Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Sabtu, 04 Mei 2013

PROPOSAL KU


PENDAHULUAN 
1.1  Latar Belakang dan Masalah
1.1.1        Latar Belakang
Karya sastra ialah karya kreatif imaginatif. Yaitu karya yang mempunyai bentuk demikian, sehingga unsur-unsur estetikanya mrupakan bagian yang dominan. Dengan adanya kreatif orang dapat melihat beberapa kemungkinan, daripada apa yang telah dijangkau oleh orang lain. Sejalan dengan itu, maka karya sastra hanya mungkin wujud pada orang yang dinamis. Orang yang punya gerak hidup dalam rohani dan jasmaninya. Kegiatan sastra memerlukan tangan yang lasak dan hati yang gelisah. Inilah adalah konsekuensi dari pada sifat kreatif. ( UU Hamidy, 2001:7).
Teeuw dalam Rachmat Djoko Pradopo ( 2010 : 106 ) mengatakan,
Karya sastra adalah artefak, adalah benda mati. Baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh arkeolog.
Selanjutnya UU Hamidy (2001:7) mengatakan bahwa dalam karya sastra terbagi menjadi dua yakni fiksi dan puisi yang merupakan karya kreatif imaginatif yakni karya yang mempunyai bentuk sedemikian rupa. Karena bentuk karya sastra ini terbentuk sedemikian rupa sehingga di dalamnya terdapat keunggulan tersendiri dari setiap jenis karya sastra tersebut, miasalnya puisi dan novel memiliki keunggulan yang berbeda antara keduanya.
Nurgiyantoro ( 2010 : 3), mengatakan fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan dan berupa hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan.
Wellek & Weren dalam Burhan Nurgiyantoro ( 2010 : 3 ) mengatakan :
Fiksi merupakan sebuah cerita dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca di samping adanya tujuan estetik. Membaca sebuah karya fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditawarkan, sebuah karya fiksi haruslah tetap merupakan cerita yang menarik, tetapi merupakan bangunan struktur yang koheren, dan tetap mempunyai tujuan estetik.  
Novel sebagai salah satu karya sastra yang memiliki nilai lebih dari karya satra yang lain, hal ini karena bentuk novel lebih digemari masyarakata daripada bentuk sastra lain. Kenyataan ini disebabkan oleh karya berbentuk novel lebih mengutamakan realitas kehidupan daripada hanya cerita rekaan sebagai hiburan belaka. Hal ini sesuai dengan pendapat  Robbert Liddell dalam Henry Guntur Tarigan ( 2011 : 167 ) mengatakan :
Novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representative dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

Beberapa hal yang membuat penulis tertarik melakukan analisis kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali di antaranya, dalam karya sastra tersebut terdapat tanda atau lambang kehidupan yang mengandung pelajaran, mampu menggugah emosi pembaca, dan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca, meskipun ada penggalan-penggalan kata yang menggunakan bahasa asing dan setting dari cerita ini di Moskow - Kairo. Alasan penulis menganalisis masalah kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali karena di dalamnya terdapat lambang-lambang dan jenis lambang yang dapat membarikan manfaat dan pandangan yang baik terhadap pemeluk agama yang berbeda untuk dapat saling menghargai dan memilih keyakinan menurut kepercayaan masing-masing. 
Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ini menyuguhkan karya yang sangat menarik, dilihat dari segi cerita, penokohan, sudut pandang hingga bahasa yang digunakannya. Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali menceritakan tentang seorang muslim yang lebih tertarik pada agama Kristen yang menurutnya terdapat kejanggalan-kejanggalan di dalam agama Islam.
Sepengetahuan penulis penelitian tentang analisis kajian semiotik dalam novel sudah pernah diteliti oleh Eti Kurniati dengan judul “ Kajian Semiotik dalam Roman Hempasan Gelombang Karya Taufik Ikram Jamil”, mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau tahun 2004. Masalah yang diteliti adalah mengenai lambang-lambang dan jenis lambang yang terdapat dalam roman Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram Jamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dan salah satu teori yang digunakan adalah Mana Sikana ( 1986 : 28 ) mengatakan bahwa semiotik melihat sebuah karya sastra ini dihubungkan dengan sistem luar karya sastra. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat lambang-lambang yang terdapat roman Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram Jamil adalah lambang tokoh, perwatakan, dan sistem budaya Melayu. Jenis lambang yang terdapat dalam roman Hempasan Gelombang karya Taufik Ikram Jamil adalah jenis lambang indeks dan simbol, hal ini disebabkan roman itu lebih banyak menggambarkan perwatakan, indeks dan gerak isyarat tokoh. 
Kedua, Tantri Efriliana Putri dengan judul “Analisis Semiotik Syair Surat Kapal dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Melayu Rengat Indragiri Hulu” mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau pada tahun 2010. Masalah yang diteliti adalah mengenai perlambangan yang terdapat dalam syair surat kapal dalam tradisi perkawinan masyarakat Melayu Rengat Indragiri Hulu melalui pendekatan semiotic. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan salah satu teori yang digunakan adalah :
Menurut Pierce dalam Nurgiyantoro (2010 : 42),
Semiotik merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan yaitu (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membubung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sbagai sarana beroikir berasa. 
Hasil penelitiannya adalah menjelaskan bahwasannya dalam Syair Surat Kapal dalam tradisis perkawinan masyarakat Melayu Rengat Inderagiri hulu terdapat perlambangan yang menceritakan tentang tata cara perkawinan masyarakat Melayu. Perlambangan dalam Syair Surat Kapal dalam tradisi perkawinan masyarakat Melayu Inderagiri Hulu juga menggambarkan tradisi atau kebiasaan masyarakat Melayu Rengat Inderagiri Hulu dalam perkawinan seperti merisik, bertunangan, antar tanda, antar belanja dan seterusnya hingga sampai acara persandingan. 
            Ketiga Rini Helfilesi dengan judul “Kajian Semiotik Dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Karya Soeman HS” , mahasiswa FKIP Universitas Islam Riau pada tahun 2012. Masalah yang diteliti adalah mengenai perlambangan yang terdapat dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Karya Soeman HS melalui pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang merupakan salah satu bentuk pengumpuln data yakni mengeksposisikan atau menggambarkan suatu peristiwa dengan menggunakan kata-kata secara detail atau terperinci ( Laelasari, 2008 : 70). 
            Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah objek penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan, yang penulis teliti adalah Analisis Kajian Semiotik Dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali, yang menggunakan  teknik hermeneutika dan lapangan atau kepustakaan (library research. Teknik Hermeneutika yaitu teknik baca, catat, dan disimpulkan yang berhubungan dengan perlambangan dan jenis lambang dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Teknik catat yaitu mencatat perlambangan dan jenis lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. ( UU. Hamidy 2003 : 24 ). Teknik lapangan dan kepustakaan (library research) yaitu penulis memperoleh data penelitian dari perpustakaan seperti buku-buku sastra, serta buku-buku yang menunjang penelitian ini, sedangkan penelitian sebelumnya meneliti tentang “Kajian Semiotik Dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Karya Soeman HS”, menggunakan metode deskriptif dan teknik hermeneutika dan konten analisa. Dengan demikian, penelitian yang penulis lakukan ini merupakan penelitian lanjutan. 
            Secara teoritis manfaat pada penelitian ini adalah untuk memahami dan menentukan lambang penokohan, lambang kebudayaan, dan jenis tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan simbol) yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Manfaat penelitian juga bisa digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang sastra dan sebagai acuan dan bandingan bagi yang berminat untuk penelitian selanjutnya. Secara praktis hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan bacaan dalam apresiasi sastra masyarakat terutama di sekolah-sekolah, dan hasil penelitian ini dapat juga digunakan untuk membantu siswa membuat rangkuman singkat tentang isi novel tersebut yang termasuk pada kategori semiotik pada tahap akhir dari pembelajaran siswa menjelaskan keterkaitan isi novel tersebut dengan kehidupan nyata sekarang. 
1.1.2        Masalah Penelitian
Penelitian ini berkenaan dengan kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali secara terperinci masalah penelitian ini dirumuskan sebagai brikut :
1.      Apakah lambang penokohan ( tokoh cerita dan watak tokoh cerita ) yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ?
2.      Apakah lambang kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ?
3.      Apakah jenis tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan symbol ) yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ? 
1.2  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan serta mengumpulkan data semiotik mengenai :
1.      Lambang tokoh cerita dan watak tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
2.      Lambang kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
3.      Jenis tanda atau lambang ( ikon, indeks, dan symbol ) yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
Data yang sudah terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan secara sistematis dan terperinci, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya tentang semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
1.3  Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian tentang “Analisis Kajian Semiotik Dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali ini termasuk kedalam ruang lingkup kajian kritik sastra yakni melalui pendekatan semiotik. Tarigan ( 1984 : 188) mengatakan “ Kritik sastra adalah pengamatan, perbandingan dan pertimbangan baik buruknya nilai suatu karya sastra”.
Preminger, dkk dalam Pradopo mengatakan :
Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada ( ditentukan ) konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri ( sifat-sifat) yang menyebabkan bermacm-macam cara ( modus) wacana mempunyai makna. 
Pradopo ( 2010 : 119) mengatakan bahwa Semiotik ( semiotika ) adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik  itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 
 
Abdul Chaer ( 2002 : 37 ) mengatakan bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda. Tanda atau lambang yang serupa tapi tak sama, perbedaannya terhadap tanda adalah diungkapkan secara langsung, dan lambang tidak memberikan tanda secara langsung, melainkan sesuatu yang lain. Pradopo ( 2010 : 119 ) mengatakan tanda mempunyai dua aspek yaitu petanda (signifier) dan petanda ( signifzed). Penanda adalah bentuk formalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda. Sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh penanda itu yaitu artinya. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan pengamatan terhadap novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali yang meliputi tanda atau lambang. Perbedaan yang terlihat jelas antara tanda dan lambang memudahkan penulis untuk membedakan antara tanda dan lambang dalam membahas kajian semiotik dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali melalui pendekatan kritik sastra yakni penulis akan meneliti keindahan yang ada dalam novel ini yang dilihat dari kajian semiotik yang terdiri dari tanda atau lambang serta sistem kebudayaan yang dipakai dalam novel ini. Lambang dalam kajian semiotik yang akan diteliti penulis terdiri dari lambang tokoh cerita, watak tokoh cerita, dan sistem kebudayaan, sedangkan jenis tanda atau lambang yang terdiri dari beberapa jenis yaitu ikon, indeks, dan simbol. 
1.3.1        Pembatasan Masalah
Melihat kajian semiotik sangat luas dalam dunia sastra maka peneliti hanya membatasi pada perlambangan tokoh cerita, watak tokoh cerita, sistem kebudayaan dan jenis tanda yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam novel  Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali. 
1.3.2        Penjelasan Istilah
Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam pokok penelitian ini. Kajian semiotik adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang yang terdapat dalam karya sastra. Dalam penelitian ini lambang penokohan merupakan tokoh cerita dan watak tokoh cerita serta sistem kebudayaan beserta jenis tanda atau lambang yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol.
1.      Semiotik ( semiotika) adalah ilmu tentang tanda-tanda.
2.      Penanda adalah wujud yang berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan.
3.      Petanda adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.
4.      Tanda adalah hal yang ditandai bersifat langsung dan lambang adalah hal yang ditandai bersifat tidak langsung.
5.      Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
6.      Watak adalah kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain.
7.      Sistem kebudayaan adalah seperangkat unsur seperti norma, tingkah laku, bahasa, tradisi, adat, agama dan teknologi yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
8.      Ikon adalah lambang yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petanda yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
9.      Indeks adalah lambang yang menunjukkan kausal ( sebab-akibat) antara penanda dengan petandanya yang sudah terbentuk secara langsung dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
10.  Simbol adalah lambang yang menunjukkan hubungan antara penanda dan petanda yang sudah terbentuk secara langsung yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. 
1.4  Anggapan Dasar dan Teori
1.4.1        Anggapan Dasar
Berdsarkan hasil pengamatan penelitian ini, penulis mempunyai anggapan dasar pada penelitian  Analisis Kajian Semiotik dalam novel “Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali” terdapat lambang yang terdiri dari penokohan ( tokoh cerita dan watak tokoh cerita) dan sistem kebudayaan serta terdapat jenis lambang yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. 
1.4.2        Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori atau pendapat dari Suwardi Endraswara, Pierce, Ferdinand De Saussure,  Umar Junus, Charles Morris, UU Hamidy, Fakhrunnas Ma Jabbar, Plato, Burhan Nurgiyantoro, Pradopo,  Anton Chekov, Paul Cobley dan Litza janz, Nort, dan Praminger. 
1.4.2.1  Semiotik
Semiotik merupakan ilmu bahasa yang membahas mengenai sistem penanda dan petanda yang menunjukkan kepada sesuatu, dan sesuatu itu memberikan makna, sesuai dengan dasarnya bahasa merupakan suatu sistem tanda. Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda atau lambang, dan makna.
            Menurut Endaswara ( 2011:64) mengatakan :
Semiotik adalah studi tentang tanda, karya sastra akan dibahas sebagai tanda-tanda. Tentu saja tanda-tanda tersebut telah ditata oleh pengarang sehingga ada sistem, konvensi, tanpa memperhatikan hal-hal yang terkait dengan tanda, maka pemaknaan karya sastra tidaklah lengkap, dan makna karya sastra tidak tercapai secara optimal jika tidak dikaitkan dengan wacana tanda.
Teori ini dapat disimpulkan bahwasannya kajian semiotik tidak terlepas dari tanda atau lambang dan jenis tanda serta sistem kebudayaan yang digunakan dalam novel yang diteliti
Menurut Pierce dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 42 ),
Semiotik merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membubung menandai kebakaran, wajah yang muram  menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera Negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Pierce dapat disimpulkan bahwasannya dalam semiotik terdapat tiga hubungan yang erat yaitu ikon, indeks, dan simbol.
            Menurut Ferdinand De Saussure dalam Nurgiyantoro ( 2010:43),
Tanda bahasa itu meliputi significant “penanda” dan signifite “petanda”, dalam hal ini petanda bisa dipahami sebagai makna. Wujud significant ( penanda) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan signifie (petanda) adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut.

Dari pendapat yang disampaikan oleh Ferdinand De Saussure dapat disimpulkan bahwa beliau membagi tanda bahasa itu terdiri dari penanda dan petanda, petanda merupakan makna yang terkandung dalam penanda yang berupa tulisan, dan bunyi ujaran.  Paul Cobley dan Litza janz dalam Kurtha (2006:97) semiotika berarti studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia.
Menurut Nort dalam Kurtha ( 2006 : 97) ada empat tradisi yang melatarbelakangi kelahiran semiotika yaitu : semantik, logika, retorika, dan hermeneutika. Charles Morris dalam Parera ( 2004 : 41) mengatakan semiotik tidak hanya berhubungan dengan isyaratat bahasa, melainkan juga berhubungan dengan isyarat-isyarat nonberbahasa dalam komunikasi antar-manusia dan dapat kita kaitakana semiotika ilmu isyarat komunikasi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya semiotik tidak hanya sebatas isyarat bahasa, tetapi juga mencakup isyarat nonberbhasa yang ada disekitar kehidupan kita.
Preminger dalam Sobur  ( 2004 : 96 ) mengatakan :
“Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik itu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannta semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.  Junus dalam Pradopo ( 2010 : 118 )  mengatakan bahwa semiotik itu merupakan lanjutan atau perkembangan strukturalisme. Strukturalisme itu tidak dapat dipisahkan dengan semiotik. Alasannya adalah karya sastra itu merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna, tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda, dan maknanya, dan konvensi tanda, struktur karya sastra ( atau karya sastra) tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal.
Menurut Pradopo ( 2010 : 119) semiotik ( semiotika ) adalah “ ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda”. Semiotic mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dalam lapangan kritik sastra, penelitian semiotic meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tamabahan dan ,meneliti ciri-ciri ( sifat-sifat) yang menyebabkan bermacm-macam cara wacana yang mempunyai makna.
Faruk dalam Sobur ( 2004 : 124 ) mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana: kata adalah tanda, demikian pula dengan gerak isyarat, lampu lalu lintas bendera dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, struktur bangunan, atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda.

Struktur karya sastra ( roman dan novel ) berup penokohan yang terdiri dari lambang tokoh cerita dan perwatakan tokoh cerita.
            Nurgiyantoro ( 2010 : 166 ) mengatakan bahwa istilah “penokohan” lebih luas pengertian daripada “tokoh” dan “perwatakan”, sebab ia sekaligus mencakup masalah tokoh cerita, perwatakan, penempatan, dan pelukisannya dalam sebuah cerita, sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwasannya pembahasan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali melalui kajian semiotik ini hanya mengenai penokohan yang terdiri atas lingkup lambang tokoh cerita dan watak tokoh cerita.
            Nurgiyantoro ( 2010 : 45-47 ) mengatakan :
Berhadapan dengan karya fiksi kita juga melihat adanya tanda dan penanda yang jumlahnya sangat banyak. Pertama kita melihat aspek formal karya itu berupa kata, kalimat, alinea, dan akhirnya membentuk suatu teks yang utuh, setiap aspek formal berhubungan dengan aspek makna yang merupakan hubungan asosiatif yakni unsur yang tidak dapat dilihat kehadirannya, tetapi memiliki makna, uang mana hubungan asosiatif merupakan teori semiotik dari Saussure yang membahas mengenai tokoh, perwatakan tokoh, hubungan antar tokoh dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya tanda dan penanda dalam hal ini berupa tokoh cerita dan watak tokoh cerita serta sistem budaya yang termasuk pada ruang lingkup lambang. 

Abrams dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 165 ) mengatakan :  
Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang mana oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam tindakan. Selanjutnya Nurgiyantoro menjelaskan bahwa antar tokoh cerita dan perwatakan yang dimilikinya memang merupakan kepaduan utuh.
Berdasrkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwasannya antar tokoh dan perwatakan tidak dapat dipisahkan, sebab tokoh yang ada dalam karya sastra akan menunjukkan sifat masing-masing tokoh yang terlihat melalui watak yang disampaikannya baik melalui tindakan, maupun perkataan yang diucapkan. 
Untuk mengetahui watak tokoh, Anton Chekov dalam UU. Hamidy ( 1983 : 25 ) mengatakan :
Melihat watak-watak para pelaku dalam cerita fiksi dapat melalui beberapa cara yaitu (1) melalui uraian penagarang dengan menyebutkan sifat jasmani dan rohani, (2) melalui tindakan, terutama dalam hubungannya dengan tokoh lain atau dalam reaksinya terhadap sesuatu keadaan disekitarnya, (3) jalan pikiran tokoh yang dilukiskan oleh pengarang juga dapat memberitahukan kepada kita bagaimanakah watak sang tokoh itu, (4) melukiskan keadaan tempat tinggal tokoh karena tempat tinggal tokoh dipandang member perlambangan terhadap sifatnya, dan (5) penilaian pelaku lain terhadap tokoh dalam suatu cerita, juga member petunjuk kepada kita mengenai perwatakan tokoh.
Berdasarkan pendapat Anton Chekov dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengetahui watak tokoh yang memudahkan kita untuk menentukan penokohan (lambang tokoh cerita dan watak tokoh cerita) yang terdapat dalam karya sastra. Menurut UU. Hamidy ( 1983 : 25 ) watak-watak dalam karya fiksi itu biasanya adalah watak-watak yang istimewa, sensitif, bereaksi, secara khas dan menonjol.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan UU. Hamidy dapat dijelaskan bahwa dalam karya fiksi terdapat berbagai jenis watak yang diantaranya adalah istimewa, sensitif, bereaksi, secara khas dan menonjol yang dapat merupakan suatu cirri khas karena biasanya akan tampak lebih menonjol dalam suatu karya sastra.
Nurgiyantoro (2010 : 176 ), membagi tokoh menjadi dua yakni tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yan kehadirannya jika ada keterikatan dengan tokoh utama. 
1.4.2.2  Sistem Kebudayan
Kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat sangat diperlukan karena dengan adanya kebudayaan maka kepribadian seseorang akan terbentuk cirri khasnya.
Aart Van Zoest dalam Kurtha ( 2006 : 109 ), menjelaskan Semiotika kebudayaan adalah tanda-tanda yang terkandung dala suatu kelompok masyarakat tertentu, yaitu manusia dengan berbagai adat tradisi dan adat kebiasaannya.
Menurut Fakhrunnas Ma Jabbar ( 1998 : 226 ), menjelaskan :
Kebudaya merupakan rujukan dari khasanah kekayaan yang bersifat kejiwaan (mental) dan nilai pegangan, yang tergambar dalam bentuk kebiasaan yang disenangi, perilaku yang dihargai sebagai sesuatu yang bernilai, serta bagian dari cita-cita dan harapan yang terealisasi.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Fakhrunnas Ma Jabbar di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan lahir dari kebiasaan dan di dalamnya bersifat kejiwaan, dan nilai yang dianut. UU. Hamidy ( 2009 : 21 ) mengatakan “ Bahwa wujud budaya dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang telah dicapai manusia. Budaya itu mencakup agama budaya, filsafat, ekonomi, ilmu dan teknologi dan seni”.

1.4.2.3. Jenis Tanda atau Lambang
            Abdul Chaer ( 2002 : 37 ) , mengatakan bahwa lambang sebenarnya juga adalah tanda, perbedaannya terhadap tanda adalah bahwasannya lambang tidak memberikan tanda secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain.
Plato dalam Chaer ( 2002 : 43 ) menyebutkan :
Di dalam suatu percakapan yang berjudul “cratylos” menyatakan bahwa lambang itu adaah kata didalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek yang dihayati di dunia nyata berupa rujukan, acuan, atau sesuatu yang ditunjuk oleh lambang itu. Oleh karena itu, lambang-lambang atau kata-kata itu tidak lain daripada nama atau label dari yang dilmbangkannya, mungkin berupa benda, konsep, aktivitas, atau peristiwa.

Berdasarkan pendapat Plato dapat dijelaskan baha dalam lambang terdapat kata dan makna, di mana kata itu berupa benda, konsep, aktivitas atau peristiwa.
Kurtha ( 2006 :101) mendefinisikan :
Tanda yang terdapat dalam kajian semiotik adalah ikon merupakan hubungan tanda dan objek karena serupa, misalnya foto, inddeks merupakan hubungan tanda dan objek karenan sebab-akibat, seprti asap dan api, dan simbol merupakan hubungan tanda dan objek karena kesepakatan seperti bendera.
Menurut Pierce dalam Endaswara mengatakan ( 2011 : 65 ), bahwa ada tiga faktor yang menentukan adanya tanda yaitu : tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan sebuah tanda baru yang terjadi dalam batin penerima tanda. Maksud dari teori ini adalah antara tanda dan yang ditandai ada kaitan menghadirkan sesuatu yang ada dalam penerima, dan sebuah tanda baru yang diciptakan oleh penerima pesan.
Kurtha menjelaskan ( 2006 : 102 ), ciri-ciri ikonsitas yaitu pesamaan dan kemiripan ternyata memberikan rasa aman, ciri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonisitas. Dari penjelasn yang dimaksudkan dapat disimpulkan bahwasannya nama seseorang adalah ikosinisitas. 
1.5  Metodologi Penelitian
1.5.1        Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian sastra ini adalah kualitatif, pendekatan kualitatif yakni pendekatan penelitian yang memperhatikan segi-segi kualiats seperti : sifat, keadaan, peran (fungsi) sejarah, dan nilai-nilai ( UU. Hamidy, 2003 : 23 ). 
1.5.2        Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk pada penelitain bahasa dan sastra yang secara garis besar termasuk dalam ruang lingkup penelitian sosial yang objek kerjanya adalah manusia dan interaksi manusia yang diungkapkan dalam karya, pengarang, dan pembaca. Penelitian ini menggunakan cara kerja kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam kamar kerja penelitian atau dalam ruangan kepustakaan, sehingga peneliti memperoleh data dan informasi, seperti buku sastra dan buku budaya. ( Djojosuroto, 2010 : 9 -10)
1.5.3        Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif yang merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yakni mengeksposisikan atau menggambarkan suatu peristiwa dengan menggunakan kata-kata secara detail atau terperinci ( Laelasari, 2008 : 70 ).

1.5.4        Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang berjumlah 205 halaman dan diterbitkan tahun 2012 oleh Araska Yogyakarta. 
1.6  Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data penelitian, maka penulis menggunakan teknik Hermeneutika dan lapangan atau kepustakaan (libraray Research). Teknik hemeneutika yaitu teknik baca, catat, dan simpulkan yang berhubungan dengan perlambangan dan jenis lambang dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Teknik catat yaitu mencatat perlambangan dan jenis lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari. ( UU. Hamidy 2003 : 24 ).
Teknik kepustakaan (Library Research) merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam kamar kerja penelitian atau dalam ruangan kepustakaan, sehingga peneliti memperoleh data dan informasi, seperti buku sastra dan buku budaya dalam mengungkap, memahami, dan menangkap pesan karya sastra dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
1.7  Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian tentang “ Kajian Semiotik dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali penulis menggunakan analisis teks, langkah kerja yang dilakukan untuk menganalisis data penelitian sebagai berikut :
(1)   Setelah melakukan pengumpulan data melalui teknik baca, maka data novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali dengan cara mengklasifikasikan kalimat sesuai dengan masalah penelitian yakni : a. Lambang tokoh ( menentukan tokoh utama dan tokoh tambahan) dan watak cerita, b. Lambang kebudayaan. c. Jenis tanda yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam novel Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
(2)   Setelah diklasifikasikan, selanjutnya penulis melakukan analisis perlambangan secara Analisis Content kalimat pilihan yang termasuk pada kategori masalah yakni : a. Menentukan tokoh utama dengan cara meneliti tokoh yang banyak berperan dalam cerita ini, dalam hal ini kita menggunakan teori Nurgiyantoro di dalam teori yang sudah penulis paparkan sebelumnya. Selanjutnya tokoh tambahan dapat diketahui bagaiaman peran tokoh tersebut terlibat dalam cerita ini serta perannya terhadap tokoh utama, dan watak tokoh cerita yang ada dalam novel dapat kita gunakan teori yang diberikan oleh Anton Chekov mengenai bagaimana menentukan watak tokoh cerita yang ada dalam sebuah karya fiksi. b. Lambang Kebudayaan yang ada dalam novel ini dapat diketahui dari perilaku, norma, agama serta sistem kehidupan yang memiliki kategori tertentu. c. jenis tanda yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol dapat diketahui dari teori Kurtha yang mendefinisikan ikon adalah hubungan tanda dan objek karena serupa, indeks adalah hubungan tanda dan objek karena sebab-akibat, dan simbol adalah hubungan sebab akibat karena kesepakatan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
 
 
BAB II PENGOLAHAN DATA
2.1  Pengenalan Semiotik
Kajian semiotik merupakan kajian yang membahas mengenai tanda atau lambang yang didalmnyaterdapat perbedaan yang diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung. Tanda atau lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari ini disajikan oleh pengarang ke dalam karyanya untuk memberikan makna terhadap sesuatu yang ditunjuk sebagai tanda atau lambang dan memperindah karya sastra tersebut. Faruk dalam Sobur ( 2004 : 124 ) mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana : kata adalah tanda, demikian pula dengan gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera, dan sebagainya. Strukstur karya sastra, struktur film, banguanan, atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Struktur karya sastra (novel) berupa penokohan yang terdiri dari lambang tokoh cerita dan perwatakan tokoh cerita.
Mengenai pembagian semiotik dijelaskan Pierce dalam Nuriyantoro ( 2010 : 42), ke dalam beberapa bagian yakni semiotik merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan di bagian awal atau depan, (2) indeks, jika berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membubung menandai kebakaran , wajah yang muram menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera Negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena sangat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa.    
    
2.2  Deskripsi Data
2.2.1        Sinopsis Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali.
Terkisahlah seorang pemuda yang bernama Ivan Mustova yang merupakan seorang alumnus Universitas Imeni M.V. Lomonosova. Rusia yang mendpatkan tugas menjadi seorang tenaga ahli di cbang Lukoil Mesir. Hatinya begitu ragu, tapi apa boleh buat tugas tetaplah tugas yang harus dan wajib dipertanggungjawabkan. Dan di bendara Domodedovo dia bertemu seorang wanita yang terlihat anggun yang membuat jiwa lelakinya yang berdarah Rusia dan Mesir itu bergetar oleh seorang lawan jenisnya. Seperti ada magnet yang menariknya kuat pada wanita itu. Sementara di Kairo,  ada seorang wanita muda pemeluk agama Kristen Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya dengan Sabar.
Meskipun seorang muslim, sejak sepuluh tahun lebih Ivan lebih tertarik pada agama Kristen. Ivan  sering mendapat dukungan kuat dari Abbas William, Pendeta di Gereja Ortodoks Koptik  dan juga Anggelina untuk meluruskan keinginannya itu. Bahkan dia sering berdebat dengan wanita berjilbab yang ditemuinya  di Bandara Domededovo tempo hari beberapa hal dalam islam. Namun, dibalik perdebatan itu ada rasa sayang dan saling suka antara keduanya.
Banyak kejanggalan-kejanggalan yang Ivan rasakan  dalam Agama Islam “Pertama, soal ketidak jelasan Allah SWT. Padahal dikatakan bahwa dia itu wujud. Kedua, doa yang tidak terkabul  padahal dia berfirman Niscaya akan mengabulkan  permohonan  makhluknya. Ketiga, pelemparan Iblis ke api Neraka  sebagai hukuman pedih. Padahal Iblis juga berasal dari api. Mana mungkin Makhluk dari api merasakan  panas ketika  kena api. Keempat, Shalawat. Padahal Nabi Muhammad sudah dijamin masuk surga, tapi mengapa kita diprintahkan 
2.2.2 Cuplikan Data yang Dianalisis dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo   Karya Mahmud Jauhari Ali.
2.2.2.1  Lambang Tokoh Cerita
1.      “Tidak usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51)

2.      “Bolehkan saya duduk di sebelah Anda?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 13). 
“Farisa. Nama Anda?”  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 49).

3.      Ivan, kamu menabraknya!” ucap salah seorang temanku Viktor. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :25). 
“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov  bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“ Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)

4.      “Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)

5.      “Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku? Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan  jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).

6.      “Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).

7.      “Baiklah.  Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171). 

8.      “Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

9.      “Sekarang Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

10.  “Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

11.  Biarkan saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih sopan. Kelihatannya dia orang bijak.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

12.  “Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59). Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).

13.  “Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
               “Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).

14.  Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
“Bagaimana, Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
Ya, kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Baiklah. Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

2.2.2.2  Lambang Perwatakan Tokoh
15.  “Maafkan aku teman-teman! Ini panggilan batinku. Aku harus menolongnya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25).

16.  “Pakailah. Mungkin dengan selimut ini rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum ramah. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
17.  “Aku memaafkanmu. Lekas berdirilah!” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 54).
18.  Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
19.  Apa kamu menyukainya?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 80).
20.  “Baiklah aku ikut taruhan itu. Tapi kalau aku yang menang, seluruh gajimu untukku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 116 )
21.  Kamuian tidak apa-apa, kan?” perhatian ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128 )
22.  “Ambil saja darahku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
23.  “Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).

2.2.2.3  Lambang Kebudayaan
24.  Bulan tampak keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di rumah Farisa. Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain wanita yang kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
25.  Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
26.  “Alhamdulillah jika demikian. Mengenai perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang bersangkutan saja. Dia menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku paman dan bibiknya akan mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya mohon dimaklumi apa adanya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
27.  “Jujur, saat ini perasaanku bercampur aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi aku yakin, ada Allah bersamaku.

2.2.2.4   Jenis Tanda atau Lambang
a.      Ikon
28.   Langit Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi keterpesonaanku seketika lesap.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012:7)
29.   Nama sup khas dan bubur ala Rusia.
30.  Nama tokoh Ayah.
31.  Nama tokoh Pendeta
32.  Nama tokoh Ibu
33.  Nama tokoh Ivan, Farisa, Penjaga gereja, Angelina, Viktor, Mikhail, Dokter, Polisi, Tahanan I ( Mizar), Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, Bibik Farisa,  dan Paman Farisa. 
b.      Indeks
34.  “Mungkin soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat banyak kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
35.  “Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat ! dalm hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan.” .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).
36.  “Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas sperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini denga ganas. .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36).
37.  “Ayo minum lagi.” ajaknya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
38.  “Diskusi yang kita lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu sangat baik untuk penyembuhan jasmaniahku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).
39.  “Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).
40.  Lamar  saja wanita itu. Lalu kalia menikah. Itu lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari nuraniku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).
41.  Kamu puasa kan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 160).
42.  “Bagiku, agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).
43.  “B”  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
44.  “Saya tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor Rahman.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).
45.  “Pernahkah Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air matanya. .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).
46.  “Perutku sakit?” .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 193).

c.       Simbol
47.  Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).
48.  “Ada. Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).
49.  “Saya baik, Abbas.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17).
50.  Oh My God! Kenapa kamu tak mau membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).
51.  “Aku menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).
52.  “Muslimah ? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).
53.  “Iya. Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk agama kami?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
54.  “Silakan, Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 48).
55.  “Aku mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
56.  “Maafkan aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
57.  “Lalu liontin salib di dadamu itu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
58.  “Maklum, di Kairo traffic lights tidak difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur qahera.”
59.    ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).
60.  “Jilbab di luar Timur Tengah.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).
61.  “Apa munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).
62.  “Maksudmu yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).
2.3        Analisis Data
        Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang akan dianalisis oleh peneliti mengenai kajian semiotik yang terdiri dari tanda atau lambang serta sistem budaya yang ada di dalam novel ini akan dianalisis secara keseluruhan.
2.3.1        Lambang yang Terdapat dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali
Pada analisis data ini penulis menyajikan bahasa perlambangan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Perlambangan ini disampaikan melalui sesuatu yang lain yang ada dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abdul Chaer mengatakan (2002 : 37), bahwa lambang sebenarnya  juga adalah tanda, perbedaannya terhadap tanda adalah bahwasannya lambang tidak memberikan tanda secara langsung, melainkan melalui sesuatu yang lain. 
Dalam penelitian ini penulis menganalisis Perlambangan ini terdiri dari lambang tokoh cerita, watak tokoh cerita, sistem budaya serta jenis lambang yang dipakai dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Berikut adalah analisis data mengenai lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
2.3.1.1  Lambang Tokoh Cerita
Perlambangan tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan cerita, yang mana tokoh utama merupakan tokoh yang memiliki kecenderungan lebih banyak berperan dan didukung oleh tambahan sebagai pelengkap cerita tersebut.  
Faruk dalam Sobur ( 2004 : 124 ) mengatakan bahwa tanda terdapat di mana-mana : kata adalag tanda, demikian pula dengan gerik isyarat, lampu lalu lintas bendera dan sebagainya. Struktur karya sastra, struktur film, bangunan, atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda. Struktur karya sastra (roman) berupa penokohan yang terdiri dari lambang tokoh cerita dan perwtakan tokoh cerita.
Berikut adalah deskripsi tokoh utama cerita dan tokoh tambahan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
a)  ‘Ivan’ merupakan tokoh utama dalam cerita ini, sebab perannya dalam cerita ini sangat berpengaruh terhadap tokoh lain dan berlanjutnya cerita. Tokoh ‘Ivan’ adalah seorang Muslim, namun karena kebiasaannya didalam memulai berbicara selalu menggunakan sikap yang ramah kepada orang lain dan merasa tidak puas dengan agama Islam yang mana ia lebih tertarik kepada agama Kristen sehingga Ivan menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam yang berupa masalah ketidakjelasan Tuhan, perihal salawat, neraka, doa, ziarah kubur.  Berikut adalah kutipan pendukungnya:
“Tidak usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51)
“Pertama soal ketidakjelasan Allah Swt. Padahal dikatakan bahwa Dia itu wujud atau ada. Kedua, doa yang tidak terkabul padahal Dia berfirman niscaya akan mengabulkan permohonan makhluk-Nya. Ketiga, pelemparan iblis ke api neraka sebagai hukuman yang pedih. Padahal iblis juga berasal dari api. Mana mungkin makhluk dari api merasakan panas ketika kena api? Keempat shalawat. Padahal Nabi Muhammad sudah dijamin masuk Surga, tapi mengapa kita diperintahkan mendoakannya dengan shalawat itu? Apalagi dinyanyikan dengan suara nyaring yang mengganggu orang lain. Dan yang kelima tentang perkara ziarah kubur para ulama-ulama hebat. Mengapa malah menziarahi ulama? Mengapa tidak menziarahi dan mendoakan orang-orang yang banyak dosanya? Aku rasa cukup itu saja dulu yang perlu kusebutkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).

b.      ‘Farisa’ adalah tokoh tambahan dalam cerita ini, yang merupakan seorang wanita muda yang anggun yang berasal dari Mesir yang pernah bertemu dengan Ivan di bandara Domodedovo dan berkenalan pada saat Farisa berada di Rumah sakit Zeinhum, Kairo.  Berikut kutipan pendukungnya :
“Bolehkan saya duduk di sebelah Anda?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 13). 
“Farisa. Nama Anda?” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 49).
c.       ‘Viktor, Vedrov dan Mikhail’ adalah tokoh tambahan dalam cerita ini yang berperan sebagai teman-teman ‘Ivan’ yang ikut bersamaan atas terjadinya kecelakan yang menabrak Farisa, berikut kutipan pendukungnya :
Ivan, kamu menabraknya!” ucap salah seorang temanku Viktor. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :25). 
“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov  bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“ Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)

d.  Ayah Ivan’ adalah tokoh tambahan cerita yang mana ia adalah ayah kandung Ivan yang sangat membenci wanita Mesir dan melarang Ivan untuk mencari cinta dari seorang wanita Mesir yang dianggapnya sebagai pengkhianat cinta. Berikut kutipan pendukungnya:
 “Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)

e.  Ibu Ivan’ adalah tokoh tambahan yang ada dalam cerita ini yang mana ia adalah ibu kandung Ivan yang telah lama berpisah dengan Ivan dan merindukan anaknya, dan merasa telah di sia-siakan oleh suaminya yaitu ayah Ivan, berikut kutipan pendukungnya:
“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
 “Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku? Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan  jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).

f.       ‘Angelina’ adalah tokoh tamabahan cerita yang mana ia adalah seorang wanita muda pemeluk agama Kristen Katolik Ortodoks yang menyukai Ivan, perhatian dan taat menunggu cintanya kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya akan  bertepuk sebelah tangan. Berikut kutipan pendukungnya :
“Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).

g.      ‘Dokter’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai tokoh  yang membantu proses berjalannya operasi yang di lakukan terhadap Farisa akibat kecelakaan yang terjadi di Jalan Ahmed Sokarno ketika hendak menyeberangi jalan, berikut kutipan pendukungnya:
“Baiklah.  Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171). 

h.      ‘Polisi’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai pihak berwajib yang mendapat laporan telah terjadi kecelakaan di Jalan Ahmed Sokarno yang menabrak seorang pejalan kaki dan membawa Ivan ke kantor polisi. Berikut kutipan pendukungnya :
“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Sekarang Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

           i.      ‘Mizar (Tahanan I )’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai seorang tahanan yang sama-sama tinggal bersama Ivan yang berada di dalam sel jejruji besi, berikut kutipan pendukungnya :
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

j.        ‘Naser Tahanan II’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai seorang tahanan yang membela Ivan di saat sedang di hardik oleh salah seorang tahanan yang berada di dalam tahanan sel tahanan jeruji besi, berikut kutipan pendukungnya :
Biarkan saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih sopan. Kelihatannya dia orang bijak.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

k.        ‘Zaima’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai adik Farisa.Berikut kutipan pendukungnya :
“Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
 Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).

l.         ‘Professor Rahman’ adalah tokoh tambahan yang merupakan seorang pakar telematika. Berikut kutipan pendukungnya :
 “Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
 “Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).

m.    ‘Bibi Farisa’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai bibik yang merawat Farisa dan adiknya Zaima setelah kedua orang tuanya meninggal dalam aksi unjuk rasa menggulingkan Presiden Hosni Mubarak . Berikut kutipannya :
Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

n.      ‘Paman Farisa’ adalah tokoh tambahan cerita yang berperan sebagai paman yang mewakli keluarga dari Farisa untuk menyepakati tanggal menikahnya Ivan dan Farisa. Berikut kutipannya :
“Bagaimana, Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
Ya, kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Baiklah. Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
                Untuk lebih jelasnya perlambangan watak tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali dapat dilihat pada tabel 02 berikut :

TABEL 01 PERLAMBANGAN TOKOH CERITA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI.
No
Nama Tokoh Cerita
Kategori Tokoh Cerita
Kutipan yang Berkaitan
1.
























Ivan





             


















 Pada kutipan di atas watak yang dimiliki oleh Ivan adalah ramah dan merasa tidak puas dengan agama Islam yang tertarik kepada agama Kristen sehingga Ivan menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam yang berupa masalah ketidakjelasan Tuhan, perihal salawat, neraka, doa, ziarah kubur.

















“Tidak usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usia kita tidak jauh beda.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51) .
“Pertama soal ketidakjelasan Allah Swt. Padahal dikatakan bahwa Dia itu wujud atau ada. Kedua, doa yang tidak terkabul padahal Dia berfirman niscaya akan mengabulkan permohonan makhluk-Nya. Ketiga, pelemparan iblis ke api neraka sebagai hukuman yang pedih. Padahal iblis juga berasal dari api. Mana mungkin makhluk dari api merasakan panas ketika kena api? Keempat shalawat. Padahal Nabi Muhammad sudah dijamin masuk Surga, tapi mengapa kita diperintahkan mendoakannya dengan shalawat itu? Apalagi dinyanyikan dengan suara nyaring yang mengganggu orang lain. Dan yang kelima tentang perkara ziarah kubur para ulama-ulama hebat. Mengapa malah menziarahi ulama? Mengapa tidak menziarahi dan mendoakan orang-orang yang banyak dosanya? Aku rasa cukup itu saja dulu yang perlu kusebutkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).

2.















3.


















4.

























5.

















6.











7.















8.













9.







10. 











11.













12.















.



13.




















Viktor,Vedrof,dan Mikhail














Ayah Ivan


















Ibu Ivan

























Angelina

















Dokter











Polisi















Mizar













Naser







Zaima











Professor Rahman













Bibi Farisa



















Paman Farisa

















Kutipan di samping watak yang dimiliki yakni:
1.      Viktor memiliki watak yang sama sekali tidak percaya.
2.      Vedrof memiliki watak yang kurang baik yaitu mencoba melarikan diri dan tidak bertanggung jawab.
3.      Mikhail memili watak yang emosional.


Pada kutipan di samping dapat diketahui tokoh tambahan cerita yaitu ayah ivan yang memiliki watak trauma atas masa lalu yang pernah di alaminya yang membuat dia membenci wanita Mesir.












Tokoh tambahan cerita di samping dapat diketahui tokoh cerita yaitu seorang ibu yang sangat merindukan anaknya dan merasa di sia-siakan kemudian diceraikan oleh suaminya sendiri sehingga mencoba membuka hati untuk menerima laki-laki lain.


















Tokoh tambahan cerita pada kutipan di samping dapat diketahui dari tokoh tambahan cerita yang merupakan seorang wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya dengan sabar terhadap Ivan yang menjadikannya sebagai seorang wanita yang memiliki watak yang baik yaitu baik, perhatian, dan ramah






Tokoh tambahan cerita di samping dapat diketahui tokoh cerita yaitu seorang dokter yang menangani operasi kecelakaan korban yang terjadi terhadap Farisa dan yang menanganni proses pelaksanaan operasi Abbas Williams.



Pada kutipan di samping tokoh tambahan cerita diketahui dari tokoh polisi yang taat menjalani tugasnya dan membawa Ivan ikut ke kantor polisi.










Pada kutipan tambahan di samping dapat diketahui dari tokoh tambahan seorang Tahanan yang bernama Mizar yang terlihat ganas yg merasa terganggu dengan kehadiran Ivan dan yang menertawai terhadap apa yang dirasakan oleh Ivan.





Pada kutipan tambahan di samping dapat diketahui dari tokoh tambahan seorang Tahanan yang bernama Naser yang membela Ivan terhadap hardikan yang dilakukan oleh Mizar.

Pada kutipan di samping dapat diketahui tokoh tambahan cerita yaitu Zaima yang merupakan adik Farisa yang memiliki watak yang perhatian, penyayang dan suka bercanda.






Pada kutipan di samping dapat diketahui tokoh tambahan yang ada dalam crita yaitu Professor Rahman yang tak lain adalah seorang ahli teltematika yang memiliki watak pembohong yang dapat merugikan orang lain dengan cara merekayasa hasil foto-foto yang di amanahkan oleh Ivan untuk mencari kebenaran dari foto-foto tersebut.


Pada kutipan di samping dapat dilihat tokoh tambahan yaitu bibi yang menjadi pengganti kedua orang tua Farisa untuk menjaganya dan adiknya Zaima yang memiliki watak ramah dan teguh pada ke imanan sesuai agam Islam.












Pada kutipan di samping dapat dilihat tokoh tambahan yaitu paman yang menjadi pengganti kedua orang tua Farisa untuk menjaganya dan adiknya Zaima yang memiliki watak ramah dan pengertian dan menjujunjung tinggi sunnah rasul.







.
  Ivan, kamu menabraknya!” ucap salah seorang temanku Viktor. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 :25). 
“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov  bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“ Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)




“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).

Dengan cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku? Memukuliku. Menendangku. Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 
“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan  jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201).

“Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).

“Baiklah.  Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).

“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)
“Sekarang Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

Biarkan saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih sopan. Kelihatannya dia orang bijak.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)


“Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).

Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatiii.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).

“Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
 “Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).


Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).


“Bagaimana, Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
Ya, kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

Baiklah. Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).


2.3.1.2   Lambang Perwatakan Tokoh
Lambang perwatakan yang dimiliki oleh setiap tokoh cerita yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat berbagai mawam watak di setiap tokoh cerita yakni :
1.      ‘Ivan’ merupakan tokoh utama  yang memiliki watak bertanggung jawab, watak ini dapat dilihat dari sikap Ivan ketika menabrak seorang wanita yang hendak menyebrang jalan tepat di Jalan Ahmed Sokarno . berikut kutipan yang berkaitan dengan tindakannya.
“ Maafkan aku teman-teman! Ini panggilan batinku. Aku harus menolongnya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25).
Namun Ivan juga memiliki watak yang tidak percaya dengan keyakinan yang di anutnya sebagai seorang Muslim dan tidak teguh pendirian, sehingga ia lebih tertarik dengan ajaran agama Kristen berikut kutipannya :
“Agama Kristen itu jelas kebenarannya, dan tidak pula mengenal kekerasan berdarah seperti dalam Islam.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37)
“Aku dulu memuji Islam. Tapi, apa yang kuterima, Farisa? Ibuku menghianati cinta ayahku. Mereka bercerai. Lalu aku kehilangan kasih sayang dari orang yang melahirkanku. Seteleh itu ayahku membawaku ke Rusia. Di sana aku melihat kehidupan orang-orang Kristen Ortodoks begitu damai. Aku merasa nyaman bersama mereka. Dan mereka juga aku menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 :58 ).

2.       ‘Farisa’ adalah tokoh tambahan dalam cerita yang memiliki watak yang memiliki pengetahuan agama yang luas dan teguh pendirian terhadap agama Islam. Berikut adalah kutipan yang berkaitan dengan tindakannya :
“Keyakinan itu berkaitan dengan hati. Bukan karena paksaan atau lainnya. Bukan pula karena ketidakpuasan terhadap agama asal yang dianut sebelumnya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Semua orang yang mengaku beriman kepada Allah, pasti akan diuji keimanannya oleh-Nya. Persoalan dia mampu atau tidak dalam ujian itu, tergantung pada dirinya sendiri. Bukan karena Islam. Aku yakin ibumu wanita yang baik. Dan, beliau mendapatkan ujian besar, yakni dipertemukan-Nya dirinya dengan lelaki yang menurutnya lebih baik daripada ayahmu. Hasilnya, ibumu tidak sanggup dalam ujian itu. Pertanyaannya, apakah Islam yang tidak baik?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 68).
“Baiklah. Berarti kamu tak dapat melihat wujud sakit, tapi yakin bahwa rasa sakit itu ada. Begitu pun dengan Tuhan dalam Islam. Aku, dirimu, alam, dan lainnya yang dapat kita indra adalah tanda-tanda bahwa ada yang menciptakan. Tak mungkin semua itu ada dengan sendirinya. Dan, tak lain pencipta itu adalah Allah Swt yang tunggal beserta kebesaran-Nya yang maha luar biasa.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 71).

“Ya, Dia dekat. Tapi bukan zat-Nya yang dekat, melainkan ilmu-Nya. Sebab, jika zat-Nya yang dekat dan menyatu dengan manusia, berarti Dia ada di mana-mana, bahkan ada di tempat-tempat kotor dan laknat. Allah Swt tidaklah demikian dalam hal keberadaan-Nya. Selain itu, jika Allah Swt ada di setiap diri manusi, berapa banyakkah dirinya? Tentunya akan sebanyak jumlah manusia yang ada. sedangkan Dia adalah zat tunggal.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 72).

“Yang tepat itu, di mana pun kita berada, penglihatan dan pendengaran-Nya dapat menjangkau persembunyian kita itu. Sehingga, di mana pun kita bersembunyi, Dia mengetahuinya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 73).

“Dengarkan aku. Sebenarnya Allah Swt sudah mengabulkan permohonanmu itu lewat tanganmu, kakimu, matamu, dan segala potensi yang ada padamu. Dengan tangan dan lainnya itu, kamu bisa bekerja. Lalu mendapatkan uang. Uangnya bisa kamu tabung hingga berlimpah ruah untuk membeli atau membangun rumah yang kamu impikan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 73).

“Doa dan usaha itu seperti kakak beradik. Mana mungkin sesuatu bisa terwujud hanya dengan doa? Atau hanya dengan usaha? Karena itulah, Allah Swt memerintahkan kita untuk berdoa dan berusaha. Jika kita menaati perintah Allah Swt tersebut, kita termasuk orang yang takwa kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Berarti begitu pun dengan iblis. Jika dilemparkan kea pi pasti merasakan ketidaknyamanan. Karena itulah, pelemparan yang kamu persoalkan tadi itu ialah hukuman dari Allah Swt atas pembangkangan yang telah dilakukan iblis kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Nah soal salawat, sebenarnya itu adalah salah satu wujud terima kasih kita kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau telah bersusah payah menjadi utusan-Nya dalam rangka menyempurnakan akhlak manusia di bumi ini. Jadi, apakah salah kita berterima kasih kepada orang yang telah berjasa besar itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Islam itu berarti tunduk, patuh, taat kepada-Nya. Dan Allah Swt menyuruh kita untuk taat pula kepada Nabi Muhammad Saw. Apa yang diajarkan nabi, itulah yang kita ambil dan laksanakan. Nabi kita pernah mengajarkan salawat kepada manusia. Yakni. Allahumma sholli’ala Muhammad wa’ala aliMuhammad dan seterusnya.” Farisa menghela napas sejenak. Lalu dia melanjutkan kata-katanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 75).

“Dan yang terakhir soal ziarah kubur. Semula Nabi Muhammad melarang kita berziarah. Lalu beliau membatalkannya. Jadi, kalau ingin berziarah silakan berziarah ke makam muslim mana pun sekadar mendoakan dan mengingat mati. Tidak lebih daripada itu. Sebab, keberkahan datangnya dari Allah di tempat-tempat yang telah ditentukan-Nya semisal mesjid. Bukan di tempat jenazah dikuburkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 76).

3).‘Viktor adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai teman Ivan yang memiliki watak  sifat penasaran, simpati dan pasrah. Berikut kutipannya :
“Tapia pa?” Viktor yang kini terlihat penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Tapi, kalau itu tidak kita lakukan, wanita itu bisa mati. Dan, Ivan akan dipenjara dalam waktu yang lama. Viktor mendukung ideku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

4). Vedrov adalah tokoh tambahan yang memiliki watak tidak bertanggung jawab dan peduli. Berikut kutipannya :
“Iya, benar kata Vedrov. Cepat kita tinggalkan saja temapt ini, Ivan!” kali ini sudah ada dua seruan untukku meninggalkan tempat ini. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov  bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Bagaimana wanita itu, Van?” Vedrov membuka percakapan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

5). Mikhail  adalah tokoh tambahan yang memiliki watak takut, tidak percaya, penasaran, dan tidak setuju terhadap apa yang dilakukan oleh Ivan. Berikut kutipannya :
“Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhailbenar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)
“Rumit bagaimana maksudmu?” Mikhail penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Jika kita menghubungi keluarganya, aku tak bisa membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Kemungkinan terkecilnya, mereka akan marah sejadinya kepada kita, terutama pada dirimu, Van.” Ungkap Mikhail. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)
“Kalau aku terserah kamu saja, Van. Tapi, aku keberatan kalau salah seorang dari kami bertiga yang menjadi keluarga palsu wanita itu.” Mikhail mengungkapkan pendapatnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 29)

6). ‘Ayah Ivan’ adalah tokoh tambahan cerita yang memiliki watak trauma atas masa lalunya ,perhatian, keras kepala, egois, pemarah, tidak mau kalah. Berikut kutipan pendukungnya :
“ Ya. Aku berharap, dirimu akan mendapatkan kebahagiaan di sana. Mengenai ibumu tak usah lagi kau membencinya. Sebab, yang mendapatkan penghianatan cinta adalah aku. Bukan kamu. Jadi ini urusanku dan dia. Selain itu, dia itu bukan ibu kandungmu sendiri. Yang melahirkanmu. Membesarkanmu dengan kasih saying. Dan, kebencian hanya akan membuatmu tidak betah di sana. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).
“Berbahagialah di sana, Nak. Tapi inga Soal wanita, carilah di Rusia saja. Aku tak mau kamu di sakiti wanita Mesir seperti ibumu menyakiti hatiku dulu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).
“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101) data 43
“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)
“Aku hanya menyarankan satu hal padamu. Carilah wanita lain. Dia orang Mesir seperti ibumu. Dan aku tak mau dirimu mengalami kesialan nasib sepertiku dalam hal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 106)
“Beda apanya? ! Semua wanita Mesir sama saja. Pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Baiklah. Lihat saja nanti. Kamu akan menyesal kalu masih membina hubungan cinta dengannya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Siapa takut?! Apa taruhannya?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)
“Dia bukan Ivanmu lagi! Dia anakku!” ayahku membuyarkan kebahagian ibuku.(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
“Lepaskan dekapan kalian!’ ayahku terlihat beringas sambil menarik tangan ibuku yang berpegang kuat di tubuhku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Kamu tidak boleh mendekati Ivan lagi karena hak asuh anak masih padaku!” celetuk ayahku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Tahu apa kamu soal hak asuh anak. Dia masih kuasuh. Dia perlu bimbingan dariku. Sementara kamu ke mana saja baru hari ini mendekap Ivan?” ayahku tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).
“Baiklah. Aku akan mengalahkanmu dalam taruhan ini. Lihat saja nanti. Farisa yang kamu cintai itu akan terbukti melakukan hal yang sama seperti yang kuyakini!” ayahku segera meninggalkan kami bertiga. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).
“Akan kubuktikan padamu kalau dia sama saja dengan ibumu. Pengkhianat cinta! Dengarkan baik-baik, pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).
“Buktikan padaku ucapanmu itu!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147). 
(7) ‘Ibu Ivan’ adalah tokoh tambahan yang ada dalam cerita yang memiliki watak penyayang, memiliki rasa kerinduan terhadapa anak, peduli, dan merasa di sia-siakan oleh laki-laki yang tak lain adalah suaminya sendiri. Berikut kutipannya :
“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).
Dengan cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Kamu tidak apa-apa,kan?” perhatian ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).
“Ibu tahu kamu gadis yang baik. Tapi, kami tidak enak Farisa kalau harus mengganggu istirahatmu. Isnya Allah lain kali kami akan berbuka di sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 137).
“Ivan, Ivan, Tanpa kamu minta pun ummi sangat merestui kalau kamu menikah dengan Farisa. Ummi senang sekali dengan gadis itu. Dia baik, terpelajar, akhlaknya mulia, dan salehah. Semoga kalian berjodoh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 150).
“Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku?Memukuliku. Menendangku.Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 

“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan  jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 

(8) ‘Angelina’ adalah tokoh tamabahan cerita yang mana ia adalah seorang wanita muda pemeluk agama Kristen Katolik Ortodoks yang memiliki watak perhatian dan taat menunggu cintanya kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya akan  bertepuk sebelah tangan. Berikut kutipannya :
“Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)
“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).
“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).

(9)   ‘Dokter’ adalah tokoh tambahan yang memiliki watak penolong. Berikut kutipannya :
“Baiklah.  Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30)
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).

(10)  ‘Polisi’adalah tokoh tambahan cerita yang memiliki watak adalah emosi, dan bertangung jawab dan taat menjalani  tugas yaitu menegakkan hukum. Berikut kutipannya :
“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35) 
“Cukup!” seorang polisi itu sedikit membentak. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35) “Sekarang Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

(11)  ‘Mizar (Tahanan I )’ adalah tokoh tambahan cerita yang memiliki watak pemarah, suka  
      mengejek dan ganas  saat bersama Ivan di dalam sel tahanan jeruji besi. Berikut  
       kutipannya “
“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36) “Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

(12)   ‘Naser Tahanan II’ adalah tokoh tambahan cerita yang memiliki watak sopan, baik dan
 bijak saat berada di dalam tahanan sel tahanan jeruji besi. Berikut kutipan pendukungnya :
“Pakailah. Mungkin dengan selimut ini rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum ramah. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Semua itu kulakukan untuk kebaikan. Aku selalu menolong orang yang lemah. Tapi, di mata hokum aku salah. Terakhir aku menyelamatkan nenek dari pembunuhan. Namun sayang, aku tidak sengaja membunuh pelakunya dengan beberapa tinju dahsyat dariku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 38).
“Angelina adalah wanita asli Mesir. Dia perempuan Kristen Koptik yang taat. Mendapatkannya sebagai istri pastilah sebuah kebahgiaan luar biasa. Aku jadi ingat Mariyah Al-Qibtiyah yang juga perempuan Kristen Koptik. Dia menjadi istri ke-11 Nabi Muhammad dalam agama Islam, agamamu. Lalu dia melahirkan Ibrahim yang kemudian meninggal dunia di usia anak-anak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 43)
“Tapi menurutku kamu lebih baik dengan Angelina. Dia perempuan Kristen Koptik yang baik. Aku yakin hatimu yang sudah terbuka untuk mendekap agam kami, akan mendapatkan kebahagiaan bersama Angelina.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44)

(13)  ‘Zaima’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai adik Farisa yang memiliki watak ramah, sopan, bijaksana, rasa keingintahuan yag besar, penasaran dan suka bercanda, berikut kutipan pendukungnya :
“Kerja di mana, Kak?” Zaima menyela. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Kakak orang Rusia atau Mesir?” tampaknya Farisa belum cerita tentang orang tuaku kepadanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
“Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).
Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatii.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
“Tuh kan pipinya merah.” lanjut Zaima.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).
“Maaf sebelumnya, Kak. Ini mengusik pikiranku dan masih berkenaan juga dengan Abbas Williams itu. Apakah saat ini Kak Ivan sudah memeluk agama Kristen?” tanya Zaima berani. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Apa Kak Ivan sudah benar-benar yakin?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).
“Ehem ehem.” Zaima mencoba melerai kami yang sedang beradu hati. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 91).
“Wa ‘alaikumussalam.” Pemilik langkah tadi menjawab salamku, ramah sekali.(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Alhamdulillah aku baik, Kak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
Zaima terkejut aku membawa ibuku. Tanpa piker panjang lagi, dia langsung meraih tangan ibuku. Lalu menyalaminya.” Selamat datang di rumah ini, Bu. Mari, semua silakan masuk.” ajaknya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“ Silakan duduk.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Kak Farisa belum pulang.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).

(14)  ‘Professor Rahman’ adalah tokoh tambahan yang merupakan seorang pakar telematika yang memiliki sifat, ramah, pembohong, tidak memikirkan perasaan orang lain, dan penipu, berikut kutipan pendukungnya :
“Hei Ivan! Apa kabarmu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154).
“Dalam rangka apa kamu dan teman-temanmu datang ke tempatku ini?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154).
“Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 
“Sampai detik ini dia tidak ada menemuiku.” ucapnya terdengar jelas olehku.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Mungkin dia sangat percaya dengan hasil analisisku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Aku tak punya banyak waktu untuk mengamati gerak-gerik anakmu itu. tapi, aku yakin anakmu sekarang hatinya membenci wanita yang bernama Farisa itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).
“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).

(15)  Bibik Farisa’ adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai bibik yang merawat Farisa dan adiknya Zaima setelah kedua orang tuanya meninggal dalam aksi unjuk rasa menggulingkan Presiden Hosni Mubarak yang memiliki sifat ramah dan berpegang teguh dengan akidah yang sesuai dengan ajaran yagn diajarkan oleh agama Islam, berikut kutipannya :
Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

(16)  ‘Paman Farisa’ adalah tokoh tambahan cerita yanb berperan sebagai paman Farisa yang
        memiliki watak baik, ramah dan bijaksana, berikut kutipannya :
“Bagaimana, Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).
Ya, kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Baiklah. Bagaimana kalau tanggal 15 Agustus mendatang saja?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).
Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204). 
TABEL 02 PERLAMBANGAN WATAK TOKOH CERITA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI.
No
Nama Tokoh Cerita
Watak Tokoh Cerita
Kutipan Pendukung
1.















2.


























































3.




4.







5.










6.










































7.























8.








9.




10.








11.





12.












.



13.




























14.
















15.







16.




Ivan















Farisa


























































Viktor




Vedrof







Mikhail










Ayah Ivan










































Ibu Ivan























Angelina








Dokter




Polisi








Mizar





Naser
















Zaima




























Professor Rahman















Bibi Farisa






Paman Farisa
Ivan’ merupakan tokoh utama  yang memiliki watak bertanggung jawab, memiliki watak yang tidak percaya dengan keyakinan yang di anutnya sebagai seorang Muslim dan tidak teguh pendirian, sehingga ia lebih tertarik dengan ajaran agama Kristen.
















Kutipan di atas watak yang dimiliki oleh Farisa adalah memiliki pengetahuan agama yang luas dan teguh pendirian terhadap agama Islam.

































































































Waatak yang dimiliki oleh Viktor adalah sifat penasaran, simpati dan pasrah.




Watak yang dimiliki oleh Vedrof adalah tidak bertanggung jawab dan peduli.









Watak yang dimiliki oleh Mikhail adalah takut, tidak percaya, penasaran, dan tidak setuju terhadap apa yang dilakukan oleh Ivan.














Pada kutipan di atas watak ayah Ivan yakni trauma atas masa lalunya ,perhatian, keras kepala, egois, pemarah, tidak mau kalah.






































































Watak yang dimiliki oleh ibu Ivan adalah penyayang, memiliki rasa kerinduan terhadapa anak, peduli, dan merasa di sia-siakan oleh laki-laki yang tak lain adalah suaminya sendiri.


































Watak yang dimiliki oleh Angelina adalah perhatian dan taat menunggu cintanya kepada Ivan dengan sabar walapun akhirnya dia akan merasakan cintanya akan  bertepuk sebelah tangan.










Dokter memiliki watak penolong.






Polisi memiliki watak emosi, dan bertangung jawab dan taat menjalani  tugas yaitu menegakkan hukum.











Pada kutipan di samping data diketahui watak Mizar dalah pemarah, suka mengejek dan ganas  saat bersama Ivan di dalam sel tahanan jeruji besi.






Pada kutipan di samping data diketahui watak Mizar dalah sopan, baik dan bijaksana saat berada di dalam tahanan sel tahanan jeruji besi..

























Zaima adalah adik farisa yang memiliki watak ramah, sopan, bijaksana, rasa keingintahuan yag besar, penasaran dan suka bercanda.













































Watak Professor Rahman ramah, pembohong, tidak memikirkan perasaan orang lain, dan penipu.
























Watak yang dimiliki oleh bibi Farisa adalah ramah dan berpegang teguh dengan akidah yang sesuai dengan ajaran yagn diajarkan oleh agama Islam.









Watak yang dimiliki oleh paman Farisa adalah baik, ramah dan bijaksana.
“Maafkan aku teman-teman! Ini panggilan batinku. Aku harus menolongnya.”(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25).

“Agama Kristen itu jelas kebenarannya, dan tidak pula mengenal kekerasan berdarah seperti dalam Islam.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37)

“Aku dulu memuji Islam. Tapi, apa yang kuterima, Farisa? Ibuku menghianati cinta ayahku. Mereka bercerai. Lalu aku kehilangan kasih sayang daro irang yang melahirkanku. Seteleh itu ayahku membawaku ke Rusia. Di sana aku melihat kehidupan orang-orang Kristen Ortodoks begitu damai. Aku merasa nyaman bersama mereka. Dan mereka juga aku menemukan kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” (Mahmud Jauhari

“Keyakinan itu berkaitan dengan hati. Bukan karena paksaan atau lainnya. Bukan pula karena ketidakpuasan terhadap agama asal yang dianut sebelumnya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).

“Semua orang yang mengaku beriman kepada Allah, pasti akan diuji keimanannya oleh-Nya. Persoalan dia mampu atau tidak dalam ujian itu, tergantung pada dirinya sendiri. Bukan karena Islam. Aku yakin ibumu wanita yang baik. Dan, beliau mendapatkan ujian besar, yakni dipertemukan-Nya dirinya dengan lelaki yang menurutnya lebih baik daripada ayahmu. Hasilnya, ibumu tidak sanggup dalam ujian itu. Pertanyaannya, apakah Islam yang tidak baik?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 68).

“Baiklah. Berarti kamu tak dapat melihat wujud sakit, tapi yakin bahwa rasa sakit itu ada. Begitu pun dengan Tuhan dalam Islam. Aku, dirimu, alam, dan lainnya yang dapat kita indra adalah tanda-tanda bahwa ada yang menciptakan. Tak mungkin semua itu ada dengan sendirinya. Dan, tak lain pencipta itu adalah Allah Swt yang tunggal beserta kebesaran-Nya yang maha luar biasa.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 71).

“Ya, Dia dekat. Tapi bukan zat-Nya yang dekat, melainkan ilmu-Nya. Sebab, jika zat-Nya yang dekat dan menyatu dengan manusia, berarti Dia ada di mana-mana, bahkan ada di tempat-tempat kotor dan laknat. Allah Swt tidaklah demikian dalam hal keberadaan-Nya. Selain itu, jika Allah Swt ada di setiap diri manusi, berapa banyakkah dirinya? Tentunya akan sebanyak jumlah manusia yang ada. sedangkan Dia adalah zat tunggal.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 72).

“Yang tepat itu, di mana pun kita berada, penglihatan dan pendengaran-Nya dapat menjangkau persembunyian kita itu. Sehingga, di mana pun kita bersembunyi, Dia mengetahuinya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 73).

“Dengarkan aku. Sebenarnya Allah Swt sudah mengabulkan permohonanmu itu lewat tanganmu, kakimu, matamu, dan segala potensi yang ada padamu. Dengan tangan dan lainnya itu, kamu bisa bekerja. Lalu mendapatkan uang. Uangnya bisa kamu tabung hingga berlimpah ruah untuk membeli atau membangun rumah yang kamu impikan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 73).

“Doa dan usaha itu seperti kakak beradik. Mana mungkin sesuatu bisa terwujud hanya dengan doa? Atau hanya dengan usaha? Karena itulah, Allah Swt memerintahkan kita untuk berdoa dan berusaha. Jika kita menaati perintah Allah Swt tersebut, kita termasuk orang yang takwa kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Berarti begitu pun dengan iblis. Jika dilemparkan kea pi pasti merasakan ketidaknyamanan. Karena itulah, pelemparan yang kamu persoalkan tadi itu ialah hukuman dari Allah Swt atas pembangkangan yang telah dilakukan iblis kepada-Nya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Nah soal salawat, sebenarnya itu adalah salah satu wujud terima kasih kita kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau telah bersusah payah menjadi utusan-Nya dalam rangka menyempurnakan akhlak manusia di bumi ini. Jadi, apakah salah kita berterima kasih kepada orang yang telah berjasa besar itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 74).

“Islam itu berarti tunduk, patuh, taat kepada-Nya. Dan Allah Swt menyuruh kita untuk taat pula kepada Nabi Muhammad Saw. Apa yang diajarkan nabi, itulah yang kita ambil dan laksanakan. Nabi kita pernah mengajarkan salawat kepada manusia. Yakni. Allahumma sholli’ala Muhammad wa’ala aliMuhammad dan seterusnya.” Farisa menghela napas sejenak. Lalu dia melanjutkan kata-katanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 75).

“Dan yang terakhir soal ziarah kubur. Semula Nabi Muhammad melarang kita berziarah. Lalu beliau membatalkannya. Jadi, kalau ingin berziarah silakan berziarah ke makam muslim mana pun sekadar mendoakan dan mengingat mati. Tidak lebih daripada itu. Sebab, keberkahan datangnya dari Allah di tempat-tempat yang telah ditentukan-Nya semisal mesjid. Bukan di tempat jenazah dikuburkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 76).

“Tapia pa?” Viktor yang kini terlihat penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

“Tapi, kalau itu tidak kita lakukan, wanita itu bisa mati. Dan, Ivan akan dipenjara dalam waktu yang lama. Viktor mendukung ideku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

“Iya, benar kata Vedrov. Cepat kita tinggalkan saja temapt ini, Ivan!” kali ini sudah ada dua seruan untukku meninggalkan tempat ini. . (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)

“Ivan! Tancap gasnya sebelum polisi datang!” Vedrov  bersuara keras. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)

“Bagaimana wanita itu, Van?” Vedrov membuka percakapan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

“Ivan! Apa yang kamu lakukan?!” Mikhail benar-benar mengencangkan urat lehernya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 25)

“Rumit bagaimana maksudmu?” Mikhail penasaran. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

“Jika kita menghubungi keluarganya, aku tak bisa membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Kemungkinan terkecilnya, mereka akan marah sejadinya kepada kita, terutama pada dirimu, Van.” Ungkap Mikhail. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)

“Kalau aku terserah kamu saja, Van. Tapi, aku keberatan kalau salah seorang dari kami bertiga yang menjadi keluarga palsu wanita itu.” Mikhail mengungkapkan pendapatnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 29)

“ Ya. Aku berharap, dirimu akan mendapatkan kebahagiaan di sana. Mengenai ibumu tak usah lagi kau membencinya. Sebab, yang mendapatkan penghianatan cinta adalah aku. Bukan kamu. Jadi ini urusanku dan dia. Selain itu, dia itu bukan ibu kandungmu sendiri. Yang melahirkanmu. Membesarkanmu dengan kasih saying. Dan, kebencian hanya akan membuatmu tidak betah di sana. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).



“Berbahagialah di sana, Nak. Tapi inga Soal wanita, carilah di Rusia saja. Aku tak mau kamu di sakiti wanita Mesir seperti ibumu menyakiti hatiku dulu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 10).

“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)

“Sama saja, Ivan! Semua wanita Mesir adalah pengkhianat cinta! Temanku juga mengalami nasib yang sama. Apa kamu sudah lupa dengan nasib paman John?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101)

“Aku hanya menyarankan satu hal padamu. Carilah wanita lain. Dia orang Mesir seperti ibumu. Dan aku tak mau dirimu mengalami kesialan nasib sepertiku dalam hal cinta.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 106)

“Beda apanya? ! Semua wanita Mesir sama saja. Pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)

“Baiklah. Lihat saja nanti. Kamu akan menyesal kalu masih membina hubungan cinta dengannya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)

“Siapa takut?! Apa taruhannya?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 107)

“Dia bukan Ivanmu lagi! Dia anakku!” ayahku membuyarkan kebahagian ibuku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).

“Lepaskan dekapan kalian!’ ayahku terlihat beringas sambil menarik tangan ibuku yang berpegang kuat di tubuhku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).

“Kamu tidak boleh mendekati Ivan lagi karena hak asuh anak masih padaku!” celetuk ayahku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).

“Tahu apa kamu soal hak asuh anak. Dia masih kuasuh. Dia perlu bimbingan dariku. Sementara kamu ke mana saja baru hari ini mendekap Ivan?” ayahku tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).

“Baiklah. Aku akan mengalahkanmu dalam taruhan ini. Lihat saja nanti. Farisa yang kamu cintai itu akan terbukti melakukan hal yang sama seperti yang kuyakini!” ayahku segera meninggalkan kami bertiga. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 129).

“Akan kubuktikan padamu kalau dia sama saja dengan ibumu. Pengkhianat cinta! Dengarkan baik-baik, pengkhianat cinta!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).

“Buktikan padaku ucapanmu itu!” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 147).

“Ivan? Benar. Kamu ivan. Oh, kamu sudah dewasa sekarang, Anakku.” ibuku melihatku dengan wajah yang sangat bahagia. Binary wajahnya memancar kuat. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 127).

Dengan cepat ibuku berlari dan kemudian memelukku.” Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128). data57

“Kamu tidak apa-apa,kan?” perhatian ibuku begitu ramah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128).

“Ibu tahu kamu gadis yang baik. Tapi, kami tidak enak Farisa kalau harus mengganggu istirahatmu. Isnya Allah lain kali kami akan berbuka di sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 137).

“Ivan, Ivan, Tanpa kamu minta pun ummi sangat merestui kalau kamu menikah dengan Farisa. Ummi senang sekali dengan gadis itu. Dia baik, terpelajar, akhlaknya mulia, dan salehah. Semoga kalian berjodoh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 150).

“Masih cinta? Menurutku sejak dulu kamu tak pernah mencintaiku. Kamu masih ingat betapa buruk dirimu memperlakukanku?Memukuliku. Menendangku.Bahkan membantingku. Padahal aku selalu bersikap baik padamu. Kurang apa lagi aku sebagai istri?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 

“Lalu ada lelaki lain yang sangat baik hati datang di kehidupanku. Dia tak sepertimu. Dan  jujur, dulu aku memang salah. Aku sengaja memberinya lampu hijau agar dirimu cemburu dan mau berubah baik untuk menyelamatkan pernikahan kita. Tapi,.. kamu malah menceraikanku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 201). 

“Satu-satunya jalan untuk bisa mengeluarkanmu dari sini ya dengan uang jaminan. Dan berharaplah gadis itu bisa sembuh.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 40)

“Aku pasti akan merindukanmu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 81).

“Jujur, aku sangat menikmati acara makan malam ini. Aku harap kamu pun sepertiku.” Ungkap dan harapnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).



“Bagaimana urusan cintamu dengan Farisa?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 141).

“Baiklah.  Ini darurat. Tapi ingat! Dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30) data 67
“Abbas Williams sudah berhasil menjalani operasi ini.” ucapnya semabri tersenyum ramah.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 171).

“Ada tiga saksi mata menyebutkan bahwa mobil itu menabrak seorang pejalan kaki tadi malam di Jalan Ahmed Sokarno. Dan Anda terpaksa kami bawa ke kantor polisi sekarang juga.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35) 

“Cukup!” seorang polisi itu sedikit membentak. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

“Sekarang Anda ikut kami ke kantor polisi atas peristiwa tadi malam.” Seorang lainnya lagi tanpa panjang lebar langsung mengarahkan borgol ke tanganku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 35)

“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas seperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini dengan panas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

“Apa katamu?Dingin?Ha ha ha ha. Ini belum seberapa. Suatu waktu nanti akan kamu temui keadaan yang jauh lebih dingin daripada saat ini.” orang ini tak mau kalah. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)

“Pakailah. Mungkin dengan selimut ini rasa dinginnya bisa lenyap darimu.” dia tersenyum ramah. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)
“Semua itu kulakukan untuk kebaikan. Aku selalu menolong orang yang lemah. Tapi, di mata hokum aku salah. Terakhir aku menyelamatkan nenek dari pembunuhan. Namun sayang, aku tidak sengaja membunuh pelakunya dengan beberapa tinju dahsyat dariku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 38).

“Angelina adalah wanita asli Mesir. Dia perempuan Kristen Koptik yang taat. Mendapatkannya sebagai istri pastilah sebuah kebahgiaan luar biasa. Aku jadi ingat Mariyah Al-Qibtiyah yang juga perempuan Kristen Koptik. Dia menjadi istri ke-11 Nabi Muhammad dalam agama Islam, agamamu. Lalu dia melahirkan Ibrahim yang kemudian meninggal dunia di usia anak-anak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 43)

“Tapi menurutku kamu lebih baik dengan Angelina. Dia perempuan Kristen Koptik yang baik. Aku yakin hatimu yang sudah terbuka untuk mendekap agam kami, akan mendapatkan kebahagiaan bersama Angelina.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44)

“Kerja di mana, Kak?” Zaima menyela. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).

“Kakak orang Rusia atau Mesir?” tampaknya Farisa belum cerita tentang orang tuaku kepadanya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).

“Apa yang dikatakan kak Ivan ada benarnya, Kak. Sekarang kak Risa istirahat dulu. Zaima menengahi pembicaraanku dan Farisa. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 59).

Zaima yang melihat kami sedang bahagia, langsung bereaksi.”Duuuh asyiknya yang sedang jatuh hatii.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).

“Tuh kan pipinya merah.” lanjut Zaima.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 65).

“Maaf sebelumnya, Kak. Ini mengusik pikiranku dan masih berkenaan juga dengan Abbas Williams itu. Apakah saat ini Kak Ivan sudah memeluk agama Kristen?” tanya Zaima berani. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).

“Apa Kak Ivan sudah benar-benar yakin?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 67).

“Ehem ehem.” Zaima mencoba melerai kami yang sedang beradu hati. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 91).

“Wa ‘alaikumussalam.” Pemilik langkah tadi menjawab salamku, ramah sekali. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).

“Alhamdulillah aku baik, Kak.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).

Zaima terkejut aku membawa ibuku. Tanpa piker panjang lagi, dia langsung meraih tangan ibuku. Lalu menyalaminya.” Selamat datang di rumah ini, Bu. Mari, semua silakan masuk.” ajaknya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).

“ Silakan duduk.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).

“Kak Farisa belum pulang.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 134).
“Hei Ivan! Apa kabarmu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154).

“Dalam rangka apa kamu dan teman-temanmu datang ke tempatku ini?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 154). data 94
“Mana foto-fotonya biar kulihat.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155). 

“Hmm, tampak asli.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 155).

“Sampai detik ini dia tidak ada menemuiku.” ucapnya terdengar jelas olehku.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).

“Mungkin dia sangat percaya dengan hasil analisisku.”  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).

“Aku tak punya banyak waktu untuk mengamati gerak-gerik anakmu itu. tapi, aku yakin anakmu sekarang hatinya membenci wanita yang bernama Farisa itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 183).

“Tenang saja, Fydor. Anakmu itu sudah dewasa. Dia pasti akan melupakan wanita yang tidak kamu sukai itu. Foto-foto hasil rekayasa sudah cukup membuat Ivan seperti itu.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 184).

Pertemuan ini adalah nikmat tersendiri bagi kami. Sekarang, silakan menyampaikan maksud utama kedatangan Bapak, Ibu, dan Nak Ivan ke sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).

“Ah bisa saja. Kami hanya berusaha menjalankan apa-apa yang sudah ada dalam Islam. Perihal yang kami lakukan telah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan nabi kita, atau malah sebaliknya, kami hanya bisa berserah diri kepada-Nya.” bibi Farisa pun kini tak lagi diam seperti tadi.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).



“Bagaimana, Farisa?” tanyanya pamannya. Farisa hanya diam.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).

Ya, kami paham Farisa,” pamannya seraya tersenyum, “Kalau begitu, mari kita tentukan tanggal pernikahan Farisa dan Ivan.” lanjutnya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

           
2.3.1.3   Lambang Kebudayaan
Aart Van Zoest dalam Kurtha ( 2006 : 109 ) menjelaskan, “ Semiotika kebudayaan adalah tanda-tanda yang terkandung dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, yaitu manusia dengan berbagai adat tradisi dan adat kebiasaannya”. Dapat dilihat pada kutipan berikut : 
1)      Lambang kebudayaan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali menunjukkan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu pertemua keluarga anta pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk menetapkan kapan dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan menlayani pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan sopan. Berikut adalah kutipan pendukungnya.
Bulan tampak keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di rumah Farisa. Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain wanita yang kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).

2)      Tardisi atau kebiasaan yang dilakukan dalam novel Sebait Cinta Di bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali merupakan kesepakatan yang dibuat oleh pihak perempuan untuk melaksanakan acara pernikahannya besar-besaran atau hanya sederhana saja. Berikut kutipan pendukungnya :
Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).

3)      Kebiasaan yang dilakukan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yaitu meminta pendapat calon mempelai perempuan yang bersangkutan bagaiman seharusnya dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan di waktu pelaksanaan acara atau hari H nya nanti. Berikut kutipan pendukungnya :
“Alhamdulillah jika demikian. Mengenai perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang bersangkutan saja. Dia menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku paman dan bibiknya akan mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya mohon dimaklumi apa adanya.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).

4)      Pada novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali menggambarkan kebiasaan yang tak asing lagi kita lihat yang terjadi kegugupan, cemas, dan senang yang dirasakan oleh mempelai laki-laki yang akan mengucapkan akad nikahnya kepada wali pihak perempuan yang akan dinikahinya. Berikut kutipan pendukungnya :
“Jujur, saat ini perasaanku bercampur aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi aku yakin, ada Allah bersamaku.

TABEL 03 PERLAMBANGAN SISTEM KEBUDAYAAN ATAU KEBIASAAN YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA MUHAMMAD JAUHARI ALI.
No
Kutipan Pendukung
Tradisi
Makna
1.












2.




3.








4.

Bulan tampak keperakan di langit Kairo. Aku, ibuku, dan juga, ayahku berada di rumah Farisa. Di sini ada paman dan bibinya Farisa yang menjamu kami selain wanita yang kucinta dan zaima.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 203).















Kami ingin mengadakannya secara sederhana saja sesuai sunah rasul. Bagaimana? Setuju?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 204).





“Alhamdulillah jika demikian. Mengenai perkara utama ini, kami menyerahkannya kepada yang bersangkutan saja. Dia menerima atau tidak, itu adalah haknya. Kami selaku paman dan bibiknya akan mendukungnya. Dan kami berharap apapun keputusannya mohon dimaklumi apa adanya.” (Mahmud
Jauhari Ali, 2012 : 203).







“Jujur, saat ini perasaanku bercampur aduk. Gugup. Cemas. Senang. Juga Takut. Tapi aku yakin, ada Allah bersamaku. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 206
Tradisi  Nikah Kawin











Budaya kekeluargaan



Budaya Kekeluargaan







Tardisi Nikah Kawin



Kutipan menujukkan tardisi
orang kebiasaan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu pertemua keluarga antara pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk
menetapkan kapan
dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan menlayani pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan sopan.

Kutipan di atas menujukkan kebiasaan dan tradisi kesepakatan yang dibuat oleh pihak perempuan untuk melaksanakan acara pernikahannya besar-besaran atau hanya sederhana saja.

Kutipan di atas menujukkan budaya tradisi kekeluargaan yang merupakan lambang tradisi kekeluargaan yang meminta pendapat calon mempelai perempuan terlebih dahulu yang bersangkutan bagaiman seharusnya dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan di waktu pelaksanaan acara atau hari H nya nanti.





Budaya (tradisi) yang menggambarkan kebiasaan yang tak asing lagi kita lihat yang terjadi kegugupan, cemas, dan senang yang dirasakan oleh mempelai laki-laki sebelum mengucapkan akad nikahnya kepada wali pihak perempuan yang akan dinikahinya.

2.3.2        Jenis-jenis Tanda atau Lambang yang Terdapat dalam Novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo Karya Mahmud Jauhari Ali
Menurut Pierce dalam Nurgiyantoro ( 2010 : 42 ) mengatakan :
Semiotik merupakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis hubungan yaitu : (1) ikon, jika berupa hubungan kemiripan, misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan dibagian awal atau depan, (2) indeks, jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membumbung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih, (3) simbol, jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera negara Indonesia , bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa.
Kurtha ( 2006 : 102 ) menjelaskan, ciri-ciriikonisitas, yaitu persamaan dan kemiripan ternyata memberikan rasa aman, ciri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonisitas.
Indeks merupakan hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam tebal membumbung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih. Simbol merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara onvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa. Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang ikon, indeks, dan simbol.   
a)      Ikon
Kurtha ( 2006 : 102) menjelaskan, cirri-ciri ikonisitas, yaitu persamaan dan kemiripan ternyata memberikan rasa aman, cirri-ciri yang dengan sendirinya menimbulkan daya tarik, contoh nama yang disandang seseorang baik nama diri maupun keluarga, termasuk gelar, mengimplikasikan aspek ikonsitas. Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang ikon. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Langit Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi keterpesonaanku seketika lesap.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012:7) 
Kutipan di atas menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yang terjadi karena perasaan yang mewakili kekhawatiran perasaan yang gelisah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada diri seseorang tokoh utama dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
Nama sup shchi, jenis makanan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama sup khas Rusia yang bahan dasarnya kubis dan bawang bombai, sedangkan kasha menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni bubur ala Rusia yang biasa di makan oleh orang-orang Rusia. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“’Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru.” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)
            Nama tokoh Otec, menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama gelar yang disandang oleh orang Rusia dengan nama panggilan untuk ayah dalam bahasa Rusia. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ada. apa yang hendak Otec bicarakan? Aku siap mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9)
Nama tokoh Abbas, menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama gelar yang disandang dan diberikan kepada pimpinan biara atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Saya baik, Abbas.” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17)
Nama tokoh Ummi, menujukkan jeni tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang untuk gelar panggilan seorang ibu oleh anaknya yang digunakan di Mesir. Jenis lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut :
“Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” .” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128)
Nama tokoh Ivan, Farisa, Penjaga gereja, Angelina, Viktor, Mikhail, Dokter, Polisi, Tahanan I ( Mizar), Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, Bibik Farisa,  dan Paman Farisa. Menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandangnya yang merupakan nama yang melekat pada diri masing-masing yang juga merupakan tokoh tambahan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. 
b)     Indeks
Indeks merupakan hubungan kedekatan eksistensi, misalnya asap hitam teba membumbung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai hati yang sedih.
Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang indeks . Jenis tanda atau lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Mungkin soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat banyak kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).
            Kutipan yang termasuk ke dalam indeks yakni terjadinya kedekatan eksistensi atau sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu perdebatan dalam selarik kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama Islam,  akibatnya terjadilah diskusi tentang kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam.
Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat ! dalam hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan.”( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).
            Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab karena dalam keadaan darurat di mana korban kecelakaan yang ditabrak oleh Ivan harus segera di operasi sehingga dokter yang menangani pelaksanaan operasi meminta Ivan bertanggung jawab atas izin operasi yang di lakukan oleh pihak rumah sakit sehingga tidak menimbulkan masalah besar nantinya.
 “Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas sperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini denga ganas. .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36).
            Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Ivan yang berusaha untuk manghangatkan badan dengan berjalan ke sana dan kemari dengan mondar-mandir sedangkan yang menjadi akibatnya adalah salah seorang tahanan yang bernama Mizar menghardiknya dan meminta Ivan untuk segera tidur.
“Ayo minum lagi.” ajaknya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).
“Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Kamu benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).
“Kamu benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).
            Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Angelina yang tampak menikmati sekali saat meneguk sampanye pada saat acara makan malam pertama Ivan bersama seorang wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang mengakibatkan sesuatu yang yang membuat Angelina mabuk berat sehingga berkata yang tidak-tidak sambil meracau dalam kedaan setengah sadar.
“Diskusi yang kita lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu sangat baik untuk penyembuhan jasmaniahku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).
            Pada kutipan di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah karena adanya diskusi yang terjadi antara Ivan dan Farisa tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di dalam Islam dan akibatnya adalah membuat semangat hidupa yang baik untuk jasmaniah khsususnya untuk Farisa sendiri.
“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).
Kutipan di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah masa lalu pahit yang di alami dan dirasakan oleh ayah Ivan dalam mempertahankan pernikahannya dengan istrinya yang tak lain adalah Ibu Ivan, akibatnya adalah ayah Ivan melarang dan meminta Ivan untuk tidak mencari wanita Mesir kecuali Orang Rusia.
Lamar  saja wanita itu. Lalu kalian menikah. Itu lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari nuraniku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).
Kutipan di atas termasuk indek yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah kekhawatiran Angelina terhadap Farisa yang bisa kapan saja dilukai oleh ayah Ivan atas perkataan yang dikatakannya yang akan mencoba menjauhkan Ivan dari gadis berjilbab lebar sehingga bisa membuat hati Farisa terluka dan menjauhi Ivan.
Kamu puasa kan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 160).
Pada kutipan di atas eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Ivan kepada Ivan yang yang membuat Ibu marah dan dan tidak menyangak atas jawaban yang diucapkan oleh anaknya Ivan.
“Bagiku, agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).
Kutipan di atas termasuk indeks yakni anggapan Ivan terhadap agam Islam yang menurutnya banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan sehinnga membuat dia lebih tertarik dengan agam Kristen.
“B”  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).
      Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab setelah Farisa tahu bahwa Abbas Williams sakit dan harus dioperasi sedangkan persedian darah di rumah sakit sedang kosong, sedangkan yang menjadi akibatnya adalah Fariasa bersedia untuk mendonorkan darahnya untuk membantu pelaksanaan operasi Abbas Williams.
“Saya tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor Rahman.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).
Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab ketika Ivan, Farisa dan Ibu Ivan berada di tempat Professor Rahman ditahan atas masalah yang di lakukan oleh Professor Rahman yang telah merekayasa hasil analisis foto-foto yang memfitnah Farisa sehingga membuat hati Farisa kecewa dan bersedih setelah mengetahui yang sebenarnya.
“Pernahkah Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air matanya. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).
Pada kutipan ini eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat rasa kecewa dan perasaan sedih yang dirasaakn Farisa setelah mengetahui bahwa foto-foto yang selama ini mengatakan foto itu adalah dirinya yang merupakan  hasil rekayasa yang dilakukan oleh Professor Rahman.
“Perutku sakit?” .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 193).
Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni sebab adalah Ivan makan dan minum terlalu banyak ketika menghabiskan menu sahur pertamanya di Mesir, sedangkan akibatnya ivan menjadi sakit perut.
c)      Simbol
Simbol merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi, misalnya warna merah putih melambangkan bendera Negara Indonesia, dan bahasa juga termasuk simbol terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana berpikir dan berasa.
Dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdapat jenis tanda atau lambang simbol . Jenis tanda atau lambang ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘sup shchi dan kashha’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia.
“Ada. Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Otec’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan untuk pangilan ayah dalam bahasa Rusia.
“Saya baik, Abbas.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Abbas’ yang digunakan untuk memanggil bapak  yang diberikan gelar kepada pimpinan biara atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir.
Oh My God! Kenapa kamu tak mau membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘Oh My God!’ yang merupakan kata-kata yang biasa diucapkan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan pada saat berbicara kepada orang lain yang juga merupakan sebagian orang berpendapat bahwasannya kata Oh My God adalah adalah bahasa gaul,
“Aku menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘menggeleng’ yang merupakan tanda  tidak  atas suatu jawaban yang diresponkan  terhadap sesuatu keputusan yang didengar oleh lawan bicara yang sudah merupakan kesepakatan bersama juga.
“Muslimah ? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘muslimah’ yang merupakan gelar orang Islam perempuan yang menjadi kesepakatan dalam bentuk pasangan kata gelar antara Muslim dan Muslimah yang sudah menjadi kesepakatan antara orang Islam.
“Iya. Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk agama kami?” 
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘berikrar’ yang digunakan oleh masyarakat yang merupakan kesepakatan yang digunakan oleh agam Kristen  untuk ‘berjanji dengan sungguh hati’ untuk memeluk agam yang diyakini.
“Silakan, Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 48).
Pengguna dalam simbol ini adalah ‘menjamu’ yang digunakan dalam suatu pertemuan yang dilakuka oleh masyarakat yang diajdikan sebagai simbol ‘menerima kedatangan dan menghidangkan makanan’.
“Aku mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘mengangguk’ yang merupakan tanda persetujuan terhadap sesuatu keputusan yang di dengar dari lawan bicara antara Farisa dan Ivan dalam cerita ini, dan sudah kesepakatan bersama dengan maksud setuju.
“Maafkan aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni penyesalan yang selalu berada diujung tindakan yang sudah terlanjur dilakukan, dan ditunjukkan dengan tundukan kepala yang menandakan penyesalan tersebut sebagai perenungan mengingat yang sudah terjadi. Simbol ‘menundukkan kepala’ sudah merupakan kesepakatan masyarakat yang mempunyai maksud menyesal karena perbuatannya.
“Lalu liontin salib di dadamu itu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).
Pada kutiapn di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘liontin salib’ yang digunakan oleh seseorang yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai lambang agama Kristen.
“Maklum, di Kairo traffic lights tidak difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur qahera.” 
( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 86).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘murur qahera’ yang merupakan petugas lalu-lintas Kairo yang sudah menjadi kesepakatan oleh orang-orang Mesir .
  ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol ikon ‘^_^’  yang merupakan gambar senyuman yang sudah mejadi kesepakatan.
“Jilbab di luar Timur Tengah.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).
Penggunaan simbol dalam hal ini adalah ‘jilbab’ yang diguanakn oleh perempuan untuk bepergian dan merupakan ‘kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada’ yang menjadi kesepakatan dan telah ditentukan oleh Agama Islam agar kaum perempuan menutup auratnya.
“Apa munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).
Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘puasa Ramadhan’ yang digunakan oleh umat Islam yang merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh semua umat Muslim yang ada di dunia selama menjalani Bulan Ramadhan selama 1 bulan penuhnya.
“Maksudmu yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).
Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘yatim piatu’ yang merupakan tanda kehidupan yang nyata yang berarti kehidupan yang dijalani tanpa adanya kedua orang tua yang utuh.
            Untuk lebih jelasnya jenis-jenis lambang yang terdiri dari ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhar Ali. Dapat dilihat pada tabel 04 berikut :
TABEL 04 HASIL ANALISIS JENIS TANDA ATAU LAMBANG YANG TERDAPAT DALAM NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO KARYA MAHMUD JAUHARI ALI.
Jenis Lambang
Kutipan Pendukung
Perlambangan
Makna
Ikon


















































































































































Indeks

















































































































































































Simbol
Langit Moskow tampak cantik bercahaya. Matahari jingga yang semburat masih enggan beringsut ke ujung barat. Goresan-goresan awan putih pun seperti larik-larik dalam bait cinta yang cerah memesona. Tapi
keterpesonaanku seketika lesap.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)





“’Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru.” .” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7)












“Ada. apa yang hendak Otec bicarakan?Akusiap mendengarkannya.”( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9)




“Saya baik, Abbas.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17)











Ummi rindu Ivan. Apa Ivan rindu Ummi?” .” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 128)







“Tidak usah panggil tuan. Panggil saja Ivan. Toh usi kita tidak jauh beda.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 51).




“Kamu tampak semakin sehat, Farisa. Aku senang melihatmu seperti ini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 56).




“Ada. Tunggu sebentar, Tuan. Akan saya panggilkan.”. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17)




“Ayo kuantar pulang, Angel.” kataku sedikit tegas. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).




“Bagaimana denganmu, Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 29)






“Tampaknya kita menemui jalan buntu. Tak ada lagi harapan besar bisa lepas dari kasus ini. Vedrov, aku pasrah saja. Aku serahkan saja kepada pihak berwajib. Biarlah semuanya berjalan sesuai hokum yang berlaku di sini.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 34)

“Terima kasih kawan. Mana Mikhail dan Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 34)



“Terima kasih kawan. Mana Mikhail dan Viktor?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 34)


“ Tim dokter harus mendapat persetujuan dulu dari pihak keluarga wanita itu. Operasi tanpa persetujuan keluarga pasien, resikonya sangat besar. Jika gagal, pihak rumah sakit yang akan disalahkan.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 28)



“Polisi?Di mana?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 33)





Biarkan saja dia seperti itu, Mizar. Urusi saja dirimu sendiri.” tahanan yang ini lebih sopan. Kelihatannya dia orang bijak.  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36)


“Lalu?”  ucap tahanan yang bernama Naser(Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37)





“Dia adik saya.”jawabnya singkat, “Zaima, kenalkan. Ini tuan Ivan.”ucapnya kepada wanita yang sedang duduk tepat di samping kanannya. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 50).
“Tapi, hasil analisisnya menyatakan itu asli, Farisa! Profesor Rahman adalah seorang pakar telematika terkemuka di negeri ini. Tak mungkin analisisnya salah.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 159).



“Mungkin soal ujian yang kamu katakan ada benarnya. Tapi, di luar itu aku melihat banyak kejanggalan-kejanggalan dalam Islam.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 69).










Baiklah. Ini darurat. Tapi ingat ! dalm hal ini, Anda bertanggung-jawab penuh atas izin operasi yang akan kami lakukan.” .  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 30).











“Hei! Tidurlah! Pusing kepalaku melihatmu mondar-mandir tidak jelas sperti itu!” hardik salah seorang tahanan di sini denga ganas. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 36).












“Ayo minum lagi.” ajaknya. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 82).

“Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).

“Kamu benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).

“Kamu benar-benar tampan.” lalu dia memelukku dan memuntahkan cairan dari mulutnya ke dadaku. “Kamu sangat tampan.” katanya di bawah pengaruh alkohol. ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 83).

“Diskusi yang kita lakukan secara langsung membuatku semangat hidup. Dan semangat itu sangat baik untuk penyembuhan jasmaniahku.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 90).












“Wanita Kairo kurang bisa dipercaya soal cinta.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 101).














Lamar  saja wanita itu. Lalu kalian menikah. Itu lebih baik daripada mengulur-ngulur waktu, Ivan. Dan itu saran dari nuraniku.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 143).












Kamu puasa kan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 160).










“Bagiku, agam Islam terlalu kaku. Membuat pemeluknya susah untuk maju dalam hal apa pun.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 161).






“B”  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 169).














“Saya tak bisa mengeluarkan kata-kata selain kecewa.” ucapnya kepada Profesor Rahman.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).
















“Pernahkah Professor berpikir, bagaimana perasaan saya akibat foto-foto itu? Saya sangat menderita berat. Dan itu sangat menyakitkan.” Farisa kemudia menyeka air matanya. .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 185).









“Perutku sakit?” .  (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 193).










Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru. (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 7).








“Ada. Apa yang hendak Otec bicarakan? Aku sia mendengarkannya.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 9).






“Saya baik, Abbas.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 17).









Oh My God! Kenapa kamu tak mau membantuku, Angel?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 32).













“Aku menggeleng.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 37).











“Muslimah ? Siapa dia?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 44).











“Iya. Semua pendeta memang baik, Ivan. O iya, kapan kamu akan berikrar memeluk agama kami?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 46).








“Silakan, Tuan. Dan, maafkan saya tak bisa menjamu Anda dengan baik.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 48).
“Aku mengangguk.” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).






“Maafkan aku telah menabrakmu.” aku langsung menundukkan ke palaku di hadapannya.  ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 52).









“Lalu liontin salib di dadamu itu?” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 57).







“Maklum, di Kairo traffic lights tidak difungsikan alias mati. Yang ada hanyalah murur qahera.”






  ^_^ “( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 96).





“Jilbab di luar Timur Tengah.” (Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 121).














“Apa munurutmu tentang puasa Ramadhan?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 125).










“Maksudmu yatim piatu?” ( Mahmud Jauhari Ali, 2012 : 177).

/Perasaan yang mewakili kekhawatiran perasaan yang gelisah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada diri seseorang tokoh utama Ivan /






Sup dan bubur .
















Tokoh Ayah







Gelar yang berarti bapak









Panggilan untuk ibu.









/Ivan/





/Farisa/





/Penjaga Gereja/





/Angelina/





/Viktor/






/Vedrov/






/Mikhail/





/Viktor/



/Dokter/








/Polisi/





/Mizar/





/Naser/





/Zaima/




/Professor Rahman/














Kutipan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yang terjadi karena perasaan yang mewakili kekhawatiran perasaan yang gelisah dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi pada diri seseorang tokoh utama Ivan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.

Kutipan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon  adalah nama sup shchi, jenis makanan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama sup khas Rusia yang bahan dasarnya kubis dan bawang bombai, sedangkan kasha menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni bubur ala Rusia yang biasa di makan oleh orang-orang Rusia.

Kutipan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon  adalah nama gelar yang disandang oleh orang Rusia untuk nama panggilan untuk ayah dalam bahasa Rusia.


Kutipan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon  adalah berupa nama gelar yang disandang dan diberikan kepada pimpinan biara atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir.


Kutipan yang menunjukkan jenis tanda atau lambang ikon  adalah nama yang disandang untuk gelar panggilan seorang ibu oleh anaknya yang digunakan di Mesir.




Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang dalam tokoh utama di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.


Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.


Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.

Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.
Kutipan menujukkan jenis tanda atau lambang ikon yakni berupa nama yang disandang yang merupakan tokoh tambahan di dalam cerita.



Kutipan yang termasuk ke dalam indeks yakni terjadinya kedekatan eksistensi atau sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu perdebatan dalam selarik kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama Islam,  akibatnya terjadilah diskusi tentang kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab karena dalam keadaan darurat di mana korban kecelakaan yang ditabrak oleh Ivan harus segera di operasi sehingga dokter yang menangani pelaksanaan operasi meminta Ivan bertanggung jawab atas izin operasi yang di lakukan oleh pihak rumah sakit sehingga tidak menimbulkan masalah besar nantinya.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Ivan yang berusaha untuk manghangatkan badan dengan berjalan ke sana dan kemari dengan mondar-mandir sedangkan yang menjadi akibatnya adalah salah seorang tahanan yang bernama Mizar menghardiknya dan meminta Ivan untuk segera tidur.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab Angelina yang tampak menikmati sekali saat meneguk sampanye pada saat acara makan malam pertama Ivan bersama seorang wanita muda pemeluk Kristen Katolik Ortodoks yang mengakibatkan sesuatu yang yang membuat Angelina mabuk berat sehingga berkata yang tidak-tidak sambil meracau dalam kedaan setengah sadar.




Pada kutipan di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah karena adanya diskusi yang terjadi antara Ivan dan Farisa tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di dalam Islam dan akibatnya adalah membuat semangat hidupa yang baik untuk jasmaniah khsususnya untuk Farisa sendiri.

Kutipan di atas termasuk indeks yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah masa lalu pahit yang di alami dan dirasakan oleh ayah Ivan dalam mempertahankan pernikahannya dengan istrinya yang tak lain adalah Ibu Ivan, akibatnya adalah ayah Ivan melarang dan meminta Ivan untuk tidak mencari wanita Mesir kecuali Orang Rusia.

Kutipan di atas termasuk indek yang merupakan hubungan sebab-akibat, sebab dalam kutipan ini adalah kekhawatiran Angelina terhadap Farisa yang bisa kapan saja dilukai oleh ayah Ivan atas perkataan yang dikatakannya yang akan mencoba menjauhkan Ivan dari gadis berjilbab lebar sehingga bisa membuat hati Farisa terluka dan menjauhi Ivan.

Pada kutipan di atas eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Ivan kepada Ivan yang yang membuat Ibu marah dan dan tidak menyangak atas jawaban yang diucapkan oleh anaknya Ivan.

Kutipan di atas termasuk indeks yakni anggapan Ivan terhadap agam Islam yang menurutnya banyak terdapat kejanggalan-kejanggalan sehinnga membuat dia lebih tertarik dengan agam Kristen.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab setelah Farisa tahu bahwa Abbas Williams sakit dan harus dioperasi sedangkan persedian darah di rumah sakit sedang kosong, sedangkan yang menjadi akibatnya adalah Fariasa bersedia untuk mendonorkan darahnya untuk membantu pelaksanaan operasi Abbas Williams.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni pada sebab ketika Ivan, Farisa dan Ibu Ivan berada di tempat Professor Rahman ditahan atas masalah yang di lakukan oleh Professor Rahman yang telah merekayasa hasil analisis foto-foto yang memfitnah Farisa sehingga membuat hati Farisa kecewa dan bersedih setelah mengetahui yang sebenarnya.



Pada kutipan ini eksistensi yang terdapat dalam kutipan di atas adalah akibat rasa kecewa dan perasaan sedih yang dirasaakn Farisa setelah mengetahui bahwa foto-foto yang selama ini mengatakan foto itu adalah dirinya yang merupakan  hasil rekayasa yang dilakukan oleh Professor Rahman.

Pada kutipan di atas yang termasuk indeks yakni sebab adalah Ivan makan dan minum terlalu banyak ketika menghabiskan menu sahur pertamanya di Mesir, sedangkan akibatnya ivan menjadi sakit perut.


Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘sup shchi dan kashha’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia.

Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Otec’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan untuk pangilan ayah dalam bahasa Rusia.

Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘Abbas’ yang digunakan untuk memanggil bapak  yang diberikan gelar kepada pimpinan biara atau diberikan kepada rohaniawan yang bukan pimpinan biara di Mesir.

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘Oh My God!’ yang merupakan kata-kata yang biasa diucapkan dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan pada saat berbicara kepada orang lain yang juga merupakan sebagian orang berpendapat bahwasannya kata Oh My God adalah adalah bahasa gaul,

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘menggeleng’ yang merupakan tanda  tidak  atas suatu jawaban yang diresponkan  terhadap sesuatu keputusan yang didengar oleh lawan bicara yang sudah merupakan kesepakatan bersama juga.

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘muslimah’ yang merupakan gelar orang Islam perempuan yang menjadi kesepakatan dalam bentuk pasangan kata gelar antara Muslim dan Muslimah yang sudah menjadi kesepakatan antara orang Islam.

Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘berikrar’ yang digunakan oleh masyarakat yang merupakan kesepakatan yang digunakan oleh agam Kristen  untuk ‘berjanji dengan sungguh hati’ untuk memeluk agam yang diyakini.

Pengguna dalam simbol ini adalah ‘menjamu’ yang digunakan dalam suatu pertemuan yang dilakuka oleh masyarakat yang diajdikan sebagai simbol ‘menerima kedatangan dan menghidangkan makanan’.

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘mengangguk’ yang merupakan tanda persetujuan terhadap sesuatu keputusan yang di dengar dari lawan bicara antara Farisa dan Ivan dalam cerita ini, dan sudah kesepakatan bersama dengan maksud setuju.

Pada kutiapn di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘liontin salib’ yang digunakan oleh seseorang yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai lambang agama Kristen.

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘murur qahera’ yang merupakan petugas lalu-lintas Kairo yang sudah menjadi kesepakatan oleh orang-orang Mesir .

Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol ikon ‘^_^’  yang merupakan gambar senyuman yang sudah mejadi kesepakatan.

Penggunaan simbol dalam hal ini adalah ‘jilbab’ yang diguanakn oleh perempuan untuk bepergian dan merupakan ‘kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada’ yang menjadi kesepakatan dan telah ditentukan oleh Agama Islam agar kaum perempuan menutup auratnya.

Pada kutipan di atas terdapat penggunaan simbol yakni ‘puasa Ramadhan’ yang digunakan oleh umat Islam yang merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh semua umat Muslim yang ada di dunia selama menjalani Bulan Ramadhan selama 1 bulan penuhnya.

Penggunaan simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah ‘yatim piatu’ yang merupakan tanda kehidupan yang nyata yang berarti kehidupan yang dijalani tanpa adanya kedua orang tua yang utuh.


2.4            Interpretasi Data
Berdasarkan analisis data, maka selanjutnya dapat dilakukan interpretasi data untuk memberikan penggambaran mengenai kajian semiotic dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali. Kajian semiotik merupakan pembahasan mengenai tanda atau lambang yang ada dalam suatu karya sastra, di sini penulis mengambil sebuah karya sastra yakni novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali yang ditebitkan tahun 2012 oleh Araska, dalam novel ini menceritakan kisah seorang pemuda yang bernama Ivan Mustova yang merupakan seorang alumnus Universitas Imeni M.V. Lomonosova. Rusia yang mendpatkan tugas menjadi seorang tenaga ahli di cbang Lukoil Mesir. Hatinya begitu ragu, tapi apa boleh buat tugas tetaplah tugas yang harus dan wajib dipertanggungjawabkan. Dan di bendara Domodedovo dia bertemu seorang wanita yang terlihat anggun yang membuat jiwa lelakinya yang berdarah Rusia dan Mesir itu bergetar oleh seorang lawan jenisnya. Seperti ada magnet yang menariknya kuat pada wanita itu. Sementara di Kairo,  ada seorang wanita muda pemeluk agama Kristen Katolik Ortodoks yang taat menunggu cintanya dengan Sabar. Novel yang termasuk novel detektif ini dalam setiap alur yang mengalir dalam cerita ini bermula dari pertemuan yang terjadi antara Ivan dan Farisa di bandara Domodedovo samapai mereka hidup bahagia, banyak terdapat tanda atau lambang serta sistem budaya yang dipakai dalam setiap apa yang dilakukan oleh tokoh cerita, dan hal tersebut merupakan kajian semiotik yang dibahas pada penelitian ini. 
Tokoh tambahan terdiri dari Farisa yang merupakan gadis Mesir impian Ivan, orang tua Ivan yang memiliki perbedaan watak, yakni ayah Ivan memiliki watak yang keras, watak ini dapat dibuktikan dari sikapnya yang berbeda ketika Ivan menyukai Farisa yang merupakan gadis Mesir, ia pun langsung melarang anaknya Ivan untuk tidak berhubungan dengan Farisa, sedangkan ibu Ivan memiliki watak yang penyayang, ramah dan perhatian terhadap anaknya untuk tetap memberikan mendukung agar Ivan segera menikah dengan Farisa gadis Mesir yang baik dan ramah tersebut, selain ito tokoh tambahan dalam cerita ini adalah Farisa, Penjaga gereja, Angelina, Viktor, Vedrof, Mikhail, Dokter, Polisi, Tahanan I (Mizar), Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, bibi Farisa  dan paman Farisa.
Adapun jenis tanda atau lambang yang digunakan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali terdiri dari ikon, indeks, dan simbol contohnya jenis tanda atau lambang berupa ikon nama yang disandang di dalam cerita, dan nama sup khas Rusia dan bubur ala Rusia yang menjadi makanan di Mesir. 
Jenis tanda atau lambang yang berupa indeks yang terjadi adanya hubungan eksistensi atau sebab akibat antara Ivan dan Farisa dalam suatu perdebatan dalam selarik kejanggalan yang dilihat oleh Ivan di dalam agama Islam,  akibatnya terjadilah diskusi tentang kata-kata Ivan tentang kejanggalan-kejanggalan dalam agama Islam. Jenis lambang atau tanda yang berupa simbol yang merupakan konvensi atau kesepakatan yang sudah ada sebelumnya, misalnya kutipan yang ada dalam novel ini di antaranya adalah “  Sup shchi dan kasha yang tadi kumakan dengan lahap pun teronggok begitu saja di atas meja sewarna langit biru”. Simbol yang terdapat dalam kutipan ini adalah simbol ‘sup shchi dan kashha’ yang digunakan oleh masyarakat Mesir yang merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai nama makanan sup khas Rusia dan bubur ala Rusia.  Selain itu sistem kebudayaan yang dipakai dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali adalah tradisi budaya kebiasaan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu pertemua keluarga antara pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk menetapkan kapan dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan melayani pihak lai-laki dengan sebaik-baiknnya dengan sopan yang kita dapati pada pelaksanaan pertemuan antara ayah ivan dan ibu Ivan kepada pihak keluarga Farisa yaitu Paman dan bibinya.
BAB  III KESIMPULAN
Hasil analisa data penelitian dapatlah penulis kemukakan kesimpulan penelitian yakni lambang-lambang yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali yakni terdiri dari penokohan yang terdiri dari tokoh dan perwatakan serta sistem kebudayaan yang dipakai dalam novel ini. Adapun tokoh cerita terdiri dari Ivan Mustova sebagai tokoh utama yang memiliki watak tidak teguh pada pendiriannya di dalam agama yang diyakininya, selain itu terdapat tokoh tambahan yang yakni Farisa, gadis yang dicintai oleh Ivan, Penjaga gereja, Angelina seorang wanita pemeluk agama Kristen Koptik, Viktor, Vedrof, Mikhail yang merupakan teman-teman Ivan, Dokter yang memiliki watak penolong dalam menangani proses operasi yang terjadi pada Farisa dan Abbas Williams, Polisi, Tahanan I (Mizar), Tahanan II (Naser), Zaima, Professor Rahman, bibi Farisa  dan paman Farisa. 
            Lambang sistem budaya yang digunakan dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali adalah kebudayan yang memakai tradisi kehidupan dan nikah kawin yang terlihat pada kebiasaan kebiasaan sebelum melakukan pernikahan diadakan terlebih dahulu pertemua keluarga antara pihak laki-laki dan pihak perempuan untuk menetapkan kapan dilaksanakannya acara pernikahan akan dilaksanakan, dan kemudia pihak perempuan menlayani pihak lai-laki dengan sebaiik-baiknnya dengan sopan.
            Jenis tanda atau lambang yang digunakan dalm novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jahuhari Ali ini terdiri dari ikon, indeks, dan simbol, dan jenis tanda atau lambang yang banyak dijumapi dalam realitas kehidupan kita sehingga cerita ini lebih mendekati realitas hidup yang menarik.

BAB IV HAMBATAN DAN SARAN
4.1  Hambatan
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut penulis rasakan pada saat mengkaji dan melakukan analisis data. Hambatan-hambatan tersebut yakni sebagai berikut :
1.      Penulis merasa kesulitan dalam menentukan arti perlambangan yang terdapat dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.
2.      Penulis merasa kesulitan mendapatkan referesnsi buku yang secara terperinci berkaitan dengan kajian semiotik yang dibahas oleh peneliti

4.2  Saran
Saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam proses belajar-mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, tujuannya agar mengetahui cara menganalisis karya sastra dengan pendekatan semiotik.
2.      Penelitian lanjutan dapat meneliti masalah yang belum diteliti dalam penelitian ini, seperti kajian intertekstual dalam novel Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo karya Mahmud Jauhari Ali.

DAFTAR PUSTAKA
Pradopo, Rachmat Djoko, 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra : Teori dan Terapan. Padang : Yayasan Citra Budaya Indonesia.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Djojosuroto, Kinayati dan M. L.A Sumaryati. 2010. Prinsip - Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung : Nuansa.
Efriliana Putri, Tantri. 2010. Skripsi “ Analisis Smiotik Syair Surat Kapal dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Melayu Rengat Inderagiri Hulu”. Universitas Islam Riau.
Endaswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Epistomologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Jakarta : Caps.
Guntur Tarigan, Henry. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
Hamidy, UU. 1983. Pembahasan Karya Fiksi dan Puisi. Pekanbaru : Bumi Pustaka.
                        . 2003. Metodologi Penelitian Disiplin Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya. Pekanbaru : Bilik Kreatif Press.
                        . 2004. Jagad Melayu dalam Lintasan Budaya Di Riau. Pekanbaru : Bilik Kreatif Press.
                        . 2008. Dunia Melayu dalam Novel Bulang Cahaya dan Kumpulan Sajak Tempuling. Pekanbaru : Yayasan Sagang.
                        . 2009. Kebudayaan Sebagai Amanah Tuhan. Pekanbaru : UIR Press.
Hardjana, Andre. 1983. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta : PT Gramedia.
Jauhari Ali, Mahmud. 2012. Sebait Cinta Di Bawah Langit Kairo. Yogyakarta : Araska.
Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra : Sebuah Pengantar. Jakarta : Gramedia.
Ishaq, Isjoni. 2002. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Pekanbaru : UNRI Press.
Kurtha Ratna, Nyoman. 2006. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kurniati, Eti. 2004. Skripsi. “ Kajian Semiotik dalam Roman Hempasan Gelombang Taufik Ikram Jamil”. Universitas Islam Riau.
Laelasari. 2008. Kamus Istilah Sastra. Bandung : Nuansa Aulia.
Helfilesi, Rini. 2012. Skripsi. “ Kajian Semiotik dalam Roman Mencari Pencuri Anak Perawan Soeman HS”. Universitas Islam Riau.
Ma. Jabbar, Fakhrunnas. 1998. Bukan Pencuri Anak Perawan Sebuah Ortobiografi Soeman HS. Pekanbaru : Pemerintah Daerah Tingkat Propinsi Riau.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Parera, JD. 2004. Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana Prinsip – Prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung  Yrama Widya.
Thomas, M. 2006. Penuntun Membuat Thesis, Skripsi, Disertasi, dan Makalah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Zulkifli, Encik. 2004. Adat Perkawinan dan Pakaian Tradisional Masyarakat Melayu Kota Pekanbaru. Pekanbaru.



0 komentar:

Posting Komentar