATAN DAN SARAN
4.1 Hambatan
Dalam
melakukan penelitian ini penulis mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut
penulis rasakan pada saat mengkaji dan melakukan analisis data.
Hambatan-hambatan tersebut yakni sebagai berikut :
1. Penulis
merasa kesulitan dalam menentukan arti perlambangan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya
Mahmud Jauhari Ali.
2. Penulis
merasa kesulitan mendapatkan referesnsi buku yang secara terperinci berkaitan
dengan kajian semiotik yang dibahas oleh peneliti
4.2 Saran
Saran
yang dapat penulis berikan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Hasil
penelitian ini dapat diterapkan dalam proses belajar-mengajar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, tujuannya agar mengetahui cara menganalisis karya sastra
dengan pendekatan semiotik.
2. Penelitian
lanjutan dapat meneliti masalah yang belum diteliti dalam penelitian ini,
seperti kajian intertekstual dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo
karya Mahmud Jauhari Ali.
DAFTAR
PUSTAKA
Pradopo,
Rachmat Djoko, 2010. Beberapa Teori
Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Atmazaki.
2005. Ilmu Sastra : Teori dan Terapan.
Padang : Yayasan Citra Budaya Indonesia.
Chaer,
Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta : Rineka Cipta.
Djojosuroto,
Kinayati dan M. L.A Sumaryati. 2010. Prinsip
- Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung : Nuansa.
Efriliana
Putri, Tantri. 2010. Skripsi “ Analisis
Smiotik Syair Surat Kapal dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Melayu Rengat
Inderagiri Hulu”. Universitas Islam Riau.
Endaswara,
Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian
Sastra Epistomologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Jakarta : Caps.
Guntur
Tarigan, Henry. 1984. Prinsip-Prinsip
Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
Hamidy,
UU. 1983. Pembahasan Karya Fiksi dan
Puisi. Pekanbaru : Bumi Pustaka.
.
2003. Metodologi Penelitian Disiplin
Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Pekanbaru : Bilik Kreatif Press.
. 2004. Jagad Melayu dalam Lintasan Budaya Di Riau.
Pekanbaru : Bilik Kreatif Press.
. 2008. Dunia Melayu dalam Novel Bulang Cahaya dan
Kumpulan Sajak Tempuling. Pekanbaru : Yayasan Sagang.
. 2009. Kebudayaan Sebagai Amanah Tuhan.
Pekanbaru : UIR Press.
Hardjana,
Andre. 1983. Kritik Sastra Sebuah
Pengantar. Jakarta : PT Gramedia.
Jauhari
Ali, Mahmud. 2012. Sebait Cinta Di Bawah
Langit Kairo. Yogyakarta : Araska.
Junus,
Umar. 1985. Resepsi Sastra : Sebuah
Pengantar. Jakarta : Gramedia.
Ishaq,
Isjoni. 2002. Sejarah Kebudayaan
Indonesia. Pekanbaru : UNRI Press.
Kurtha
Ratna, Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kurniati,
Eti. 2004. Skripsi. “ Kajian Semiotik
dalam Roman Hempasan Gelombang Taufik Ikram Jamil”. Universitas Islam Riau.
Laelasari.
2008. Kamus Istilah Sastra. Bandung :
Nuansa Aulia.
Helfilesi,
Rini. 2012. Skripsi. “ Kajian Semiotik
dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Soeman HS”. Universitas Islam
Riau.
Ma.
Jabbar, Fakhrunnas. 1998. Bukan Pencuri
Anak Perawan Sebuah Ortobiografi Soeman HS. Pekanbaru : Pemerintah Daerah
Tingkat Propinsi Riau.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Parera,
JD. 2004. Teori Semantik. Jakarta :
Erlangga.
Sobur,
Alex. 2004. Analisis Teks Media Suatu
Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung
: PT. Remaja Rosda Karya.
Sudaryat,
Yayat. 2009. Makna dalam Wacana Prinsip –
Prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung
Yrama Widya.
Thomas,
M. 2006. Penuntun Membuat Thesis,
Skripsi, Disertasi, dan Makalah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Zulkifli,
Encik. 2004. Adat Perkawinan dan Pakaian
Tradisional Masyarakat Melayu Kota Pekanbaru. Pekanbaru.
0 komentar:
Posting Komentar